3 Gejala Demam Intermiten Pada Anak yang Umum Terjadi

Pada saat anak sedang demam, berarti suhu tubuh mereka akan naik yang bertujuan untuk melawan kondisi atau infeksi penyebab demam tersebut. Meski bisa membantu untuk menyembuhkan tubuh, namun demam sering membuat para orang tua merasa khawatir khususnya ketika berulang kali mengalami demam. Demam intermiten atau demam periodik sering dijadikan gejala dari penyakit dan kondisi yang lebih serius. Untuk itu, mempelajari tentang gejala demam intermiten pada anak sangat membantu para orang tua untuk memutuskan kapan waktu terbaik untuk membawanya ke dokter dan mendapatkan evaluasi lebih lanjut seperti beberapa tanda dan gejala yang akan kami berikan berikut ini.

Apakah Demam Intermiten?

Berbeda dengan demam remiten, pada demam intermiten terjadi penurunan suhu hingga mencapai batas normal. Sehingga ada periode demam selama beberapa jam yang kemudian diikuti dengan periode tanpa demam. Salah satu jenis penyakit yang memiliki pola demam intermiten adalah malaria. Ketika anak mengalami malaria falciparum, maka akan terjadi kenaikan dan penurunan suhu tubuh hingga mencapai batas normal setiap 24 jam. Sehingga jika anak menderita malaria falciparum, maka akan mengalami demam selama 24 jam dan kemudian demam tersebut akan reda selama 24 jam dan terus terjadi pola naik turun tersebut. Pola demam intermiten ini juga terjadi pada beberapa jenis penyakit lain seperti tuberkulosis, skistosomiasis dan juga leptospira.

  1. Suhu Tubuh

Seorang anak yang menderita demam intermiten secara berkala akan memiliki peningkatan suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius melebihi suhu normal tubuh manusia. Sesudah periode suhu tinggi, maka akan kembali normal untuk sementara waktu dan kembali tinggi begitu seterusnya.

  1. Periodisitas

Seberapa sering dan berapa lama demam serta seberapa suhu tubuh berfluktuasi akan memberi tahu apakah demam tersebut terjadi sebentar atau tidak. Demam akan memiliki suhu konstan secara terus menerus selama 24 jam dna tidak berfluktuasi lebih dari 1 derajat celcius. Apabila anak sudah mengalami demam, maka suhu tubuhnya akan berfluktuasi lebih dari 2 derajat celcius setiap hari yang nantinya akan kembali lagi ke suhu awal antara setiap episode.

Gejala demam intermiten pada anak memang sedikit lebih rumit dibandingkan dengan demam biasa. Demam anak hanya akan berlangsung selama beberapa jam setiap kali yang kemudian akan kembali normal. Apabila demam kembali lagi setiap hari, maka disebut dengan demam Quotidian. Jika demam terjadi setiap hari maka dinamakan dengan demam tertian dan apabila hanya terjadi setiap tiga hari sekali maka disebut dengan demam quartan. Dengan penyakit tertentu, bahkan demam yang dialami anak bisa terjadi selama seminggu atau bahkan lebih sebelum suhu tubuhnya kembali normal.

  1. Tanda Tanda Vital

Pada saat suhu inti tubuh anak naik, maka ini juga akan berpengaruh pada tanda tanda vital sehingga beberapa perubahan tersebut juga bisa diamati. Denyut jantung anak akan meningkat 10 detak per menit untuk setiap derajat celcius. Hal ini memang wajar terjadi sebab tingkat pernapasan anak juga akan meningkat ketika sedang mengalami demam berkepanjangan

Jika anak mengalami demam intermiten, maka ini menjadi pertanda jika anak mengalami kondisi atau penyakit yang jauh lebih serius dan demam periodik hanyalah salah satu gejala yang ditimbulkan. Salah satu penyakit yang ditandai dengan demam intermiten adalah PFAPA Syndrome atau Marshall’s Syndrome yang biasanya terjadi pada anak di bawah umur 5 tahun yang ditandai dengan demam panas yang kembali terjadi setiap 3 hingga 4 minggu.

Selain itu, malaria juga umumnya bisa disertai demam panas yang terjadi di hari ketiga. Sedangkan demam berkala pada demam tikus biasanya terjadi setiap 3 hingga 5 hari. Untuk Neutropenia siklik yang juga disebut dengan Schlutz’s Disease biasanya demam terjadi setiap 3 minggu dan untuk penyakit Hodgkin yang juga memiliki gejala demam intermiten bisa terjadi meski jarang dialami anak anak di bawah 5 tahun.