Penularan Demam Rift Valley – Gejala – Diagnosa – Pengobatan dan Pencegahan

Demam rift valley [RVF] adalah jenis demam yang terjadi karena serangan virus penyebab demam zoonosis hewan ternak. Infeksi dari virus tersebut bisa menyerang manusia dengan gejala awal infeksi yakni terjadinya demam. Infeksi ini ditularkan karena gigitan nyamuk Aedes atau Culex yang pada awalnya terjadi pada ternak di Kenya pada tahun 1915 dan sejak saat itu mulai menyebar dimana ribuan nyawa sudah melayang karena infeksi parah tersebut.

Penularan Virus ke Manusia

Sebagian besar, virus akan menginfeksi manusia dengan cara kontak langsung atau tidak langsung dengan darah dan organ dari hewan yang sudah terinfeksi. Virus penyebab demam rift valley ini bisa ditularkan ke manusia ketika pemotongan atau penyembelihan hewan dan juga pembuangan bagian tubuh dari hewan. Sedangkan beberapa pekerja seperti petani, penggembala, pekerja rumah potong dan dokter hewan memiliki risiko lebih tinggi terkena demam rift valley tersebut.

Virus ini menginfeksi manusia seperti dari luka akibat pisau yang sudah terinfeksi atau kontak dengan kulit yang rusak dan lewat inhalasi aerosol yang dihasilkan dari pembantaian hewan terinfeksi yang umumnya terjadi pada pekerja laboratorium sehingga demam virus terjadi. Selain itu, ada beberapa cara penularan virus demam rift valley pada manusia lainnya, seperti:

  • Manusia bisa terinfeksi dari gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi khususnya nyamuk Aedes.
  • Minum susu dipasteurisasi atau mentah dari hewan yang sudah terinfeksi.
  • Penularan virus dari hematophagus yakni lalat namun tidak ditularkan dari penderita ke orang lain secara langsung.

Gejala Demam Rift Valley

Umumnya, masa inkubasi yakni interval dari infeksi hingga terjadinya gejala untuk demam rift valley ini sangat bervariasi yakni antara 2 hingga 6 hari berbeda dengan masa inkubasi demam berdarah dengue. Umumnya penderita yang terinfeksi tidak akan merasakan gejala namun tetap disertai dengan gejala ringan seperti nyeri otot, demam yang hampir serupa dengan demam karena flu, sakit kepala dan persendian.

Beberapa penderita juga sering mengeluhkan sensasi leher kaki, penurunan nafsu makan, muntah dan sensitif terhadap cahaya sehingga pada awal penyakit ini sering disalah artikan sebagai penyakit meningitis. Gejala nantinya akan terjadi antara 4 hingga 7 hari sesudah respon kekebalan tubuh terdeteksi dengan timbulnya antibodi dan virus secara bertahap yang menghilang dari darah.

Diagnosa Demam Rift Valley

Demam rift valley bisa didiagnosis dengan metode berbeda beda. Tes serologis seperti enzyme linked immunosasray yakni ELISA atau AMDAL. Virus tersebut nantinya sudah bisa terdeteksi dalam pendarahan di fase awal penyakit atau pada jaringan bedah mayat memakai berbagai teknik termasuk kultur sel atau hewan diinokulasi dan tes antigen terdeteksi yang akhirnya menimbulkan demam panas.

Pengobatan dan Vaksin Demam Rift Valley

Sebagian besar kasus tipe demam yakni demam rift valley yang terjadi manusia masih bisa dikatakan normal dan durasi yang singkat sehingga tidak ada pengobatan khusus yang dibutuhkan. Namun untuk kasus parah, maka terapi suportif umum bisa diberikan. Selain itu untuk vaksin yang digunakan bagi manusia juga masih dalam tahap perkembangan. 

Pencegahan Demam Rift Valley

Wabah demam rift valley penyebab gampang demam pada hewan bisa dicegah dengan cara program vaksinasi berkelanjutan pada hewan. Selain itu, virus hidup yang dilemahkan dan juga vaksin tidak aktif juga bisa digunakan untuk hewan. Vaksin virus yang dilemahkan ini tidak menyebabkan efek samping, namun dosis multiple akan dibutuhkan untuk memberi perlindungan khususnya pada wilayah endemik.

Imunisasi hewan harus dilakukan sebelum wabah dan tidak dilakukan ketika penyakit sudah menjadi wabah. Selain itu, membatasi atau melarang pergerakan ternak seefektif mungkin juga sangat penting untuk mencegah demam rift valley sekaligus memperlambat perluasan virus pada daerah yang belum terinfeksi. Sedangkan beberapa langkah pencegahan lain yang bisa dilakukan diantaranya adalah: 

  • Memakai sarung tangan dan pelindung lain ketika sedang menangani hewan yang sakit, jaringan hewan dan juga pada saat menyembelih hewan.
  • Menghindari konsumsi produk tidak aman dari hewan seperti susu mentah, darah segar dan juga jaringan hewan.
  • Melindungi diri dari gigitan nyamuk seperti pemakaian kelambu saat tidur, memakai lotion penolak serangga, memakai pakaian berwarna terang dan juga menghindari aktivitas luar ruangan seperti pencegahan bahaya demam berdarah.