Bahaya Kejang Demam Pada Anak yang Wajib Diwaspadai

Pada dasarnya, demam panas menjadi pertanda bahwa fungsi imunitas tubuh terjaga dengan baik.  Demam menjadi pertanda bahwa ada ketidaknormalan dalam tubuh, misalnya demam infeksi.  Namun, demam pada anak membuat orang tua dan pendamping atau pengasuh sangat khawatir.  Apalagi demam tinggi sering diikuti kejang demam.

Bahaya kejang demam pada anak sering menjadi pertanyaan besar pada orang tua dengan anak yang mengalaminya.  Ini dikarenakan banyak orang mengatakan bahwa kejang demam menyebabkan kerusakan otak.  Ciri anak kejang karena demam mata mendelik atau berkedip-kedip dengan cepat, tangan dan kaki kaku, disertai kondisi tidak sadar membuat orang tua takut.

Benarkah demikian?  Memang benar bahwa bahaya kejang demam pada anak terbesar adalah kerusakan otak atau mempunyai pengaruh kejang demam terhadap kecerdasan anak.   Kerusakan otak terjadi akibat selama kejang Oksigen tidak mengalir ke dalam otak selama beberapa saat atau berulang-ulang.  Tidak adanya Oksigen yang mengalir ke otak membuat fungsi otak menurun.  Anak yang tadinya sudah tumbuh dengan baik dapat kembali menjadi tidak bisa apa-apa.  Anak yang awalnya pandai, dapat menjadi terlambat perkembangannya.

Meskipun bahaya kejang demam seperti disebutkan di atas, tidak semua menyebabkan demikian.  Bahaya kejang demam terjadi jika :

1. Kejang Demam Lebih dari 15 Menit

Kejang demam yang normal karena suhu tubuh meningkat hanya sekitar 5 menit.  Jika kejang demam berlangsung lebih dari itu atau sampai 15 menit lebih, maka otak terlalu lama tidak teraliri Oksigen yang dibutuhkannya.

2. Kejang Berulang

Kejang demam tidak dapat diprediksi datangnya.  Ada demam anak sampai40 derajat celcius tidak mengalami apapun.  Tetapi bayi demam saat tumbuh gigi dengan suhu badan 38 derajat celcius dapat mengalami kejang demam.

Kejang yang terjadi karena demam hanya satu kali selama periode demam.  Contoh demam batuk pilek pada anak, hanya mengalami satu kali kejang.  Tidak berulang-ulang yang menyebabkan otak menjadi rusak.

3. Anak Tertidur

Setelah atau saat kejang anak tertidur juga menandakan bahwa apa yang dialaminya dapat berbahaya.  Tidur merupakan pertanda bahwa seluruh fungsi tubuh termasuk otak menurun.

4. Usai Anak Lebih dari 5 Tahun

Pada suhu berapa seorang anak dapat mengalami kejang tidak diketahui secara pasti.  Anak dengan riwayat keluarga ada yang pernah mengalami kejang demam kemungkinan akan mengalaminya.  Usia anak penderita kejang demam adalah 6 bulan sampai 5 tahun.  Biasanya di usia 3 tahun, kejang sudah mulai jarang dialami.  Bahaya harus diwaspadai jika kejang demam pada anak di atas 5 tahun.

Berdasarkan 4 hal di atas, maka sebaiknya orang tua atau pendamping segara membawa anak ke dokter jika mengalaminya.  Penyebab kejang demam berbahaya dapat karena demam infeksi radang selaput otak atau Meningitis dan demam virus Ensefalitis atau radang otak.   Sementara untuk mencegah kejang demam, maka ketika suhu badan terasa mulai meningkat maka dapat dilakukan :

  • Mengukur suhu tubuh secara teratur dengan thermometer
  • Memberi banyak minum cairan agar tidak dehidrasi.  Anak yang dehidrasi dapat meningkat suhu tubuhnya dan berbahaya.
  • Kompres penurun panas yang benar dengan air hangat atau jika ingin praktis dapat menggunakan plester kompres demamuntuk anak.
  • Mandi air hangat
  • Obat penurun panas badan yang aman, seperti merek Sanmol
  • Melakukan berbagai cara untuk menurunkan panas tubuh

Sementara jika anak kejang demam, orang tua tidak perlu panik.  Penanganan kejang demam pada anak di rumah dapat dilakukan:

  1. Menjauhkan anak dari alat-alat listrik dan benda pecah belah
  2. Anak direbahkan dengan posisi kepala lebih tinggi dan miring, agar jika muntah tidak masuk jalan pernapasan.
  3. Tidak perlu memasukkan benda ke dalam mulutnya
  4. Melonggarkan semua pakaian.
  5. Memberi obat kejang (biasanya diberikan oleh dokter jika anak mempunyai riwayat kejang).
  6. Terus mengamati perkembangan anak.

Sekian artikel tentang bahaya kejang demam pada anak.  Suatu hal yang wajib diketahui dan dapat dicegah sejak dini.  Semoga bermanfaat dan salam sehat selalu!