Pemicu Demam HIV, Bahaya atau Tidak?

Seseorang yang memiliki HIV biasanya akan mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh. Inilah sebabnya, seseorang dengan HIV / AIDS [ODHA] akan lebih mudah terserang berbagai penyakit. Berbagai jenis penyakit tersebut bisa ditandai dengan munculnya gejala demam biasa atau demam tinggi pada ODHA yang sering disebut dengan demam HIV. Berikut akan kami berikan ulasan tentang pemicu demam HIV.

Apakah Demam HIV

Seperti jenis virus lainnya, virus HIV bisa menyebar dan menginfeksi seseorang dengan berbagai cara. Ketika seseorang sudah positif terkena HIV, maka akan timbul berbagai gejala dari mulai ringan sampai berat. Beberapa gejala dari demam HIV diantaranya adalah sakit tenggorokan, nyeri sendi, tubuh menggigil, kulit memerah dan juga berat badan yang menurun.

Dari semua gejala tersebut, yang paling umum dari penyakit HIV adalah demam yang bisa sangat tinggi jika dibandingkan dengan demam pada umumnya. Bahkan, demam yang terjadi juga sering disertai dengan panas dingin atau meriang hebat. Semua ini bisa terjadi karena pemicu demam HIV seperti berikut ini.

Penyebab Demam HIV

Ada berbagai alasan kenapa seorang penderita HIV bisa mengalami jenis demam. Ini mungkin sebagai bentuk reaksi negatif dari onsumsi obat obatan atau gejala dari kondisi medis lainnya.

1. Kondisi HIV Akut

Seseorang yang baru saja tertular HIV dianggap ada dalam fase awal infeksi. Fase ini sering disebut dengan infeksi HIV akut atau primer. Umumnya, gejala demam HIV baru terjadi sekitar 2 hingga 4 minggu sesudah virus masuk ke dalam tubuh.

Seperti yang sudah dijelaskan di awal, gejala ini bisa berupa demam yang disertai sakit tenggorokan, berkeringat di malam hari, ruam, kelelahan sampai pembengkakan kelenjar getah bening.

Sebetulnya, ini masih bisa dikatakan normal sebab demam merupakan respon imun terhadap infeksi virus penyebab demam. Sehingga ketika seseorang terinfeksi HIV akut, maka demam berfungsi sebagai tanda jika sistem kekebalan tubuh masih berfungsi dengan baik.

2. Infeksi Oportunistik

Bagi seseorang yang sudah memiliki HIV dalam waktu cukup lama sampai berkembang menjadi AIDS, maka demam HIV bisa menjadi tanda adanya infeksi oportunistik. Infeksi ini bisa terjadi sebab sistem kekebalan tubuh melemah dan akibatnya akan sulit melawan infeksi.

Beberapa jenis infeksi oportunistik dari yang ringan samoai serius meliputi:

  • Tuberkulosis.
  • Bronkitis.
  • Pneumonia.
  • Cytomegalovirus [CMV]
  • Kandidiasis.
  • Herpes simpleks.
  • Herpes esofagitis.

3. Kanker

Komplikasi HIV yang serius bisa membuat sel kanker tumbuh dalam tubuh khususnya bagi ODHA yang kekebalan tubuhnya sudah menurun yakni demam pada penderita AIDS. Ini kemudian bisa menyebabkan sel kanker dengan mudah tumbuh dan terus berkembang. ODHA akan lebih berisiko mengalami penyakit kanker yang bisa menyebabkan demam, seperti:

  • Kanker serviks.
  • Kanker paru.
  • Kanker prostat.Limfoma.
  • Sarkoma kaposi.

Lama Demam Bertahan Dalam Tubuh

Lama waktu demam HIV tidak selalu sama antara satu penderita dengan penderita lainnya. Ini tergantung dari penyebab dan juga cara yang dilakukan untuk mengatasinya. Selain itu, demam HIV juga bisa berlangsung kapan saja dan pola demam juga tidak menentu karena pada tahap awal penyakit HIV umumnya berlangsung dalam hitungan bulan sampai tahun.

Sebagai contoh, gejala demam yang terjadi karena infeksi oportunistik, maka lama waktunya bisa dipicu oleh jenis pengobatan, infeksi dan juga kondisi tubuh anda sendiri. Akan tetapi, jika demam disebabkan karena reaksi dari konsumsi obat obatan, maka lama waktunya akan tergantung dari jenis obat, lama waktu obat dan juga kondisi dari penderita.

Intinya, diagnosis dan juga pengobatan dini bisa sangat membantu meringankan demam panas beserta dengan gejalanya. Itulah sebabnya kenapa seseorang yang mengalami demam berulang mencurigakan sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter agar bisa mendapatkan pengobatan terbaik.

Seseorang yang sudah didiagnosis terkena HIV, maka harus segera berkonsultasi dengan dokter. Ini menjadi pertanda adanya infeksi oportunistik atau masalah dengan pengobatan yang sedang dilakukan. Jika terlambat ditangani, maka tidak menutup kemungkinan jika kondisi kesehatan bisa bertambah buruk.