Demam Tifoid Dapat Menular

Apakah Benar

Demam tifoid atau demam thypoid merupakan penyakit yang menular akibat spesies bakteri yang disebut dengan Salmonella typhi. Bakteri ini akan membuat saluran usus terinfeksi dan terkadang juga bisa menyebar ke aliran darah. Beberapa gejala demam tifoid meliputi demam tinggi, kelemahan, sakit kepala dan juga sakit perut. Sedangkan beberapa penderita juga bisa mengalami ruam, diare atau sembelit. Lalu, apakah benar jika demam tifoid dapat menular?, berikut penjelasan selengkapnya untuk anda.

Penyebaran Demam Tifoid

Bakteri S typhi hanya bisa hidup pada manusia dan akan menyebar lewat makanan serta minuman yang terkontaminasi. Akibatnya, demam tifoid akan lebih sering terjadi di daerah yang tidak dilengkapi dengan sanitasi memadai.

Seseorang yang mengalami demam tifoid dapat menularkan bakteri S typhi tersebut dalam tinja dan urin sehingga demam tifoid dapat menular memang benar adanya. Selain itu, beberapa orang bisa membawa bakteri penyebab tipe demam ini di kantong empedu dan akan terus dibawa setidaknya selama 1 tahun. Orang orang ini disebut dengan pembawa kronis dan beberapa tidak mempunyai riwayat klinis penyakit.

Anda juga bisa terkena demam tifoid ketika mengkonsumsi makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi dengan tinja. Ini biasanya terjadi ketika seseorang tidak mencuci tangan sesudah menggunakan kamar mandi. Selain itu, anda juga bisa terkena demam tifoid dari kontak dekat dengan pengidap demam tifoid.

Faktor Risiko Demam Tifoid

Semua orang sebenarnya bisa terkena jenis demam tifoid, namun ada beberapa hal tertentu yang bisa meningkatkan risikonya. Salah sati faktor terbesar adalah tinggal atau bepergian ke daerah di mana demam tifoid sering terjadi. Anak anak juga lebih rentan terkena demam tifoid, akan tetapi gejala yang ditimbulkan tidak separah dengan orang dewasa.

Pengobatan Demam Tifoid

Demam tifoid membutuhkan antibiotik untuk bisa membunuh bakteri S thphi. Ketika diketahui lebih awal, maka biasanya bisa sembuh dengan antibiotik selama 10 sampai 14 hari khususnya ketika mengalami demam berkepanjangan. Namun untuk kasus yang lebih parah, maka membutuhkan antibiotik intravena yang akan diberikan di rumah sakit.

Ketika berada di rumah sakit, maka pasien mungkin juga akan diberikan kortikosteroid dan cairan intravena. Sangat penting untuk segera mencari pengobatan jika memang anda menderita demam tifoid atau berpikir jika anda sudah terkena demam tifoid. Tanpa perawatan yang tepat, 1 dari 5 orang dengan demam tifoid bisa meninggal akibat komplikasi.

Pencegahan Demam Tifoid

Anda bisa mengurangi risiko terkena gejala demam tifoid dengan cara vaksinasi. Jika anda ingin bepergian ke daerah yang berisiko tinggi terhadap demam tifoid, maka sebaiknya rencanakan untuk memperoleh vaksin demam tifoid sebelumnya. Ada 2 jenis vaksin demam tifoid yakni vaksin yang disuntikkan diberikan 1 minggu sebelum perjalanan dan juga vaksin orqal yang diberikan dalam 4 kapsul yang diminum setiap hari.

Vaksin akan kehilangan efektivitasnya seiring berjalannya waktu sehingga anda harus periksa ke dokter untuk mendapatkan vaksinasi bosster jika memang dibutuhkan atau bahaya demam tifoid terjadi. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC merekomendasikan untuk suntikan booster setiap 2 tahun untuk injeksi dan setiap 5 tahun untuk vaksin oral.

Sangat penting juga untuk diingat jika perkiraan efektivitas vaksinasi tifoid adalah sekitar 80%. Ini berarti sangat penting untuk selalu berhati hati dan mengurangi risiko anda khususnya jika bepergian ke daerah yang berisiko tinggi dan tidak terbiasa dengan bahasa dan makanan yang dihidangkan agar komplikasi demam tifoid tidak sampai terjadi. Berikut adalah beberapa tips tentang makanan yang bisa anda lakukan:

  • Konsumsi makanan yang benar benar dimasak dan pastikan disajikan hangat.
  • Hindari produk susu yang tidak dipasteurisasi.
  • Hindari makanan mentah atau kurang matang.
  • Cuci dan kupas buah serta sayuran sebelum dikonsumsi.
  • Jangan menambahkan es pada minuman.
  • Pastikan mencuci tangan khususnya sesudah menggunakan kamar mandi dan sebelum memasak.
  • Hindari menyentuh mulut atau hidung anda.
  • Selalu bawa pembersih tangan setiap saat ketika sabun dan air tidak tersedia.
  • Minum antibiotik sesuai resep dokter.