5 Perbedaan Demam Berdarah dan Virus Zika yang Perlu Diketahui

Demam berdarah dan penyakit virus zika sama-sama disebabkan oleh gigitan nyamuk jenis Aedes. Namun tentu saja kedua penyakit ini berbeda. Walau sama-sama ditularkan melalui nyamuk dan sama-sama merupakan infeksi virus, namun gejala dan bahaya dari kedua penyakit ini berbeda. Berikut beberapa penjelasan mengenai perbedaan demam berdarah dan virus zika yang perlu diketahui agar dapat mengatasi dengan tepat sesuai dengan gejala yang muncul.

Virus Zika

Sebelum mengetahui perbedaan antara demam berdarah dan virus zika, ada baiknya mengetahui terlebih dahulu beberapa hal mengenai virus zika atau Demam Zika, mengingat kasus zika lebih jarang ditemukan di Indonesia sehingga mungkin masih asing di telinga. Wabah virus zika itu sendiri banyak terjadi di negara maju, seperti Brazil. Di Asia Tenggara itu sendiri wabah zika pernah meluas di Singapura. Dan sebagai salah satu negara yang sangat dekat dengan Singapura, wabah zika bisa juga tersebar ke Indonesia.

Virus zika itu sendiri tergolong ke dalam Flavivirus dari kelompok Arbovirus. Nama zika diambil dari nama hutan yang menjadi tempat pertama kali virus ini berhasil diisolasi. Virus zika memiliki 2 genotyping, yang dibedakan menjadi Asia dan Afrika. Sedangkan virus zika yang banyak berkembang di Singapura dan Asia Tenggara lainnya berasal dari strain Asia. Walau kasus demam zika cukup jarang ditemukan di Indonesia, akan tetapi, tetap perlu diwaspadai, mengingat penyebab tersebarnya virus zika ini juga merupakan nyamuk aedes yang banyak ditemukan di Indonesia. Selain itu negara Singapura yang berdekatan dengan Indonesia juga meningkatkan peluang tersebarnya wabah zika di Indonesia.

Perbedaan Antara Demam Berdarah dengan Virus Zika

  1. Gejala

Pada dasarnya gejala dari demam berdarah dan virus zika memang mirip. Namun ada perbedaan utama dari kedua penyakit ini. pada demam berdarah, pasien demam berdarah tidak mengalami radang konjungtiva atau konjungtivis. Sedangkan pada virus zika, pasien akan mengalami radang konjungvita sehingga mata pasien yang terserang virus zika akan menjadi merah.

Selain itu, Gejala Demam Berdarah akan lebih parah daripada demam zika. Pada demam berdarah, pasien akan mengalami syok atau pendarahan, terutama di fase kritisnya. Sedangkan pada pasien zika, gejala yang parah tidak ditemukan. Gejala zika juga hanya gejala infeksi virus seperti biasanya dan merupakan gejala yang ringan.

  1. Kadar trombosit

Perbedaan demam berdarah dan virus zika berikutnya adalah dari sistem yang diserangnya. Sudah diketahui secara umum bahwa pada demam berdarah, bagian yang diserang tubuh adalah sistem darah, dimana kadar trombosit pada darah akan berkurang drastis karena memang ada Hubungan Demam Berdarah Dengan Trombosit yang erat. Hal ini juga yang menyebabkan pendarahan terjadi di mana-mana. Sedangkan pada pasien zika, trombosit terbilang normal karena virus tidak menyerang bagian trombosit tersebut. Namun pada kasus zika, pasien bisa jadi mengalami penurunan kadar sel darah putihnya.

  1. Bahaya penyakit

Jika perbedaan demam berdarah dan virus zika dilihat dari segi bahaya penyakitnya, maka bisa dikatakan bahwa demam berdarah jauh lebih berbahaya jika dibandingkan dengan virus zika. Hal ini dikarenakan demam berdarah dapat menyebabkan syok dan pendarahan yang parah. Bahkan jika tidak diatasi dengan baik, Komplikasi Demam Berdarah dapat menyebabkan kematian.

Sedangkan virus zika tidak terlalu berbahaya secara langsung seperti demam berdarah. Virus zika tidak menyebabkan kematian. Akan tetapi, jika virus zika mengenai ibu hamil, maka kehamilan bisa terganggu. Karena infeksi virus zika pada ibu hamil dapat menyebabkan beberapa kelainan pada janin yang dikandung oleh ibu hamil itu sendiri. Beberapa kelainan yang ditemukan antara lain bayi yang lahir dengan kepala yang kecil, perkembangan otak bayi yang terganggu, dan sebagainya.

  1. Penularan

Mekanisme penularan kedua penyakit ini memang sama, yaitu sama-sama ditularkan melalui gigitan nyamuk jenis aedes. Akan tetapi, ternyata ada juga perbedaan demam berdarah dan virus zika dari sisi penularannya. Dimana virus zika ternyata bisa juga ditularkan melalui mekanisme selain gigitan nyamuk, yaitu melalui tranfusi darah, hubungan seksual, tranfusi trombosit, dan juga penurunan dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya.

  1. Pengobatan

Pada dasarnya, kedua jenis penyakit infeksi virus ini memiliki tata cara pengobatan yang tidak jauh berbeda. Dimana pasien hanya diobati dengan tujuan untuk meringankan gejalanya, bukan untuk membunuh virusnya. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh pasien adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah dehidrasi, dan mengonsumsi obat pereda demam atau semacamnya.

Akan tetapi, pada pasien demam berdarah, karena memiliki potensi untuk terkena syok sindrom atau pendarahan akibat penurunan kadar trombosit, maka pasien demam berdarah lebih disarankan untuk menjalani rawat inap. Selain itu, jika pendarahan sudah sangat parah, bisa jadi tranfusi akan dilakukan untuk mencegah kekurangan darah dan trombosit. Sedangkan pada kasus virus zika, hal itu tidak perlu dilakukan.

Demikianlah beberapa penjelasan mengenai perbedaan demam berdarah dan virus zika yang perlu diketahui sebagai informasi mengenai penyakit yang sama-sama ditularkan melalui gigtan nyamuk aedes. Hindari kemungkinan Salah Diagnosa Demam Berdarah dengan memperhatikan gejala yang muncul. Semoga bermanfaat.