9 Gejala Demam Campak Pada Bayi, Anak dan Orang Dewasa

Demam campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular dan juga menjadi salah satu penyebab kematian pada anak anak jika terlambat ditangani. Demam campak yang sering disebut juga dengan rubeola ini adalah infeksi virus yang terjadi pada sistem pernapasan yang bisa menular lewat lendir atau air liur penderita serta juga bisa ditularkan lewat bersin dan batuk. Dari data WHO, campak menjadi penyebab kematian utama pada anak anak untuk tahun 2010 dimana dari 139.300 kematian global berhubungan dengan penyakit campak ini sebagian besar yang menjadi korban adalah anak anak berumur di bawah 5 tahun. Untuk itulah, gejala demam campak yang terjadi pada anak anak harus sangat diperhatikan sehingga bisa diatasi secepat mungkin agar tidak berbahaya untuk anak maupun orang dewasa. Berikut adalah beberapa gejala dan tanda demam campak yang harus diwaspadai.

  1. Demam

Seperti jenis penyakit lain, gejala campak yang terjadi baik pada bayi, anak atau orang dewasa yang pertama muncul adalah demam. Namun sayangnya, demam sering disalahartikan sebagai kondisi yang biasa terjadi khususnya pada bayi dan anak karena memang sistem imun tubuh mereka yang belum terbentuk dengan sempurna. Namun demam sebenarnya merupakan pertama jika ada virus, bakteri atau parasit yang menyerang tubuh sehingga suhu tubuh jadi meningkat. Apabila demam yang terjadi melebihi dari 1 hari, maka membutuhkan pertolongan medis.

  1. Hidung Meler

Hidung meler atau berair sering dianggap sebagai gejala flu atau pilek dan bahkan reaksi alergi. Namun hidung meler atau berair juga menjadi pertanda jika tubuh sedang terinfeksi akibat virus yang menyebabkan demam campak. Gejala ini biasanya akan terjadi pada hari kedua sesudah demam campak halus.

  1. Batuk

Seseorang yang mengalami batuk terus menerus juga menjadi bagian dari gejala demam campak bayi atau orang dewasa yang biasa terjadi. Batuk menjadi pertanda jika infeksi sudah terjadi dan virus telah berkembang biak di dalam tubuh. Untuk itu, ketika seseorang mengalami batuk terus menerus maka sebaiknya segera diperiksakan ke dokter.

  1. Mata Merah dan Berair

Mata yang merah dan berair biasanya akan terjadi sesudah batuk atau flu menyerang seseorang. Kondisi tersebut umumnya akan meningkatkan penularan demam campak semakin cepat.

  1. Mata Berair dan Merah

Mata merah pada bayi dan berair menjadi gejala lain dari demam campak dewasa atau anak anak. Gejala ini muncul saat bayi masih batuk atau flu. Bayi akan menjadi sangat lemah dan sering menangis.

  1. Penurunan Nafsu Makan

Karena kondisi tubuh yang tidak nyaman, maka seseorang yang sedang terkena demam campak pada bayi juga akan mengalami penurunan nafsu makan. Untuk bayi, anak atau orang dewasa akan mengalami penurunan makan, sedangkan untuk bayi yang masih menerima ASI kemungkinan masih tetap minum namun jumlahnya akan menurun yang kemudian menyebabkan penderita mengalami penurunan berat badan.

  1. Timbul Bintik Koplik

Beberapa hari sesudah gejala demam campak terjadi, maka akan muncul bintik koplik di beberapa bagian tubuh. Bintik koplik merupakan bintik merah pada permukaan kulit berbentuk kecil, berwarna merah atau putih dan juga terlihat seperti butiran pasir di permukaan kulit. Biasanya, area tubuh yang pertama terkena bintik koplik adalah bagian selaput lendir di dalam pipi serta bagian luar pipi yang akan tampak berbeda dengan biduran. 

  1. Muncul Ruam

Sesudah penderita demam campak berjangkit mengalami bintik koplik, maka gejala selanjutnya yang akan terjadi adalah timbul ruam campak yang biasanya akan terlihat di area wajah, lengan, leher, punggung dan juga tangan yang kemudian akan semakin menyebar ke area kaki. Ketika gejala ini terjadi, maka biasanya beberapa gejala lain mulai berkurang dan demam juga mulai menurun.

  1. Ruam Terasa Gatal

Gejala demam campak keladi atau jenis lainnya berupa ruam nantinya akan mulai menimbulkan rasa gatal sekitar 2 hingga 3 hari. Untuk meredakan rasa gatal tersebut, bedak dingin alami bisa digunakan namun sebaiknya hindari mengatasi gatal dengan menggunakan salep atau obat cair lain karena kulit penderita masih sangat sensitif.