Efek Vaksin Demam Kuning yang Mungkin Terjadi

Demam kuning merupakan penyakit yang berpotensi fatal akibat virus demam kuning. Virus ini ditemukan di beberapa negara yang bisa menyebar lewat gigitan nyamuk terinfeksi virus namun tidak ditularkan dari satu penderita ke orang lain. Salah satu cara untuk mengatasi demam kuning tersebut bisa dilakukan dengan vaksin. Namun, ternyata juga ada efek vaksin demam kuning yang bisa terjadi dan akan kami ulas secara lengkap dalam artikel berikut ini.

Gejala Demam Kuning

Beberapa orang dengan demam kuning biasanya hanya mengalami gejala seperti flu yang bisa sembuh dalam waktu cepat. Sedangkan sebagian penderita lainnya bisa mengalami infeksi yang lebih parah dan menimbulkan beberapa gejala serius seperti:

  • Demam tinggi.
  • Kulit yang berubah warna menjadi kuning atau jaundice.
  • Muntah.

Sebenarnya, tidak obat yang bisa diberikan untuk demam kuning, meski beberapa perawatan memang bisa membantu mengurangi gejala. Ada juga baksin demam kuning yang bisa melindungi dari demam kuning. Berikut akan kami jelaskan tentang cara pemberian serta potensi efek vaksin demam kuning yang mungkin terjadi.

Cara Kerja Vaksin

Vaksin demam kuning membuat sistem kekebalan tubuh memproduksi antibodi terhadap virus yang diberikan dengan suntikan tanpa menimbulkan rasa sakit sebagai salah satu pengobatan demam kuning. Pada awalnya, dosis tunggal diberikan dengan tujuan untuk bertahan sekitar 10 tahun. Namun di tahun 2013, WHO mengumumkan jika 1 suntikan harus bisa memberikan kekebalan seumur hidup.

Efek Samping Ringan Vaksin Demam Kuning

Seperti hampir semua obat dan jenis vaksin lain, beberapa orang juga bisa mengalami rekasi terhadap vaksin demam kuning yang biasanya ringan, seperti:

Selain itu, semua jenis injeksi juga bisa menimbulkan rasa sakit, kemerahan atau bengkak di sekitar lokasi injeksi. Efek samping tersebut biasanya akan terjadi sesudah injeksi dan bisa berlangsung sampai 14 hari meski sebagian besar bisa sembuh dalam waktu 1 minggu.

Efek Samping Serius Vaksin Demam Kuning

Ada juga risiko kecil berupa efek samping serius dari vaksin demam kuning, beberapa diantaranya adalah:

  • Reaksi alergi parah yang bisa terjadi pada 1 dari 55 ribu penderita.
  • Reaksi sistem saraf yang parah yang bisa terjadi pada 1 dari 125 ribu penderita.
  • Penyakit parah dengan kegagalan organ yang bisa berpengaruh pada sekitar 1 dari 250 ribu penderita.

Sesudah menerima vaksin, awasi juga beberapa gejala rekasi alergi serius seperti:

  • Perubahan perilaku.
  • Kesulitan bernapas.
  • Demam kronis.
  • Gatal gatal.
  • Using.
  • Lemah.

Pembengkakan di lidah, wajah atau tenggorokan.

Jika memang anda mengalami semua gejala tersebut dalam beberapa menit atau beberapa jam sesudah vaksin, maka segera cari perawatan darurat. Sedangkan untuk gejala lainnya yang butuh kunjungan langsung ke dokter meliputi:

  • Batuk.
  • Kebingungan.
  • Lebih cepat marah.
  • Kesulitan saat menelan.
  • Gatal gatal.
  • Detak jantung cepat.
  • Gugup.
  • Leher terasa kaku.
  • Kesemutan.
  • Muntah.
  • Telinga seperti berdenyut.
  • Sakit kepala parah.

Siapa Saja yang Butuh Vaksin?

Vaksin demam kuning ini sangat direkomendasikan untuk beberapa orang atau golongan usia tertentu, seperti:

  • Semua anak yang berusia 9 bulan atau lebih dan tinggal atau bepergian ke daerah tempat virus demam kuning ditemukan.
  • Seseorang yang bepergian ke negara negara yang butuh bukti imunisasi demam kuning.
  • Semua orang yang mungkin sudah melakukan kontak dengan virus demam kuning seperti profesional kesehatan serta pekerja laboratorium.
  • Seorang wanita yang sedang dalam masa kehamilan dan harus bepergian ke daerah epidemi dan perlindungan dari nyamuk tidak memungkinkan.

Siapa yang Tidak Boleh Menerima Vaksin?

Meski vaksin ini sangat berguna untuk mencegah virus penyebab demam kuning, namun ada beberapa kondisi yang tidak boleh menerima vaksin demam kuning, seperti:

  • Anak anak di bawah 9 bulan.
  • Orang dewasa yang sudah berusia lebih dari 59 tahun.
  • Seseorang dengan kekebalan tubuh yang menurun seperti orang dengan HIV atau yang sedang menjalani kemoterapi.
  • Orang yang mempunyai reaksi parah pada telur, agar agar atau bahan lainnya yang terkandung di dalam vaksin.
  • Seseorang yang sudah menghilangkan timus atau mempunyai gangguan timus.
  • Turis yang berusia di atas 60 tahun dan belum pernah di vaksinasi demam kuning.