Gejala Demam HIV – Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan

Orang-orang dengan pola pikir klasik menganggap bahwa gejala demam adalah hal yang, tidak perlu penanganan khusus. Namun tahukah anda, bahwa ada berbagai jenis-jenis demam dan penyebabnya yang berbeda-beda? Ada macam-macam demam yang berbeda, dan beberapa penyakit serius sampai penyakit yang mematikan, juga berawal dari gejala demam, misalnya seperti demam fludemam kelenjardemam tinggi disertai mencret pada anakdemam menggigil pada anakdemam naik turun, demam lebih dari 3 hari dan demam HIV.

Penyakit HIV ditemukan peryama kali di di Afrika, Haiti, dan Amerika Serikat pada tahun 1978. Ya, sebuah negara yang bebas memang. Pada tahun 1979, ada laporan bahwa Amerika seringkali ditemukan infeksi yang jarang terjadi. Namun ketika itu, dunia kedokteran belum mengenal inveksi AIDS. Di Indonedsia sendiri, HIV melanda terhitung sejak 1987. Jika seseorang terserang demam, siapa yang menyangka bahwa demam yang diremehkan itu adalah gejala awal dari penyakit mematikan? Maka dari itu, pembahasan kita kali ini seputar demam HIV.

Penyebab

Human Immunodeficiency Virus yang juga disebut dengan HIV, merupakan virus yang termasuk jenis retrovirus. Virus yang menginfeksi seseorang, akan melemahkan kemampuan imunitas tubuh orang tersebut untuk melawan infeksi dan kanker. Terdapat dua tipe HIV. HIV-1 lebih berbahaya dibandingkan HIV-2. Selain itu, titik yang diserang dari dua tipe tersebut berbeda. Namun anehnya meski titik serang dan resikonya berbeda, namun gejala yang ditimbulkan tidak jauh berbeda.

Seseorang yang telah terinfeksi virus HIV, berkemungkinan akan mengalami 3 tahapan infeksi. Dimulai dari infeksi akut (serokonversi), tahap nongejala dan tahap ketiga alias mengidap AIDS. Virus HIV adalah virus yang dapat menginfeksi seseorang dengan gejala awalnya yakni demam, melalui beberapa hal yang diantaranya:

  1. Aktivitas seksual dengan penderita HIV positif tanpa pelindung.
  2. Seringnya berganti-ganti pasangan dalam hubungan seksual.
  3. Transfusi darah dari orang yang positif terserang HIV.
  4. Penggunaan jarum suntik bekas.
  5. Penggunaan aksesoris seperti tindik hidung, dengan menggunakan alat-alat yang tidak steril.
  6. Penggambaran tattoo menggunakan alat yang telah terkontaminasi virus.
  7. Penularan otomatis dari Ibu yang terkontaminasi, terhadap anaknya yang masih dalam kandungan.

Virus HIV tidak dapat ditularkan lewat serangga, udara, bersin ataupun sentuhan. Karena ia adalah jenis virus yang akan mati dengan cepat ketika berada diluar tubuh manusia dalam beberapa waktu.

Gejala dan Ciri-Ciri

Sebenarnya, gejala yang dialami oleh setiap orang yang terinfeksi HIV bervariasi. Nmun secara umum, gejala awal yang bisa timbul diantaranya ialah:

  1. Gejala penyakit ringan seperti demam HIV, sakit kepala atau sakit tenggorokan selama beberapa hari atau beberapa minggu, lalu gejala akan menghilang.
  2. Biasanya demam pada orang HIV sama dengan demam flu, namun ada juga yang lebih ekstrim dibanding demam flu.
  3. Wanita akan lebih mudah terserang infeksi jamur vagina berat atau penyakit radang panggul.
  4. Bisa saja tumbuh Herpes zoster.
  5. Seseorang yang telah terinfeksi oleh virus HIV, dapat hidup bertahun-tahun tanpa ada sedikitpun gejala. Jika ini tidak segera terdeteksi dan dibiarkan begitu saja, maka selain akan memperparah kedaaan orang tersebut, juga beresiko dalam penyebaran yang lebih luas.

Ketika seseorang telah mengidap HIV, jika hal tersebut tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat maka kondisinya dapat memburuk. Pemburukan kondisi tersebut sangat berkaitan dengan menurunnya atau bahkan melumpuhnya sistem kekebalan tubuh, dan selanjutnya orang ini dapat di vonis menderita penyakit yang lebih parah lagi yakni AIDS.

Dalam kondisi ini, penderita AIDS akan rentan meengidap infeksi (oportunistik; menjadi berbahaya jika daya tahan tubuh lemah). Infeksi ini juga dapat mempengaruhi hampir seluruh organ tubuhnya, dalam kondisi inilah AIDS benar-benar membahayakan.

Demam HIV ialah ketika seseorang mengalami demam beserta ciri-ciri lain seperti di atas, dalam kondisi tubuh anda telah terinfeksi virus. Bukan hanya pada HIV, dalam gejala AIDS demam juga masih hadir sebagai pembuka. Maka dari itu, jangan sesekali anda meremehkan demam. Siapa yang tahu, itu gejala demam akibat HIV atau bukan. Maka alangkah lebih baik jika demam segera diatasi, dan membawanya ke dokter jika perlu.

Untuk mendiagnosis apakah anda terinfeksi virus HIV atau tidak, dilihat dari kondisi imunnya. Yakni tes untuk mendeteksi antigen HIV, antibodi terhadap HIV, Tes antigen p24, uji Western blot,  PCR; tes HIV RNA plasma.

Cara Mengobati

Demam pada penderita HIV memang sangat berbeda dengan demam yang lainnya. Meskipun ada obat penurun panas badan,  makanan penurun demam orang dewasa,  Cara Menurunkan Demam pada Orang Dewasa Tanpa Obat, dan lain-lain, mungkin hanya akan dapat membentu sementara. Tetapi demam HIV memiliki akar masalah yang disebabkan oleh virus HIV itu sendiri.

Sehingga memang sulit untuk mengatasi kondisi ini sendiri. Penderita perlu melibatkan dokter. Namun ada peran besar penderita dalam pengobatan ini. Yakni konsistensi dan kesabaran dalam menjalani proses pengobatan.

Virus HIV yang telah menginfeksi seseorang, tidak ada obat untuk mematikan virusnya. Namun prinsip dalam pengobatan HIV yakni hanya mencegah virus merusak sistem kekebalan tubuh penderita dan menunda atau menghentikan perkembangan infeksinya di dalam tubuh. Beberapa cara yang biasanya dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah:

  1. Obat yang digunakan untuk mencegah perkembangan infeksinya, dengan cara menghentikan atau menghalangi reproduksi virus dalam tubuh. Yakni obat Antiretroviral (ARV). Sehingga kekebalan tubuhnya diharapkan masih dapat bekerja.
  2. Obat tersebut harus dikonsumsi sesuai resep dokter. Namun biasanya obat tersebut harus diminum setiap hari. Resiko yang mengancam jika penderita tidak meminumnya dengan rajin, maka akan dapat menyebabkan virus bermutasi serta resistensi terhadap pengobatan.
  3. Dalam pengobatan HIV, bukan hanya konsumsi obat yang diperlukan. Namun juga bimbingan kejiwaannya, atau konseling dan dukungan psikososial.

Cara Mencegah

Setelah kita memahami tentang penyebab atau faktor-faktor yang beresiko menimbulkan infeksi virus HIV, maka inti dari pencegahan yang harus kita lakukan adalah menjauhi hal tersebut. Lebih jelasnya yakni meliputi:

  1. Penggunaan alat pelindung dengan benar, ketika berhubungan seksual.
  2. Jauhi hubungan seksual yang dilakukan dengan orang-orang berbeda.
  3. Bagi tenaga medis, gunakan alat pelindung sesuai standart, untuk melindungi diri anda.
  4. Jika telah terlanjur anda melakukan hubungan seksual dengan penderita HIV, maka sesegera mungkin konsumsi obat ARV.
  5. Bagi tenaga medis yang mungkin terluka oleh alat-alat yang terkontaminasi, segeralah konsumsi obat ARV.
  6. Penggunaan obat antiretroviral dalam waktu 72 jam setelah paparan HIV untuk mencegah infeksi.
  7. Khitan pada kaum pria dapat mengurangi resiko HIV sebesar 60%.
  8. Gunakan alat-alat yang steril untuk melakukan aktivitas yang melaukai tubuh anda. Seperti tindik, tattoo, suntuik dan lain-lain.

Dari uaraian di atas, menjadi alasan penting mengapa kita harus berhati-hati dalam penggunaan alat-alat yang digunakan untuk melukai tubuh ataupun dalam berhubungan seksual. Dan jangan sekali-kali anda meremehkan gejala demam. Tidak ada yang tahu mana demam HIV mana yang tidak, kecuali kecekatan anda dalam melakukan penanganan terhadap diri sendiri. Baik itu dengan mengkonsultasikannya ke dokter ataupun memeriksakannya ke laboratorium.