Demam Jerami : Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan

Ada banyak sekali jenis demam dan pencetusnya bermacam-macam. Seringkali demam terjadi akibat infeksi, baik itu berupa Demam Infeksi dari virus maupun bakteri. Namun selain infeksi virus dan bakteri, ada juga beberapa jenis Demam Non Infeksi yang bisa terjadi pada seseorang. Salah satu contohnya adalah demam alergi. Demam alergi sendiri bermacam-macam jenis dan penyebabnya. Yang akan dibahas pada artikel kali ini adalah demam jerami.

Penyebab

Demam jerami sebenarnya adalah salah satu jenis Demam Karena Alergi. Demam ini adalah istilah lain untuk menggambarkan alergi yang kerap kali terjadi pada saat musim panen, musim semi ketika tanaman banyak melepaskan serbuk sari, dan sebagainya. Karena sering terjadi pada saat musim panen, banyak orang menyebutnya demam jerami.

Namun dalam istilah medis demam ini disebut sebagai hay fever atau gejala-gejala yang ditimbulkan karena rhinitis alergi. Pemicu alergi ini tidak hanya karena serbuk sari di musim bunga atau musim panen saja. Melainkan ada beberapa faktor lain yang bisa menjadi alergen atau pemicu alergi, misalnya debu, asap, bulu hewan, dan sebagainya. Sehingga munculnya gejala alergi ini terjadi setelah ada alergen yang memicu reaksi alergi.

Reaksi alergi ini terjadi jika ada alergen masuk ke tubuh dan tubuh menganggap zat tersebut adalah racun atau benda asing yang membahayakan. Maka tubuh akan bereaksi untuk melawan racun tersebut dan muncullah gejala-gejala. Padahal zat tersebut sebenarnya bukanlah racun.

Gejala

Walau demam alergi jerami ini tidak berbahaya, namun gejala-gejala yang ditimbulkan akan cukup menyiksa dan membuat aktivitas penderitanya menjadi terganggu. Berikut beberapa gejala yang kerap kali muncul saat alergi mulai kambuh.

  • Bersin-bersin
  • Hidung berair dan tersumbat
  • Mata gatal dan Demam Mata Berair
  • Tenggorokan gatal
  • Ingus berwarna bening dan sedikit kental
  • Jika ada luka atau infeksi dalam rongga hidung, ingus bisa berubah warna
  • Demam
  • Hidung terasa gatal
  • Penurunan fungsi penciuman dari hidung

Itulah beberapa gejala yang terjadi pada seseorang yang memiliki riwayat alergi jerami. Gejala-gejala tersebut bisa berulang jika alergen masih berada di sekitar penderita. Sehingga langkah pencegahan memang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya gejala, terutama sata musim-musim tertentu dimana alergen banyak tersebar di udara.

Faktor Risiko

Demam jerami bisa terjadi pada siapa saja dan dalam kelompok usia apa saja. Namun demam ini lebih sering terjadi pada remaja dan dewasa muda. Selain itu orang dengan riwayat alergi seperti asma atau gatal di kulit juga lebih berisiko mengalami alergi juga dari udara yang dihirupnya. Orang dengan riwayat keluarga menderita rhinitis alergi, asma, dan alergi lainnya juga lebih berisiko. Orang-orang yang tinggal di daerah yang sering terpapar alergen juga akan lebih berisiko lagi.

Komplikasi

Walau bukan sebuah penyakit yang membahayakan, namun penderita demam jerami bisa jadi mengalami berbagai masalah dalam kehidupannya sebagai komplikasi dari adanya reaksi alergi tersebut. Misalnya sebagai berikut.

  • Menurunnya kualitas hidup, terutama saat reaksi alergi mulau terjadi. Gejala-gejala yang muncul bisa mengganggu aktivitas sehari-hari karena ingus yang keluar secara terus menerus tanpa bisa dihentikan. Selain itu gejala yang muncul juga akan mengurangi konsentrasi saat bekerja.
  • Bisa jadi orang yang mengalami reaksi alergi jerami akan mengalami insomnia atau gangguan tidur karena gejala yang ada.
  • Jika seseorang sudah menderita asma sebelumnya, adanya reaksi alergi jerami bisa memperburuk gejala asma yang dideritanya.
  • Orang-orang dengan gangguan rhinitis alergi juga bisa meningkatkan risiko sinusitis akibat dari tersumbatnya sinus saat gejala alergi terjadi.
  • Selain sinusitis, risiko infeksi telinga juga lebih rentan terjadi, terutama pada anak-anak.

Itulah beberapa akibat atau efek samping dari rhinitis alergi.

Pengobatan

Karena penyebab utama demam jerami adalah alergi dari zat-zat yang ada di udara, maka salah satu cara pengobatan yang perlu dilakukan adalah dengan menghindari alergen agar gejala mereda dengan sendirinya. Jika muncul gejala-gejala yang mengganggu, sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter.

Memang ada beberapa obat yang bisa dikonsumsi untuk meredakan gejala. Namun obat-obatan itu hanya berfungsi untuk meredakan gejala, bukan menyembuhkan. Karena saat alergen kembali masuk ke tubuh, reaksi alergi bisa kembali terjadi. Obat yang biasa diberikan antara lain antihistamin, dekongestan, dan nasal kortikosteroid. Namun masing-masing obat ini memiliki efek samping tertentu yang perlu diketahui sebelum menggunakannya. Untuk lebih jelasnya, silakan hubungi dokter atau tim medis.

Pencegahan

Seperti yang dijelaskan di atas bahwa penyebab demam jerami adalah reaksi alergi, tentunya seseorang yang memiliki risiko besar akan mengalami gejala alergi perlu melakukan beberapa cara agar tidak sampai muncul gejala. Terutama saat musim-musim tertentu dimana udara mengandung zat-zat pencetus alergi.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menggunakan masker penutup hidung dan mulut. Terutama jika Anda akan keluar ruangan di musim semi atau musim panen, juga saat musim kemarau dimana udara cukup kering dan mengandung banyak debu. Selain itu hindari tempat-tempat yang memiliki banyak bulu binatang. Sebaiknya jangan memelihara binatang berbulu di dalam rumah.

Demikianlah beberapa penjelasan mengenai Jenis Demam jerami yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.