6 Penyebab Demam dan Menggigil Selama Kehamilan

Ketika sedang dalam masa kehamilan, maka berbagai penyakit semakin mudah menyerang sebab secara alami sistem kekebalan tubuh semakin ditekan. Namun, ada beberapa kondisi lebih serius yang berhubungan dengan kehamilan yang juga bisa menyebabkan beberapa gejala dan beberapa diantaranya bisa sangat berbahaya. Berikut ini, kami akan jelaskan beberapa penyebab demam dan menggigil selama kehamilan paling umum yang harus diwaspadai.

1. Infeksi Saluran Kemih

Sampai 10 persen ibu hamil akan mengalami infeksi saluran kemih atau ISK pada beberapa titik selama kehamilan dan ini menjadi salah satu penyebab demam pada ibu hamil. Sistem saluran kemih meliputi uretra, kandung kemih, ureter serta ginjal. Infeksi bisa terjadi pada saat bakteri masuk dalam sistem dan berkembang biak.

Sebagian besar ISK merupakan infeksi kandung kemih dan tidak akan serius jika segera diatasi dengan antibiotik dan banyak cairan. Namun jika tidak diatasi, maka bisa menyebar ke ginjal dan menyebabkan banyak komplikasi termasuk persalinan prematur, bayi terlahir dengan berat badan rendah serta sepsis. Beberapa ISK tidak menunjukkan gejala, namun sebagian lagi juga menimbulkan gejala sepreti keinginan buang air kecil yang kuat, sensasi terbakar ketika buang air kecil, demam, kedinginan, terdapat darah dalam urin dan nyeri panggul.

2. Influenza

Penyebab demam dan menggigil selama kehamilan berikutnya adalah influenza. Mungkin, anda pernah mengalami gejala demam, menggigil, mual dan mntah serta batuk ketika sedang mengalami flu. Wanita hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena flu sebab sistem kekebalan tubuh yang sedang menurun.

Jika hal ini terjadi, segera hubungi dokter dan mungkin anda akan direkomendasikan untuk istirahat dan minum banyak cairan bersamaan dengan pemberian obat antivirus untuk mempersingkat rentang gejala sekaligus mencegah komplikasi serius.

3. Infeksi Saluran Penafasan Atas

Kita semua pernah menderita infeksi virus pada saluran pernapasan atas alias pilek yang meliputi sinus, saluran hidung, faring dan juga laring. Infeksi saluran pernafasan atas memang tidak seserius flu dan biasanya hanya berlangsung antara 3 hingga 14 hari dan bisa diatasi dengan pengobatan rumahan.

Namun jika anda masih sakit sesudah beberapa hari disertai demam berkepanjangan dan menggigil, maka kemungkinan anda mengalami infeksi yang lebih serius seperti bronkitis, sinusitis, radang paru paru atau radang tenggorokan sehingga sangat penting untuk menghubungi dokter.

4. Virus Gastrointestinal

Diare dan muntah yang disebabkan karena kutu GI bisa menyebabkan masalah serius pada wanita hamil jika tidak diobati sebab dehidrasi bisa menyebabkan kontraksi dan bahkan persalinan prematur. Efek samping potensial lainnya termasuk pusing, lemah, hipotensi, pingsan dan dalam kasus kronis juga bisa menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.

Jika anda tidak mampu menahan cairan selama 24 jam, muntah darah dan memiliki tanda tanda dehidrasi seperti sedikit atau tidak ada urine, mulut kering, pusing, haus berlebih, darah dalam tinja atau demam panas, maka segera hubungi dokter anda.

Penyebab Langka Demam dan Menggigil Selama Hamil

Dalam kasus yang jarang terjadi, demam dan menggigil sekaligus nyeri terkait dengan kondisi medis yang hanya memengaruhi wanita hamil mungkin bukan penyait biasa. Berikut ini, ada beberapa gejala yang harus sangat anda waspadai dan membutuhkan penanganan medis secepatnya.

1. Korioamnionitis

Selain menyebabkan demam disertai sakit kepala dan menggigil, infeksi bakteri pada selaput yang mengelilingi janin yakni korion dan amnion serta cairan ketuban bisa menyebabkan berkeringat, detak jantung semakin cepat, rahim yang melunak dan keputihan tidak biasa akan terjadi.

Jika ibu hamil mengalami infeksi ini, maka akan diberikan antibiotik dan dokter akan melahirkan bayi lebih cepat. Bayi kemudian akan diperiksa untuk infeksi dan juga akan diobati dengan antibiotik. Apabila korioamnionitis yang terjadi parah dan tidak diobati, maka ibu mungkin akan menderita infeksi daerah panggul dan perut, endometritis, pembekuan darah dan bayi bisa mengalami komplikasi termasuk sepsis, meningitis dan masalah pernapasan. Faktor risiko korioamnionitis termasuk amniosentetis sebelumnya dan ketuban pecah dini atau berkepanjangan.

2. Aborsi Septik

Abortus septik atau aborsi septik adalah pada saat rahim dan isinya sudah terinfeksi akibat keguguran atau aborsi yang dirawat secara medis. Ini terjadi pada trimester pertama dan gejalanya meliputi demam panas, menggigil, sakit perut kronis atau kram, pendarahan, sakit punggung dan keputihan.

Apabila seorang ibu hamil mengalami kondisi ini, maka harus dirawat dengan antibiotik dan ob-gynnya akan memastikan rahim sudah sepenuhnya dievakuasi.