Apakah Kaitan Demam Hay dan Asma?

Mungkin anda pernah bertanya tanya apakah beberapa gejala seperti bersin, hidung berair dan mata berair berhubungan dengan asma. Ternyata, demam berkepanjangan yang disebut rinitis alergi musiman oleh dokter anda merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap perkembangan asma sehingga ada kaitan demam hay dan asma.

Asma dan demam memang sering terjadi secara bersamaan dan sebanyak 80% penderita asma mengalami beberapa bentuk demam.

Apakah Anda Mengalami Demam Hay?

Seperti halnya gejala asma, gejala demam panas akan sangat bervariasi dari satu penderita dengan penderita lainnya. Banyak pasien yang melaporkan gejala terkait dengan mata, tenggorokan, telinga dan juga tidur selain pilek.

Untuk mendiagnosis anda secara resmi, maka dokter ingin mengetahui beberapa hal seperti:

  • Musim Versus Abadi: Apakah gejala gejalanya terjadi pada musim atau sepanjang tahun tertentu?.
  • Frekuensi gejala: Intermiten yakni kurang dari 4 hari per minggu dan kurang dari 4 minggu setahun dibandingkan persisten yang lebih dari 4 hari dalam seminggu atau lebih dari 4 minggu dalam setahun.

Beberapa gejala yang mungkin anda dan dokter akan diskusikan meliputi:

1. Hidung

Hidung tersumbat atau gatal, bersin, sakit atau terasa tekanan pada wajah dan menetes postnasal yang bisa menyebabkan anda batuk atau sering membersihkan tenggorokan seperti gejala demam flu.

2. Mata

Mata menjadi merah dan gatal, perasaan benda asing atau tidak nyaman pada mata, gelap di bawah mata dan pembengkakan.

3. Tenggorokan dan Telinga

Perubahan suara dan suara serak, tenggorokan sakit atau gatal, panas dalam tenggorokan, kemacetan dan semburan telinga.

4. Tidur

Sering terbangun di malam hari, kebutuhan untuk bernafas lewat mulut, kelelahan di siang hari dan kesulitan melakukan tugas atau bekerja.

Diagnosis Akurat Demam Hay

Diagnosis yang akurat untuk demam hay sangatlah penting. Untuk membuat diagnosis demam, dokter akan bertanya tentang sejarah pasien, melakukan pemeriksaan fisik dan kemungkinan akan melakukan beberapa tes.

Diskusi antara pasien dan dokter mengenai gejala gejala yang sudah disebutkan sebelumnya dan pengalaman dengan dokter menjadi landasan terpenting untuk diagnosis demam. Selain itu, dokter juga kemungkinan akan bertanya tentang beberapa hal seperti:

  • Alergi dan kondisi kulit seperti gatal gatal, ruam seperti ruam merah pada bayi atau eksim.
  • Gejala alergi yang terjadi pada waktu atau tempat tertentu.
  • Riwayat alergi keluarga.
  • Batuk kronis.
  • Sesak napas.
  • Sesak dada.
  • Desah.

Dokter kemungkinan juga akan memberikan beberapa pertanyaan untuk memastikan rinitis tidak memiliki beberapa penyebab lainnya seperti:

  • Pilek biasa.
  • Rinitis atrofi.
  • Asma.
  • Rinitis non alergi.
  • Rinitis medicamentosa.
  • Penggunaan obat seperti beberapa pil KB, obat tekanan darah dan obat obatan psikiatrik.
  • Perubahan hormon karena kehamilan atau hipotiroidisme.
  • Polip hidung.

Uji Fisik

Dokter akan memeriksa beberapa bagian tubuh pasien yang berbeda untuk membantu memastikan diagnosis demam dan memastikan sesuatu yang lain tidak menyebabkan gejala yang dialami pasien. Beberapa ujian tersebut bisa meliputi:

  • Hidung: Mencari jaringan hidung bengkak yang mungkin terlihat pucat atau biru atau cacat anatomi seperti septum hidung yang menyimpang.
  • Mata: Mencari kilau alergi dan untuk memeriksa apakah mata bengkak, berair atau merah.
  • Sinus: Nyeri pada sinus yang mungkin mengindikasi infeksi sinus dan bukan demam.
  • Mulut: Memeriksa mulut bisa mengecualikan kondisi seperti tonsilitis dan mengungkap bukti pernapasan mulut kronis.
  • Dada dan paru paru: Mencari tanda tanda infeksi atau asma.
  • Kulit: Mencari tanda tanda alergi lainnya seperti gatal gatal atau eksim.

Pengujian Diagnostik

Jika dokter mencurigai diagnosis demam hay berdasarkan riwayat dan pemeriksaan fisik, maka dokter bisa merekomendasikan perawatan dan cara mengatasi demam hay atau melakukan tes diagnostik tambahan untuk mengonfirmasi diagnosis. Tes diagnostik lebih lanjut pada demam biasanya akan berguna, jika:

  • Diagnosis tidak jelas sesudah riwayat medis dan pemeriksaan fisik.
  • Gejalanya tetap ada meski sudah dilakukan perawatan yang memadai atau pasien tidak merespons pengobatan seperti yang menurut dokter seharusnya terjadi.
  • Pasien dan dokter tidak bisa mengidentifikasi alergen potensial di lingkungan rumah, sekolah atau kantor.

Apabila dokter merasa pasien harus memperoleh manfaat dari pengujian gejala demam, maka dokter akan melakukan:

  • Tingkat IgE: Tes darah ini tidak bisa membuat diagnosis demam namun peningkatan kadar IgE terkait dengan alergen tertentu bisa membantu membuat diagnosis.
  • Pengujian kulit: Metode uji alergi adalah salah satu tes diagnostik paling umum yang digunakan untuk mendeteksi alergi terhadap suatu zat tertentu.