Kejang Demam Pada Anak di Atas 5 Tahun – Penyebab dan Cara Mengatasi

Demam bukan merupakan hal yang asing bagi setiap orang. Demam dapat menghampiri setiap orang mulai dari bayi hingga lansia. Gejala demam yang ditandai dengan adanya kenaikan suhu tubuh di atas normal. Tatkala suhu badan menjadi terlalu tinggi hingga suhu mendekati dan di atas 38 derajat Celcius terutama pada anak akan menyebabkan kepanikan pada orang tua. Tak jarang, pada suhu tubuh yang terlalu tinggi tersebut si kecil dapat mengalami kejang demam.

Kejang demam merupakan kondisi yang biasanya terjadi pada masa anak-anak. Beberapa kejadian menyebutkan bahwa kejang demam pada anak di atas 5 tahun dapat terjadi hingga si kecil berusia 6 tahun. Kejang demam sendiri sebenarnya terbagi dua bagian berdasarkan lama waktu kejang yaitu kejang yang kurang dari 15 menit dan kejang yang lebih dari 15 menit. Yuk ayah bunda mengenal lebih jauh tentang kejang demam pada anak.

Penyebab Kejang Demam Anak

Kejang demam yang terjadi pada anak dengan persentase sebesar 2 hingga 5% . Kejang demam dapat terjadi saat anak berusia kurang dari 6 tahun yaitu pada saat usia si kecil 6 bulan hingga 3 tahun. Kejang demam pada anak di atas 5 tahun dengan disertai timbulnya penyebab demam tinggi mendadak sebaiknya dapat diperiksakan ke dokter. Kejang demam dengan kejadian lebih dari 15 menit juga perlu segera dikonsultasikan dengan dokter.

Kejang demam pada anak di atas 5 tahun dan anak balita dapat terjadi dan berhenti dengan sendirinya. Namun tak jarang demam masih tetap terjadi selama kondisi setelah kejang. Kejang demam pada anak belum diketahui dengan pasti apa penyebab yang pasti. Beberapa kejadian dan penelitian membuktikan adanya hubungan virus yang menyebabkan reaksi otak untuk meningkatkan suhu tubuh. Adanya peningkatan suhu tubuh tersebut yang memicu menjadi reaksi kejang.

Penelitian yang dilakukan oleh sejumlah peneliti mengenai hubungan virus dengan kejang demam. Beberapa jenis virus yang diduga memicu kejang demam biasa terjadi pada virus influenza, adenovirus serta parainfluenza dan rotavirus. Adanya pemicu dari virus yang masuk ke dalam tubuh anak dapat menyebabkan aksi otak untuk mengeluarkan segera dengan memicu kenaikan suhu tubuh secara drastis. Selain itu kejang anak juga dapat dipicu bila anak pernah mengalami kejang sebelumnya.

Cara Mengatasi Kejang Demam Anak

Kejang demam yang biasanya terjadi akibat infeksi virus pada saluran napas anak atau pada infeksi telinga anak biasanya akan mereda dengan sendiri. Namun, ada pula kejadian gejala kejang demam yang disertai kenaikan drastis suhu tubuh pada meningitis yang dapat berbahaya bagi si kecil. Maka penting ayah dan bunda untuk mengenali kejang demam yang terjadi pada anak. Berikut ini adalah tips untuk mengatasi kejang demam pada anak di atas 5 tahun dan balita.

  • Ketika anak mengalami kejang demam, maka perlu diketahui agar tetap berusaha tenang dan jangan panik
  • Pastikan si kecil berada pada area yang aman misalkan pada lantai serta jaga si kecil agar tidak terjatuh
  • Buka jalan nafas si kecil dan pastikan lidah serta air liur tidak menutupi mulut kerongkongan yang dapat mengakibatkan tersedak
  • Pastikan nafas si kecil, terutama ada tidaknya perubahan warna mukanya
  • Segera hubungi UGD atau dokter bila si kecil mengalami perubahan warna muka menjadi biru, yang menandakan kekurangan oksigen
  • Ketika si kecil kejang kalian tidak boleh menahan tubuhnya dan memasukkan apapun ke dalam mulut si kecil
  • Tidak diperlukan kompres selama si kecil sedang kejang

Bila ayah bunda ingin mengetahui secara pasti penyebab kejang demam pada anak contohnya pada kejang demam pada anak di atas 5 tahun. Maka disarankan agar membawa si kecil ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya. Biasanya untuk mengetahui penyebab pasti dokter akan melakukan sejumlah tes untuk melihat otak dan tes laboratorium untuk mengecek metabolisme tubuh. Kejang demam pada anak usia 8 tahun dan kejang demam pada anak usia 7 tahun juga perlu diperiksakan ditambah bila terdapat gejala lain seperti muntah dan diare.

Bila kejang demam pada anak di atas 5 tahun tersebut sudah mulai mereda, biasanya dokter akan merekomendasikan terapi untuk penurun panas. Maka ayah dan bunda dapat memberikan obat penurun panas anak yang bagus dengan kandungan Paracetamol atau Ibuprofen. Obat tersebut dapat diberikan ketika kejang demam anak sudah membaik. Terkadang tak jarang untuk mencegah lonjakan suhu tubuh dokter meresepkan penurun panas dalam bentuk yang dimasukkan langsung ke dubur. Obat tersebut akan lebih cepat menurunkan panas tubuh si kecil.

Selain obat penurun panas, untuk meredakan kejang dan mencegah kejang berulang maka dokter akan meresepkan obat antikonvulsan. Obat dengan kandungan lorazepam, fenitoin atau levetiracetam wajib diresepkan dengan resep dokter. Efek obat golongan konvulsan tersebut bagi anak akan menyebabkan efek mengantuk sehingga membuat si kecil tidur bisa lebih nyaman. Selain itu untuk pertolongan pertama juga dapat diselipkan penanganan kejang demam pada anak di rumah.

Efek Samping Obat Pereda Kejang

Obat pereda kejang tersebut merupakan obat yang cepat untuk meredakan kejang anak. Tak ada obat yang aman 100%, apalagi penggunaan bagi anak. Terutama antikonvulsan dengan dosis hitungan mg dapat mungkin bereaksi bagi anak. Efek samping Lorazepam untuk terapi kejang demam pada anak mungkin dapat memiliki efek samping mengantuk. Hal ini dapat mengakibatkan si kecil pusing dan mengalami gangguan keseimbangan.

Untuk mencegah timbulnya efek samping, ayah bunda dapat menggunakan obat sesuai anjuran dokter. Selain itu pastikan obat dibeli menggunakan resep dokter. Perlu diingat obat pereda kejang tidak bisa digunakan setiap hari, maka gunakan hingga kejang mereda saja. Yuk kita ikut menyukseskan gerakan mencegah penyalahgunaan obat.