Penyakit Demam Paratifus – Gejala – Penyebab – Pengobatan dan Komplikasi

Penyakit demam paratifus merupakan penyakit infeksi bakteri penyerang usus dan aliran darah dengan gejala hampir serupa dengan penyakit tifus namun lebih ringan, jarang menyebabkan komplikasi dan lebih cepat sembuh jika dibandingkan dengan tifus. Demam paratifus ini juga memiliki cara penularan yang sama dengan penyakit tifus yakni lewat makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi tinja terinfeksi bakteri. Selain itu, hubungan seksual sesama jenis juga bisa menyebabkan demam paratifus meski kasusnya terbilang jarang. Meski hampir serupa dengan tifus, namun demam paratifus ini tetap berbeda dengan tifus jika dilihat dari bakteri penyebab penyakit. Tifus terjadi karena bakteri Salmonella typhi, sementara paratifus terjadi karena bakteri Salmonella paratyphi.

Gejala Demam Paratifus

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, gejala yang ditimbulkan ketika seseorang terkena penyakit demam paratifus ini hampir sama dengan tifus, seperti:

  • Demam disertai sakit kepala
  • Tidak nafsu makan atau anoreksia dan menurunnya berat badan.
  • Malaise atau tidak enak badan.
  • Konstipasi atau diare.
  • Frekuensi denyut jantung yang lebih rendah dari seharusnya.
  • Pembesaran organ limpa dan hati.
  • Batuk kering dan mual.
  • Nyeri perut dan timbul ruam merah di tubuh.

Sedangkan masa inkubasi demam paratifus ini terjadi antara 1 hingga 10 hari sebelum akhirnya menimbulkan beberapa gejala awal berbeda dengan masa inkubasi demam berdarah dengue. Nantinya gejala bisa memburuk antara hari ketiga dan keempat dan akan terjadi pada penderita sekitar 4 minggu. Komplikasi kemungkinan juga bisa terjadi di minggu ke-2 atau ke-3 sesudah seseorang terserang penyakit yang tidak segera mendapatkan penanganan. Sedangkan untuk kasus kronis, maka ada beberapa gejala lain yang bisa terjadi seperti pasien terlihat kebingungan, kejang, gangguan kesadaran, sepsis dan perdarahan di saluran cerna.

Penyebab Demam Paratifus

Bakteri Salmonella paratypi ini dibagi menjadi 3 jenis yakni Salmonella paratyphi A, Salmonella paratyphi B [Salmonella schottmuelleri], dan Salmonella paratyphi C [Salmonella hirschfeldii]. Demam paratifus bisa terjadi ketika penderita tidak mencuci tangan sesudah menggunakan toilet dan bakteri yang tertempel pada tangan penderita secara tidak sengaja menempel pada permukaan benda atau makanan sehingga akhirnya bisa menular pada orang lain dan menyebabkan gejala demam terjadi. Sumber air yang sudah terkontaminasi juga bisa menjadi media penularan infeksi. Beberapa faktor risiko yang membuat seseorang rentan dengan demam paratifus ini adalah:

  • Infeksi seperti histoplamosis, bartonellosis, malaria dan skistosomiasis.
  • Penurunan kadar asam lambung dan penyakit kelainan usus seperti Crohn’s disease, kolitis ulseratif dan kanker saluran cerna.
  • Kelainan hemoglobin khususnya anemia sel sabit.
  • Penderita meningitis atau peradangan selaput otak.
  • Kondisi lain penyebab kekebalan tubuh menurun. 

Pengobatan Demam Paratifus

Pengobatan untuk demam paratifus ini sebenarnya sama dengan perawatan untuk demam tifus sehingga jika beberapa gejala sudah terjadi, maka dokter umumnya akan memberikan antibiotik untuk membunuh bakteri, menurunkan demam dan juga menurunkan risiko komplikasi. Selain pemberian antibiotik, nutrisi dan cairan harus tercukupi dengan baik seperti susu beruang untuk demam tifoid sekaligus obat penurun demam juga dibutuhkan untuk mengobati demam paratifus tersebut.

Akan tetapi jika penderita demam paratifus terus menerus mengalami diare dan muntah yang disertai juga dengan perut menegang dan membesar atau distensi, maka harus segera menemui dokter karena perawatan rumah sakit seperti obat dan cairan yang diberikan lewat infus sangat penting untuk diberikan.

Pencegahan Demam Paratifus

Demam paratifus hingga saat ini belum memiliki vaksin yang bisa digunakan untuk mencegah demam paratifus. meskipun begitu, namun risiko penularan penyakit tetap bisa dilakukan dengan beberapa cara berikut ini. 

  • Biasakan untuk cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sesudah buang air besar atau kecil.
  • Tidak saling berbagi makanan, minuman, peralatan makan dan juga peralatan mandi dengan penderita demam paratifus.
  • Tidak mengkonsumsi makanan setengah matang atau mentah khususnya yang dibeli di pinggir jalan.
  • Mengupas kulit buah ketika akan dikonsumsi.
  • Minum air bersih yakni dalam kemasan.
  • Menghindari minuman yang diberi tambahan es bukan buatan sendiri.

Komplikasi Demam Paratifus

Komplikasi serius yang bisa terjadi pada penderita demam paratifus seperti komplikasi demam tifoid ini adalah pneumonia, peradangan pada organ jantung atau pankreas, infeksi saluran kemih, perdarahan usus, meningitis dan juga usus robek atau perforasi usus.