15 Obat Tradisional Penurun Panas Bayi 9 Bulan Super Ampuh

Di saat bayi di bawah satu tahun demam, tak perlu terburu membawa bayi ke dokter jika panasnya belum terlalu tinggi. Orangtua dapat membuat obat penurun panas bayi 9 bulan dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan dengan metode pembuatan yang sederhana. Meskipun obat tradisional penurun panas memiliki efek yang lebih lambat dari obat-obat kimia, namun  layak untuk dicoba karena berbahan alami dan relatif aman untuk bayi.

Baca juga:

Karena bayi 9 bulan sudah dapat makan makanan pedamping ASI, maka pemberian obat tradisional ini lebih mudah dilakukan daripada kepada bayi dengan usia yang lebih muda. Bahan dan cara pembuatan obat tradisional penurun panas bayi 9 bulan adalah sebagai berikut.

1. Air kelapa hijau (Cocos nucifera)

Air kelapa hijau memiliki kandungan nutrisi alami, seperti klorida, magnesium, potasium, cairan eletrolit, serat makanan, ricoflavin, vitamin C, natrium, dan juga protein. Air kelapa muda hijau memiliki lebih banyak kandungan antidotum (antiracun) atau kandungan tanin lebih banyak dari jenis air kelapa lainnya. Air kelapa hijau juga mengandung enzim untuk mengurai racun. Kandungan ini amat baik untuk menurunkan panas dan menjaga tubuh bayi tetap terhidrasi dengan baik.

Bahan:

  • 1 cangkir air kelapa hijau
  • satu sdt madu

Cara membuat:

Kukus air kelapa dan madu, lalu berikan campuran tersebut sebanyak 3 sdt setiap 2 jam sekali kepada bayi setelah campuran air kelapa dan madu dingin.

2. Daun cocor bebek (Bryophyllum pinnatum)

Tanaman ini memiliki ciri daun yang memanjang bulat telur, pinggurnya bergerigi, ujungnya tumbuh, dan berwarnai hijau agak abu-abu. Tanaman ini banyak dijumpai di daerah tropis. Kandungan daun cocor bebek diantaranya adalah vitamin C, kalsium oksalat, asam formiat, magnesium malat, kandungan damar, glukosida, dan tanin.

Baca juga:

Daun cocor bebek memiliki banyak manfaat, diantaranya mengobati panas demam, mengobati luka, mengobati bisul, mengobati sakit gigi, mengatasi asma, mengobati kaki pecah-pecah, mengatasi muntah darah, obat sakit gigi, menyembuhkan penyakit lambung, dan lain-lain.

  • Bahan: 5-6 lembar daun cocor bebek
  • Cara membuat: Lumatkan daun cocor bebek, kemudian tempelkan di dahi sebagai obat penurun panas.

3. Jeruk nipis (Citrus aurantiifolia)

Jeruk nipis termasuk tanaman perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Kulit buahnya berwarna hijau dan kekuningan dan ukuran buahnya sebesar bola pingpong, berdiameter 3,5-5 cm. Buah yang sudah tua rasanya asam dan segar. Jeruk nipis dapat tumbuh dengan baik di tempat yang mendapat sinar matahari langsung.

Baca juga:

Jeruk nipis mengandung banyak senyawa kimia, diantaranya adalah asam sitrat, asam amino, minyak atsiri, damar, glikosida, lemak, fosfor, besi, belerang, saponin, flavonoid, tangeretin, naringin, eriocitrin, dan eriocitrocide. Khasiat jeruk nipis selain dijadikan minuman yang segar adalah sebagai obat penurun panas, obat pegal linu, obat disentri, sembelit, ambeien, haid tidak teratur, difteri, jerawat, hingga penurun panas.

Bahan:

  • 1 buah jeruk nipis
  • beberapa tetes minyak telon/minyak kayu putih

Cara membuat:

Daging buah jeruk nipis dipotong kecil-kecil dan dicampurkan dengan beberapa tetes minyak telon atau minyak kayu putih. Setelah itu, balurkan ke seluruh tubuh anak sambil dipijat dengan lembut ke seluruh badan bayi.

4. Daun Singkong (Manihot esculenta)

Daun singkong dikenal sebagai bahan pembuat sayur daun singkong yang dicampur dengan santan. Kandungan gizinya pun melimpah, seperti terdapat kandungan serat, vitamin A, vitamin B1, karbohidrat, protein, dan asam amino esensial. Selain dijadikan sayur yang lezat, daun singkong juga ternyata bermanfaat juga sebagai obat herbal penurun panas bayi.

Bahan:

  • beberapa lembar daun singkong segar
  • minyak kelapa

Cara membuat:

Daun singkong ditumbuk, campurkan dengan minyak kelapa, lalu tempelkan pada dahi anak untuk membantu menurunkan panasnya.

5. Daun Asam Jawa (Tamarindus indica)

Asam jawa atau biasa disebut dengan asem adalah buah yang rasanya masam dan banyak digunakan sebagai campuran bumbu dalam berbagai masakan Indonesia. Selain itu, asam jawa juga dapat diolah menjadi minuman yang menyegarkan. Daun asam jawa memiliki sifat penurun panas, antiseptik, dan analgesik. Oleh karena itulah daun asam jawa juga dipilih sebagai salah satu obat tradisional penurun panas bayi 9 bulan.

  • Bahan: Beberapa lembar daun asam jawa
  • Cara membuat: Rebus daun asam jawa hingga mendidih. Kemudian, saring dan ambil airnya. Minum air rebusan asam jawa sebanyak 2 kali dalam sehari.

6. Gula Aren

Gula aren berasal dari tanaan yang dikenal dengan nama aren atau enau. Gula aren diolah dari tandan bunga jantan tanaman aren. Gula aren dimanfaatkan sebagai bahan masakan Indonesia. Selain itu, gula aren juga dapat dimanfaatkan sebagai obat penurun panas demam.

Bahan:

  • Gula aren secukupnya
  • Air secukupnya

Cara membuat:

Iris tipis-tipis gula aren, kemudian campurkan dengan air. Rebus hingga mendidih sambil terus diaduk. Air gula aren dapat diminum selagi hangat.

7. Tomat (Solanum lycopersicum)

Tomat merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan dan termasuk keluarga Solanaceae. Buahnya dapat dicampur sebagai bahan masakan, dijus, atau dikonsumsi langsung.

Baca juga:

Tomat dikenal akan kandungannya yang amat kaya manfaat dan baik bagi tubuh. Salah satu manfaat yang perlu diketahui, tomat juga bermanfaat sebagai obat penurun panas demam.

Bahan:

  • 1 buah tomat matang
  • 2 sdm madu

Cara membuat:

Hancurkan tomat dan campurkan dengan madu. Seduh campuran tomat dan madu dengan air hangat, lalu aduk rata. Ramuan ini dapat diberikan kepada anak untuk menurunkan demam dan panas anak.

8. Lempuyang Emprit (Zingiber americanas)

Lempuyang emprit (Zingiber americanas) termasuk tanaman apotek hidup yang tergolong tanaman temu-temuan. Lempuyang di Indonesia ada tiga jenis, yaitu lempuyang emprit, lempuyang gajah, dan lempuyang wangi. Lempuyang emprit dikenal sebagai tanaman penurun suhu tubuh karena memiliki kandungan sekuiterpenketon atau minyak atsiri. Senyawa tersebut bermanfaat untuk menurunkan panas. Bagian lempuyang emprit yang umum digunakan adalah rimpangnya yang terasa pahit dan berwarna putih kekuningan.

Bahan:

  • 10 gram umbi lembuyang emprit
  • 1/2 gelas air panas
  • 2 sdm madu

Cara membuat:

Cuci bersih umbi, kemudian parut hingga habis. Tambahkan air panas, aduk rata. Dinginkan, kemudian ambil sari lempuyang emprit dengan cara memerasnya. Campur dengan madu bunga kapuk, aduk rata. Berikan pada bayi 3 kali dalam sehari.

9. Pegagan (Centella asiatica L.)

Tanaman pegagan merupakan jenis tanaman liar yang tumbuh sepanjang tahun dan mudah ditemukan di sekitar tempat tinggal, pekarangan, tepi sawah, ladang, dan perkebunan. Tanaman yang memiliki nama lain daun kaki kuda dan antanan ini berasal dari wilayah Asia tropika dan tersebar di Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Baca juga:

Pegagan memiliki sifat mendinginkan, rasanya manis dan pahit (pahit karena mengandung zat vellarine), dan memiliki banyak khasiat. Manfaat pegagan antara lain memperlancar peredaran darah, membersihkan darah, menghentikan pendarahan, antibakteri, antialergi, antiinflamasi, meningkatkan syaraf memori, menambah nafsu makan, menghambat pembentukan keloid atau jaringan bekas luka yang berlebih, penurun panas demam, dan lain-lain.

Kandungan zat aktifnya pun banyak, antara lain saponin, triterpenoid, taninasiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-nositol, centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine, dan berbagai garam mineral lainnya.

Bahan 1:

  • 1 genggam pegagan segar
  • 2 gelas air

Cara membuat:

Rebus pegagan dengan air sampai mendidih dan airnya tersisa satu gelas. Bagi menjadi tiga bagian, dan minum sebanyak 3 kali sehari.

Bahan 2:

  • beberapa lembar daun pegagan
  • air garam secukupnya (garam jangan terlalu banyak agar bayi tidak dehidrasi)

Cara membuat:

Tumbuh daun pegagan hingga halus, tambahkan air garam, kemudian peras dan ambil airnya. Berikan perasan air daun pegagan kepada bayi setiap pagi dan sore hari dan sore.

10. Sambiloto (Andrographis paniculata)

Sambiloto merupakan tanaman obat yang kemungkinan asalnya adalah berasal dari Asia tropika. Tidak hanya bagian daunnya, batang sambiloto juga berkhasiat untuk diolah menjadi obat-obatan herbal. Sambiloto memiliki berbagai macam khasiat untuk menyembuhkan penyakit, diantaranya masalah pencernaan, pernapasan, penyakit liver, penyakit akibat infeksi, dan penyakit kulit seperti gatal-gatal, bisul, maupun luka terbuka.

Baca juga:

Sambioto juga merupakan tanaman obat tradisional penurun panas bayi 9 bulan yang efektif karena kandungan zat pahit  andrografolid lactones, glucosides, diterpene, dan flavonoidnya efektif dapat menurunkan panas. Cara pembuatannya pun amat mudah.

Bahan:

  • 10 gram daun sambiloto kering
  • 25 gram atau 2,5 bagian ibu jari umbi kunyit kering
  • 200 cc air
  • 100 cc madu

Cara membuat:

Rebus daun sambiloto kering dan umbi kunit kering dengan air hingga mendidih dan air tersisa 100 cc. Saring hasil rebusan dan tunggu hingga hangat. Tambahkan madu, aduk rata. Bagi menjadi tiga bagian dan berikan 3 kali sehari kepada bayi.

11. Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.)

Temulawak memiliki ciri fisik yang mirip dengan kunyit. Tanaman ini termasuk ke dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Temulawak dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah tanah tropis yang gembur hingga ketinggian 1500 m di atas permukaan laut.

Baca juga:

Daging rimpang temulawak merupakan bagian yang dapat dimanfaatkan dan memiliki ciri-ciri yaitu rasanya pahit, beraroma tajam, dan berwarna jingga tua hingga kecoklatan. Kandungan daging rimpangnya adalah zat tepung, kurkumin, minyak atsiri, germacrene, xanthorrhizol, alpha betha curcumena, dan lain-lain. Efektif sebagai obat jerawat, pencegah kanker, antimikroba, anti kolesterol, antiinflamasi atau peradangan, meningkatkan nafsu makan, mencegah anemia, antioksidan, meningkatkan kerja ginjal, dan sebagai obat penurun panas.

Bahan:

  • 10 gram rimpang temulawak
  • 1/2 gelas air panas
  • 2 sdm madu

Cara membuat:

Cuci bersih temulawak, kemudian parut. Tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata, dan dinginkan. Ambil sarinya dan campur dengan madu, aduk rata. Bagi menjadi 3 campuran lalu berikan 3 kali sehari pada bayi.

12. Bawang merah (Allium cepa var ascalonicum (L) Back)

Bawang merah merupakan tanaman umbi-umbian yang memiliki beragam khasiat yang dikenal di berbagai negara dan dikenal sebagai bumbu masakan utama di negara-negara Asia. Umbi bawang dapat dimakan mentah secara langsung maupun dimasak terlebih dahulu dengan aroma khas yang membangkitkan selera makan.

Baca juga:

Zat yang terandung dalam bawang merah antara lain metilaliin, sikloaliin, minyak atsiri, kuersetin, floroglusin, kaemferol, vitamin C, kalium, serat, dan asam folat. Khasiat lainnya selain penurun demam adalah untuk menurunkan kadar gula darah, mengobati maag, memperlancar aliran darah, antimikroba, antiseptik, memperlancar pernapasan, hingga sebagai obat diabetes.

Bahan:

  • 5 butir bawang merah
  • minyak kelapa/minyak telon/minyak kayu putih

Cara membuat:

Bersihkan, kupas, lalu tumbuk kasar bawang merah (jangan terlalu halus), kemudian campurkan minyak kelapa/minyak telon/minyak kayu putih dan balurkan ke seluruh tubuh bayi serta ubun-ubun. Lakukan pijatan ringan dan lembut pada bayi hingga ia merasa nyaman.

13. Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

Kembang sepatu merupakan tanaman semak yang berfungsi sebagai tanaman hias di daerah tropis dan sub-tropis. Tanaman ini berasal dari wilayah Asia Timur dan tergolong suku Malvaceae. Daun kembang sepatu dimanfaatkan sebagai obat penurun panas. Ciri-ciri daunnya yaitu berbentuk bulat telur yang melebar lalu menyemput, dengan ujung yang meruncing.

Baca juga:

Kandungan yang terdapat pada daun kembang sepatu yaitu kalsium oksalat, peroksedase, saponin, polifenol, flavonoida, minyak atsiri yang berfungsi sebagai penurun demam, mengobati kencing nanah (gonorrhea), sariawan, batuk, sakit kepala, dan lain sebagainya.

Bahan:

  • Daun kembang sepatu secukupnya
  • Minyak kelapa

Cara membuat:

Cuci bersih daun kembang sepatu, kemudian keringkan daun dengan lap bersih. Kemudian, panaskan sebentar daun di atas api hingga daun melemas. Remas-remas daun sebentar, olesi  dengan minyak kelapa, dan kompreskan di bagian dahi dan perut bayi.

14. Meniran hijau (Phyllanthus niruri L.)

Tanaman meniran memiliki banyak jenis. Meniran hijau adalah salah satu jenisnya. Meniran merupakan tanaman obat-obatan yang umumnya tidak dipelihara karena dianggap tanaman liar dan sangat mudah tumbuh. Tanaman ini memiliki bentuk batang bulat dan basah, daun bertulang menyirip genap, dan dalam satu tangkainya terdiri atas daun majemuk kecil-kecil yang berbentuk bulat lonjong.

Meniran hijau memiliki kandungan flavonoid, triterpenoid, tanin, vitamin C, lignan, dan lain-lain. Meniran sangat kaya manfaat. Selain untuk menurunkan panas dan daya tahan tubuh, meniran juga berfungsi sebagai antibakteri, pelarut asam urat dan batu ginjal, meningktakan sistem kekebalan tubuh, anti kanker, mengobati penyakit kulit, dan lain-lain.

Bahan:

  • 1 genggam meniran segar
  • 2 gelas air

Cara membuat:

Rebus meniran dengan air hingga mendidih dan menyisakan air hingga satu gelas. Bagi menjadi tiga bagian dan diminum oleh bayi sebanyak 3 kali dalam sehari

15. Kunyit (Curcuma longa)

Kunyit merupakan tanaman obat-obatan asli Asia Tenggara. Selain untuk obat, kunyit memiliki banyak manfaat seperti untuk bumbu masakan, membuat warna kuning pada makanan, sebagai pengawet, minuman kesehatan dan daya tahan tubuh, kecantikan, serta sebagai bahan untuk membuat jamu. Kunyit termasuk ke dalam golongan jahe-jahean atau Zingiberaceae.

Di antara beragam manfaatnya, ternyata kunyit juga berfungsi sebagai obat penurun panas karena mengandung kurkumin, turmeron, zingiberen, dan minyak atsiri yang berkhasiat sebagai zat antioksidan, antibakteri, dan antiinflamasi (peradangan). Bagian kunyit yang dimanfaatkan adalah bagian rimpangnya yang berwarna jingga.

Bahan 1:

  • 10 gram umbi kunyit
  • 1/2 gelas air panas
  • 1/2 buah jeruk nipis
  • 2 sdm madu

Cara membuat:

Cuci bersih kunyit, kupas dari kulit luarnya, parut, kemudian tambahkan air panas dan diaduk rata. Setelah dingin, ambil sari kunyit dengan cara memerasnya. Tambahkan sari kunyit dengan perasan jeruk nipis dan madu, aduk rata. Berikan 3 kali sehari pada bayi.

Bahan 2:

  • 1/2 sampai 1 ruas jari kunyit
  • air matang 1/2 cangkir
  • 1 butir kuning telur ayam kampung
  • 1 sdm madu

Cara membuat:

Cuci bersih kunyit, lalu bakar. Kerik kulit kunyit kemudian diparut dan tambahkan air matang, aduk rata. Endapkan cairan kunyit dan ambil bagian air kunyit tanpa endapan, campurkan dengan kuning telur ayam kampung dan madu. Aduk rata, kemudian suapkan pada bayi.

Dosis Aman untuk Bayi

Meskipun tanaman obat bersifat herbal dan relatif aman, namun dosisnya tetap harus diperhatikan karena pemberian obat herbal yang berlebih juga memiliki dampak yang kurang baik. Untuk bayi berusia sembilan bulan, dosis yang dianjurkan adalah 1/8 dari dosis orang dewasa.