4 Gejala Khas Demam Berdarah Paling Utama

Mengenal lebih mendalam tentang gejala khas demam berdarah menjadi hal yang sangat penting karena banyak orang yang masih saja keliru saat membedakan demam berdarah dengan penyakit lainnya khususnya tipes. Ini berakibat seringnya terjadi kesalahan atau keterlambatan dalam penanganannya dan berikut kami berikan penjelasan selengkapnya.

Apakah Demam Berdarah?

Penyakit demam berdarah dengue atau DBD merupakan salah satu jenis penyakit akibat infeksi virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti sebagai tempat hidup serta fektor utamanya dan bahaya demam berdarah tidak boleh dianggap remeh. Penyakit ini dinamakan demam berdarah karena virus bisa menyebabkan kebocoran pembuluh darah dan bisa berakibat fatal.

Namun beberapa faktor juga bisa menyebabkan virus dengue menular, seperti kerentanan atau respon imun serta faktor lingkungan seperti kepadatan penduduk, perilaku, mobilitas penduduk, sosial ekonomi dan juga kondisi geografisnya. Berikut adalah gejala khas demam berdarah selengkapnya.

1. Demam Akut

Demam sebagai gejala khas demam berdarah biasanya bersifat demam akut atau terjadi tiba tiba. Sebagai contoh, seorang anak yang kemarin pagi masih terlihat sehat, secara mendadak terlihat lesu dan demam di malam hari atau keesokan harinya.

Apabila diukur dengan termomter, maka suhu terlihat tinggi sekitar 38 derajat celcius hingga 41 derajat celcius yang bisa membuat wajah terlihat merah. Selain itu, biasanya juga akan disertai dengan sakit kepala khususnya di dahi, nyeri belakang mata, mual dan pegal atau nyeri persendian.

Terkadang, demam berdarah juga versifat bifasik yang ditandai dengan penurunan suhu tubuh di hari ke 3 atau 5 dan kembali naik pada hari berikutnya meski tidak setinggi seperti awal infeksi. Gambaran demam atau panas tubuh yang menyerupai punggung unta atau pelana kuda.

2. Nyeri Otot dan Sendi

Infeksi virus dengue juga bisa menimbulkan gejala nyeri otot dan sendi hebat seperti menusuk tulang. Untuk itu penyakit DBD sering disebut dengan breakdone fever atau flu tulang.

Nyeri tersebut bisa dirasakan di semua tubuh termasuk area belakang mata yang merupakan gejala demam berdarah pada orang dewasa dan anak anak. Biasanya, gejala nyeri otot dan sendi akan terjadi sesudah timbulnya demam tinggi dan akut pada awal infeksi dan berangsur membaik dengan sembuhnya penderita demam berdarah.

3. Timbul Ruam Merah

Ruam pada kasus demam berdarah bisa terjadi bersamaan dengan onset demam tinggi berupa flushing yakni kemerahan di area wajah, dada dan leher yang menjadi salah satu ciri ciri demam berdarah pada bayi. Selain itu, bisa juga terjadi di pertengahan antara hari ke 3 dan 5 berbentuk bintik bintik merah kecil atau bercak lebih besar di bawah permukaan kulit.

Jika area kulit ditekan atau diregangkan, maka bintik atau bercak tersebut tidak akan memudar yang menjadi pembeda dari bintik pada kulit akibat nyamuk dan lainnya. Dalam beberapa kasus bisa juga disertai dengan perdarahan ringan seperti perdarahan gusi dan mimisan saat demam berdarah atau bahkan perdarahan masif yang berujung pada kematian.

4. Jumlah Trombosit Menurun

Gejala demam berdarah yang khas lainnya adalah penurunan jumlah trombosit sampai kurang dari 100.000/ul yang juga disertai atau disusul dengan meningkatnya nilai hematokrit lebih dari 20%. Hal ini memperlihatkan adanya peningkatan permeabilitas kapiler dan juga perembesan plasma darah atau hemokonsentrasi.

Penurunan trombosit tersebut biasanya terjadi pada hari ketiga atau lebih ketika suhu tubuh mendadak turun dan bisa dipastikan melalui pemerikasan darah yang menjadi komplikasi demam berdarah. Asupan cairan elektrolit cukup sangat penting pada masa ini untuk membantu mengencerkan darah yang pekat.

Dalam fase ini, sebaiknya penderita dirawat inap sebagai perawatan demam dengue supaya bisa diinervensi lewat cairan infus dan intervensi medis lain sehingga bisa melewati masa krisis. Jika tidak, maka penderita bisa mengalami syok atau dengue shock syndrome yang ditandai dengan hipotensi mendadak, tekanan darah menurun 20 mmHg atau kurang, sianosis di area mulut, kulit yang dingin dan lembab, sakit perut kronis, muntah, disorientasi dan juga perdarahan hebat.

Jika fase ini berhasil dilewati, maka kadar trombosit akan kembali meningkat dan terus naik tanpa mungkin lagi mengalami penurunan, Pada tahap tersebut, sangat penting untuk memantau cairan yang masuk tidak terlalu berlebihan untuk menghindari edema paru dan komplikasi berat yang lain.