7 Bahaya Demam Berdarah Pada Anak yang Wajib Diketahui

Di musim penghujan dan pancaroba biasanya nyamuk banyak berkembangbiak. Di musim tersebut, banyak genangan air. Akibatnya, penyakit seperti demam denggi berdarah, demam kuning, dan demam malaria yang dibawa oleh nyamuk merajalela.

Penyakit demam dengue pada anak masih menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Sampai-sampai demam sedikit saja, orang tua langsung panik dan meminta dokter untuk cek darah. Mereka khawatir dengan bahaya demam berdarah pada anak.

Berdasarkan hal di atas, maka orang tidak dan orang-orang di sekitar anak hendaknya mengetahui tanda demam berdarah anak. Ini dimaksudkan agar ketika demam panas orang tua tidak mudah panik dan dapat memberikan pertolongan pertama jika ternyata anak terserang demam berdarah.

Jika hal di atas tidak segera ditangani dengan pertolongan pertama seperti obat penurun panas badan apotek seperti Sanmol, obat herbal anak demam tinggi, kompres penurun panas, banyak konsumsi cairan, dan konsultasi ke dokter, maka bahaya dapat mengancam. Bahaya demam berdarah pada anak sama dengan bahaya demam berdarah pada orang dewasa maupun pada bayi, seperti diuraikan di bawah ini.

1. Penurunan Trombosit

Penurunan trombosit sampai level bawah hal yang pertama terdeteksi dan terjadi pada fase demam berdarah. Penurunan trombosit atau trombositopenia ini menyebabkan tekanan darah ikut menurun sehingga anak lemas. Mengiringi penurunan trombosit adalah kekebalan tubuh yang ikut menurun. Pertanda bahwa tubuh telah maksimal melakukan perlawanan.

2. Kebocoran Pembuluh Darah

Karena trombosit menurun, pembuluh darah menyempit. Telah disebutkan, akibatnya tekanan darah ikut menurun. Di beberapa tempat terjadi penumpukan sel darah yang tidak mengalir dengan baik. Trombosit yang bekerja sebagai keping darah untuk pembekuan dan penutup luka tidak ada. Kondisi demikian menyebabkan kebocoran pembuluh darah. Pendarahan internal terjadi di beberapa organ tubuh seperti paru-paru dan saluran pencernaan.

3. Darah Keluar

Kebocoran pembuluh darah mengindikasikan bahwa pasien demam berdarah mulai mengalami fase kritis demam berdarah dengue shock syndrome. Kebocoran pembuluh darah yang ditandai pendarahan internal, tidak lama akan diikuti pendarahan eksternal. Pendarahan ekseternal yang terlihat dengan darah yang keluar dari hidung, muntah, telinga, dan sebagainya. Kondisi darah keluar sudah mewajibkan pasien dibawa ke dokter dan mengalami perawatan di sana. Meskipun tidak ada obat demam berdarah, namun pemenuhan cairan tubuh di rumah sakit akan lebih terjamin agar pasien melewati masa kritis dengan baik.

4. Kekurangan Darah

Kekurangan darah terjadi ketika tubuh mulai mengalami pendarahan. Di saat seperti ini pertolongan keluarga besar sangat dibutuhkan, karena biasanya transfusi darah dari keluarga lebih mungkin mendapatkan kecocokan dengan mudah dan mudah juga mendapatkan donor.

5. Kematian

Semua orang tidak mengharapkan kematian pada anaknya. Tetapi, bahaya demam berdarah pada anak yang terbesar adalah kematian. Kematian menjadi puncak bahaya yang telah disebutkan sebelumnya. Oleh karena itu, mencegah demam berdarah dengan vaksinasi DBD dan mencegah dengan 3M akan lebih baik.

6. Menular

Bahaya yang juga harus diwaspadai dari demam berdarah anak adalah menular. Nyamuk betina Aedes aegephty dapat menggigit orang yang sakti dan menularkannya pada orang sakit. Ketika ada satu orang sakit di lingkungan, maka harus dilakukan pencegahan segera di lingkungan sekitarnya.

7. Berulang

Demam berdarah tidak seperti demam campak sekali seumur hidup. Demam virus berdarah lebih mirip dengan demam thypoid, demam flu pada anak, dan demam batuk pilek pada anak yang berulang. Dan umumnya pengulangan akan melipatkan tingkat keparahan karena imunitas tubuh sudah menurun.

Sekian posting tentang bahaya demam berdarah yang harus kita semua waspadai. Semoga bermanfaat. Salam sehat!