6 Penyebab Demam Berulang Anak yang Berakibat Fatal

Saat anak mengalami demam, maka sebagai orang tua tentunya akan merasa khawatir sehingga seringkali mengambil tindakan terlalu terburu buru khususnya jika anak mengalami demam berulang yang tidak kunjung sembuh. Akan tetapi sebenarnya, demam berulang tersebut harus ditangani dengan sesuai sebab tidak semua kasus demam yang terjadi pada anak sebenarnya berbahaya dan bahkan sebagian demam hanya merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh.

Demam bisa terjadi saat suhu tubuh sudah meningkatkan lebih dari 38 derajat celcius. Dalam ulasan kali ini, kami akan membahas tentang penyebab demam berulang anak yang biasanya sering terjadi dimana beberapa kasusnya disebabkan karena masalah yang serius.

  1. Abses Gigi

Abses gigi yang terjadi pada anak menyebabkan timbulnya nanah di bagian dalam gigi akibat infeksi bakteri. Keadaan ini bisa terjadi saat sakit gigi yang terjadi berulang kali tidak segera ditangani dengan serius. Abses gigi juga bisa terjadi karena retakan gigi yang membuat bakteri akihrnya masuk kedalam bagian gigi dan akhirnya menjadi penyebab demam berulang pada anak karena infeksi sudah mengalir bersama darah. Beberapa gejala yang umumnya terjadi saat anak mengalami abses gigi diantaranya adalah pembengkakan area wajah khususnya pipi, timbul bau mulut dan juga gigi goyang.

  1. Sindrom Demam Periodik

Sindrom demam periodik merupakan salah satu sindrom genetik yang diturunkan orangtua pada anak sehingga bisa menyebabkan anak mengalami demam berkepanjangan tanpa disertai adanya infeksi namun terjadi karena mutasi gen. Sindrom tersebut bisa berpengaruh pada setiap anak tergantung dari lokasi tempat tinggal, etnis dan juga daerah yang mengalami sindrom tersebut. Beberapa gejala demam periodik yang mudah dikenali diantaranya adalah sakit perut, sakit di area dada, demam berulang dan juga nyeri pada persendian.

  1. Penyakit Neutropenia

Neutropenia adalah kelainan darah yang terjadi karena kurangnya neutrofil atau jenis sel darah putih sebagai pelindung tubuh dari infeksi jamur dan bakteri yang juga bisa menyebabkan demam berulang. Beberapa gejala yang akan dialami penderita adalah demam panas, sariawan, mudah merasa sakit, mengalami penyakit gusi dan nafsu makan yang menurun.

  1. Borrelia Burgdorferi

Borrelia merupakan jenis bakteri yang menjadi penyebab penyakit lyme. Penyakit tersebut ditularkan pada manusia dan juga hewan lewat kutu yang biasanya ada dalam hutan dan bisa menyebabkan demam berulang apabila tidak segera ditangani dengan serius. Beberapa pengobatan antibiotik kemungkinan harus diberikan pada bekas gigitan kutu. Sedangkan gejala yang biasanya terjadi adalah demam disertai sakit kepala, timbul ruam, nyeri otot, nyeri persendian, kelelahan ekstrim dan juga mual.

  1. Penyakit Crohn

Penyakit crohn merupakan jenis penyakit radang usus yang bisa terjadi di segala area pencernaan dari mulai mulut sampai anus. Penyakit ini juga bisa menyebabkan demam berulang dan terkadang juga menimbulkan komplikasi yang sangat berbahaya. Beberapa gejala dari penyakit crohn yang mudah dikenali diantaranya adalah mengalami penyebab gampang demam, tinja bercampur darah, kelelahan, diare, kekurangan nutrisi dan timbul luka di area mulut.

  1. Viru Eppstein Barr

Virus epstein barr merupakan virus umum yang biasanya terjadi pada anak dan remaja. Penyakit ini disebut juga dengan infeksi mononucleosis atau kissing disease yang bisa menular dari air liur saat sedang makan atau minum bersamaan dan juga berciuman.

Meski penyakit ini bisa menyebabkan masalah serius, namun dalam beberapa kasus lain hanya menyebabkan penyakit ringan saja. Penyakit ini bisa menyebabkan demam berulang selama virus sudah menyebar dalam tubuh anak dengan beberapa gejala seperti timbul demam biasa, batuk, sakit tenggorokan, kelelahan dan panas dingin.

Demikian ulasan dari kami tentang penyebab demam berulang pada anak yang harus diwaspadai karena jika tidak segera diobati bisa menyebabkan masalah serius. Jika beberapa gejala dari penyakit yang sudah kami sampaikan diatas memang terjadi pada anak anda, maka segera lakukan pemeriksaan untuk penanganan dini.