5 Minuman Sehat Untuk Demam Berdarah

Ketika masuk ke musim hujan, demam berdarah dengue atau DBD semakin mewabah dan sampai saat ini juga masih belum ada obatnya. Satu hal yang bisa dilakukan adalah terapi untuk membantu mengurangi gejalanya seperti contohnya pemberian cairan. Berikut ini adalah beberapa jenis minuman sehat untuk demam berdarah yang sangat baik dikonsumsi untuk meringankan gejala demam berdarah dengue.

Minuman Untuk Meringankan Demam Berdarah

Karena terjadi kebocoran plasma darah, sangat penting bagi pasien DBD untuk terus mencukupi kebutuhan cairan tubuh agar tidak terjadi hipotensi atau syok. Perlu anda ketahui jika mengkonsumsi air putih saja sangat tidak dianjurkan oleh WHO. Air putih tidak memiliki cukup kandungan elektrolit untuk menggantikan elektrolit tubuh yang sudah hilang bersama dengan kebocoran plasma. Lalu, minuman sehat untuk demam berdarah apa yang sangat disarankan oleh WHO?, berikut penjelasan selengkapnya.

1. Cairan Isotonik

Minuman pertama yang sangat disarankan oleh WHO untuk gejala demam berdarah dengue atau DD dan juga DBD adalah cairan isotonik. Dalam minuman isotonik biasanya mengandung natrium atau sodium sekitar 200 mg/250 ml air.

Cairan isotonik adalah cairan yang baik dikonsumsi oleh orang yang dehidrasi. Meski begitu, cairan isotonik tersebut kurang baik jika dikonsumsi terlalu banyak oleh seseorang yang tidak dalam kondisi dehidrasi sebab mengandung kadar gula yang tinggi.

2. Oralit

Selain cairan isotonik, pemberian cairan elektrolit untuk penderita DD dan DBD bisa dilakukan dengan oralit. Ada dua macam oralit dengan komposisi yang berbeda menurut UNICEF dan WHO . Oralit lama mengandung osmolaritas yang lebih tinggi yakni 331 mmo/L dan untuk oralit baru mengandung osmolaritas 245 mmo/L yang baik untuk mengatasi bahaya demam berdarah.

Untuk perbedaan kandungan elektrolit antara oralit lama dan baru adalah natrium oralit baru yang lebih rendah yaitu 75 mEq/L jika dibandingkan dengan oralit lama 90 mEq/L. Sementara untuk kandungan kalium masih sama antara oralit lama dan baru. Susunan oralit baru mempunyai efek untuk mengurangi mual dan muntah sampai 30% jika dibandingkan dengan oralit baru. Untuk itu, lebih disarankan untuk diberikan oralit baru dibandingkan oralit lama. Selain oralit, di toko obat juga bisa dibeli cairan minuman pengganti elektrolit merk lain dengan komposisi elektrolit yang berbeda beda.

3. Susu

Selain minuman elektrolit, WHO juga menyarankan pemberian susu sebagai cara meringankan gejala demam berdarah dengue dibandingkan pemberian air putih biasa. Dalam susu mengandung elektrolit natrium 42 mg/100 gram, kalium 156 mg/100 gram serta mengandung elektrolit lain seperti fosfor, magnesium, kalsium serta zinc yang sangat dibutuhkan untuk menjalankan semua fungsi tubuh untuk mencegah komplikasi demam berdarah.

4. Jus Buah

Jus buah juga merupakan sumber elektrolit yang baik bagi tubuh. Beberapa buah mengandung kalium atau potasium tinggi seperti pisang, kiwi, jeruk dan alpukat. Sementara buah yang mengandung sodium atau natrium tinggi adalah tomat dan masih banyak jenis buah lain yang mengandung banyak elektrolit sehingga sangat baik diberikan sebagai perawatan demam dengue dibandingkan air putih biasa.

5. Air Beras atau Air Barley

Pemberian cairan dengan air beras atau air barley untuk mengatasi demam berdarah dengue DD atau DBD bisa dilakukan pada tiga hari pertama demam. Pada fase kritis, kebocoran plasma hanya terjadi selama 2 hingga 3 hari. Sesudah fase kritis gejala demam dengue, maka cairan plasma yang keluar ke kompartemen ketiga akan kembali masuk ke pembuluh darah.

Jangan Sembarangan Memberikan Cairan Untuk Demam Berdarah

Hal yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan kelebihan cairan pada penderita demam berdarah dengue. Ini bisa terjadi karena terapi pemberian cairan yang berlebih atau karena kembalinya cairan dari kompartemen ketiga ke pembuluh darah sesudah fase kritis.

Tanda kelebihan cairan yang harus diperhatikan adalah kelopak mata yang membengkak, perut membengkak, pernapasan cepat dan juga kesulitan bernapas. Pada kondisi tersebut, pemberian cairan harus dihentikan sementara, pasien juga harus diawasi secara ketat dan harus mendapatkan penanganan tenaga medis.