Apakah Ibu Hamil yang Demam Bisa Menyebabkan Keguguran?

Demam seringkali dianggap orang sebagai penyakit yang sudah biasa terjadi. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku selama masa kehamilan. Demam yang terjadi ketika ibu dalam masa kehamilan bisa menjadi pertanda serius yang harus diwaspadai bahkan banyak berita yang beredar jika demam bisa menyebabkan keguguran. Namun, apakah hal tersebut memang benar dan bagaimana penjelasan selengkapnya menurut para ahli?, berikut kami berikan ulasan selengkapnya untuk anda.

Apakah Berbahaya Demam Saat Hamil?

Demam panas adalah kondisi dimana suhu tubuh meningkat melebihi suhu normal tubuh manusia yakni antara 36.5 hingga 37.5 derajat celcuys. Demam menjadi gejala dari sebuah penyakit yang mengartikan demam terjadi karena faktor sebagai mekanisme pertahanan tubuh. Demam umumnya terjadi karena peradangan atau bisa juga serangan bakteri, parasit atau virus penyebab demam.

Gejala demam yang terjadi selama kehamilan menjadi salah satu tanda bahaya selama masa kehamilan tersebut. Seorang ibu bisa dikatakan demam jika panas tubuh sudah melebihi 38 derajat celcius dan demam tinggi tersebut bisa menjadi gejala dari infeksi kehamilan.

Oleh karena demam yang terjadi selama masa kehamilan merupakan tanda berbahaya, maka demam harus segera ditangani dengan serius sebab hal paling buruk yang bisa terjadi adalah demam bisa menyebabkan keguguran.

Kenapa Keguguran Bisa Terjadi?

Dari berbagai hasil penelitian yang sudah dilakukan seperti penelitian dari Universitas John Hpkins, hipertermia atau temperatur tubuh yang terlalu panas bisa mengakibatkan keguguran sekaligus meningkatkan risiko kerusakan tabung saraf janin sehingga janin gagal untuk berkembang dan keguguran terjadi.

Tabung saraf sendiri merupakan struktur embrio yang kemudian akan berkembang menjadi otak, sumsum tulang belakang dan juga jaringan yang menyertai bayi. Tabung saraf umumnya terbentuk di awal masa kehamilan dan akan menutup di hari ke-28 sesudah pembuahan terjadi.

Demam saat hamil 8 bulan atau masa kehamilan lainnya bisa membuat tabung saraf rusak atau disebut juga dengan spina bifida. Selain itu, demam yang terjadi selama masa kehamilan juga bisa berpengaruh terhadap masalah perkembangan anak dari hasil studi yang dilakukan Journal of Autism and Developmental Disorder dimana ditemukan kaitan antara demam selama hamil yang bisa meningkatkan risiko autisme pada anak.

Penyebab Demam Saat Kehamilan

Infeksi virus dan bakteri menjadi penyebab demam pada ibu hamil yang paling umum terjadi. Infeksi virus akan lebih berbahaya jika dibandingkan dengan infeksi bakteri sebab bisa mengakibatkan risiko cacat dan janin meninggal dalam kandungan lebih tinggi. Akan tetapi, tidak berarti infeksi bakteri dianggap sebelah mata karena tetap bisa menimbulkan bahaya.

  1. Infeksi Virus dan Bakteri

Untuk kasus infeksi karena virus toxoplasma, rubella, cytomegalovirus dan herpes atau TORCH maka bisa mengakibatkan kelainan pada jantung,otak, pendengaran, penglihatan dan juga kelainan pada struktur tubuh. Sedangkan untuk infeksi saluran kencing dan juga penyakit kelamin yang terjadi karena bakteri bisa menyebar hingga ke kandungan secara langsung atau dari sirkulasi darah.

Infeksi saluran kencing karena bakteri e.coli, p.mirabilis, streptoccocus dan juga staphyloccocus saprophyticus atau penyakit kelamin karena bakteri neisseria gonorrhoeae, clamydia trachomatis dan gardnerella vaginalis juga bisa menyebar hingga ke kandungan secara langsung atau dari peredaran darah yang juga bisa naik menyebar ke kandungan secara langsung atau lewat sirkulasi darah. Jika tidak segera mendapat penanganan yang tepat, maka keguguran atau kelahiran prematur bisa terjadi. 

  1. Perubahan Suhu

Dalam sebuah studi menyebutkan jika suhu tubuh selama hamil yang sering berubah atau meningkat di awal kehamilan atau demam hamil muda, maka meningkatkan risiko janin terlahir cacat seperti perkembangan otak tidak maksimal atau hambatan perkembangan tulang belakang.

Spina bifida dan juga anensefalus menjadi jenis neural tube defect [NTD] yang sangat sering terjadi. Spina bifida merupakan kondisi kolum tulang belakang yang tidak tertutup sempurna dan umumnya kejadian tersebut bisa bertahan hingga anak tumbuh dewasa. 

  1. Kurang Asam Folat

Anensefalus atau tulang tengkorak yang tidak tertutup sempurna yang menimpa bayi umumnya akan terjadi ketika bayi terlahir yang kemudian meninggal dunia. Selain karena perubahan suhu, NTD ini juga bisa terjadi ketika ibu kekurangan asupan asam folat selama hamil dan terlalu banyak menghirup asap rokok.