Klasifikasi Demam Pada Anak – Definisi, Tipe dan Cara Mengatasi

Anak-anak seringkali mendadak mengalami demam, entah ringan maupun berat. Tidak jarang demam tersebut terjadi secara tiba-tiba. Hal ini dapat terjadi karena beberapa penyebab yang memicu terjadinya demam. Untuk lebih jelasnya, sebaiknya kita pahami dulu apakah yang dimaksud dengan jenis demam dan penyebabnya, mekanisme terjadinya demam serta klasifikasi demam pada anak.

Demam merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap serangan suatu penyakit. Demam dapat pula merupakan reaksi tubuh ketika terjadi sesuatu yang tidak biasanya. Tubuh anak dapat dikatakan demam jika suhu tubuhnya lebih tinggi dari suhu tubuh normal. Hal ini dapat diketahui melalui pengukuran suhu tubuh anak dengan menggunakan termometer.

Mekanisme terjadinya demam pada tubuh anak adalah sebagai berikut. Demam terjadi karena adanya suatu zat yang dinamakan dengan pirogen. Pirogen itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu pirogen eksogen dan pirogen endogen. Pirogen eksogen  berasal dari luar tubuh anak-anak, sedangkan pirogen endogen berasal dari dalam tubuh anak-anak. Proses terjadinya demam terdiri dari beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:

  • Tahap pertama diawali terstimulasinya sel-sel darah putih oleh pirogen eksogen. Sel darah putih tersebut meliputi monosit, limfosit dan nutrofil. Sementara pirogen eksogen berasal dari luar tubuh, dapat berupa toksin atau reaksi imun.
  • Selanjutnya setelah itu, sel-sel darah putih kemudian mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan pirogen endogen.
  • Pirogen endogen inilah yang kemudian menstimulasi endothelium hipotalamus untuk membentuk zat prostaglandin.
  • Prostaglandin ini merupakan sejenis hormon yang berasal dari dalam tubuh dan terbentuk dari enzim.
  • Selanjutnya prostaglandin bekerja menstimulasi hipotalamus untuk meningkatkan patokan suhu tubuh badan.
  • Hipotalamus selanjutnya bekerja berdasarkan anggapan bahwa suhu tubuh yang ada lebih rendah dari patokan suhu tubuh yang baru. Akibatnya tubuh kemudian memicu terjadinya peningkatan produksi panas dan penurunan pengurangan panas. Sehingga suhu tubuh anak akan naik ke patokan yang baru. Pada tahap inilah terjadi demam pada anak-anak.

Jenis demam pada anak-anak ada beberapa macam. Sebaiknya perlu untuk memahami jenis atau klasifikasi demam terlebih dahulu. Sehingga setelah itu dapat memahami cara pencegahan dan pengobatan demam yang tepat pada anak. Berikut adalah klasifikasi demam pada anak:

1. Demam Septik atau Demam Hektik

Demam septik atau hektik merupakan jenis demam dimana perubahan suhu terjadi perlahan-lahan. Biasanya suhu tubuh akan meningkat di malam hari. Kemudian pada pagi hari suhu tubuh akan kembali turun dengan sendirinya. Namun demikian penurunan suhu tidak pernah mencapai suhu normalnya. Dengan kata lain terjadi demam ringan hilang timbul pada anak. Beberapa keluhan yang menyertai termasuk menggigil dan berkeringat. Salah satu contohnya yaitu demam tifoid.

Masa inkubasi demam, seperti misalnya pada gejala demam tifoid, berlangsung selama 7-21 hari. Beberapa gejala yang menyertai antara lain sakit kepala bagian depan, nyeri otot, bercak-bercak pada lidah kotor, dan gangguan pada perut. Untuk pengobatannya biasanya dokter akan memberikan terapi pengobatan berupa obat anti-biotik dan obat penahan rasa sakit. Untuk penanganan awal, anak dapat diberikan pengobatan berupa obat turun panas parasetamol yang banyak dijual di pasaran.

2. Demam Remiten

Demam ini merupakan proses dimana kenaikan dan penurunan suhu berada dalam rentang 1 derajat celcius. Namun demikian, penurunannya tidak pernah mencapai suhu badan normal. Demam inilah yang seringkali dialami oleh anak-anak secara tiba-tiba. Dapat terjadi baik di siang hari, sore ataupun malam hari. Biasanya demam ini berupa demam naik turun disertai batuk pilek. Penyakit-penyakit infeksi yang timbul akibat demam ini antara lain adalah infeksi saluran nafas atas (flu, batuk), infeksi telinga, infeksi tenggorokan, dan demam pasca imunisasi.

Untuk demam yang disebabkan oleh infeksi dapat diberikan obat penurun panas. Namun untuk demam ringan yang disebabkan oleh proses imunisasi, sebaiknya tidak perlu diberikan pengobatan. Cukup dengan cara-cara alami seperti misalnya kompres dingin pada dahi anak. Tujuannya supaya panas tubuh terserap dan kemudian suhu tubuh anak dapat turun.

3. Demam Intermiten

Merupakan demam yang berupa gejala anak demam naik turun, yang mana suhu tubuh anak bisa mencapai batas normal. Suhu tubuh turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Namun nantinya suhu tubuh anak akan kembali meningkat. Demam jenis ini apabila terjadi dalam dua hari sekali biasa disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam biasa disebut kuartana. Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

Contoh demam intermiten yaitu demam malaria, yang bisanya terjadi dalam kurun waktu setiap 2×24 jam. Untuk pengobatannya sebaiknya bawa dan periksakan anak ke dokter. Selanjutnya dokter akan memberikan pengobatan anti-biotik. Proses penyembuhan demam malaria ini bisa berlangsung berminggu-minggu. Jika tidak segera ditangani bahkan dapat makan waktu berbulan-bulan. Pastikan saat demam anak mendapat cukup asupan cairan, sehingga tidak mengalai dehidrasi.

4. Demam Kontinyu

Yaitu demam yang terjadi terus menerus dan disebabkan oleh infeksi bakteri. Pada demam ini, terjadi variasi suhu sepanjang hari, namun tidak berbeda lebih dari satu derajat. Contoh dari demam kontinyu yaitu demam pneumonia. Gejalanya hampir sama dengan gejala flu, hanya saja biasanya disertai sesak nafas seperti sedang terserang asma. Untuk pengobatannya sebaiknya konsultasikan dengan dokter di rumah sakit. Karena terapi pengobatan yang diperlukan akan membutuhkan anti-biotik.

5. Demam Siklik

Pada demam ini terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari. Selanjutnya suhu tubuh akan normal atau bebas dari demam. Namun kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. Contoh demam ini adalah demam chikunguya. Gejala-gejala yang mengikuti demam ini termasuk badan menggigil dan berkeringat dingin. Untuk langkah awal pengobatan dapat diberikan kompres dan minum banyak cairan. Selanjutnya segera konsultasikan dengan dokter.

6. Demam Bifasik atau Demam Pelana

Yaitu demam dengan bentuk pelana kuda. Pada demam ini, anak-anak akan mengalami beberapa hari demam tinggi disusul penurunan suhu lebih kurang 1 hari, lalu kemudian timbul demam tinggi kembali. Contohnya yaitu demam dengue atau dikenal dengan istilah bahaya demam berdarah. Jika terjadi demam seperti ini sebaiknya segera mendapatkan perawatan dari tenaga medis. Karena demam ini dapat berakibat fatal yang berujung pada kematian.

7. Demam Pel-Ebstein

Yaitu demam selama 1 minggu diselingi dengan periode tidak demam dengan jumlah hari yang sama, dan siklusnya berulang. Demam ini terjadi pada penyakit Hodgkin dan jarang dijumpai terjadi pada anak-anak. Kasusnya masih sangat jarang terjadi di Indonesia.

Demikian klasifikasi demam pada anak. Jenis dan klasifikasi demam tersebut akan sangat membantu untuk menentukan tindakan yang tepat. Contohnya dengan memberikan obat penurun demam yang bagus. Oleh sebab itu, jika suatu saat anak terserang demam, sebaiknya segera cocokkan gejalanya. Sehingga dengan demikian anak dapat ditangani secara optimal. Walaupun pada prakteknya sebagian besar demam akan dapat sembuh dengan sendirinya.