Perbedaan Demam Febris dan Hipertermi yang Perlu Diketahui

Demam febris adalah istilah umum dari demam yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh. Demam febris penyebabnya bisa bermacam-macam. Namun kebanyakan dikarenaka infeksi penyakit tertentu. Sehingga saat suhu tubuh meningkat, banyak orang yang langsung berpikir bahwa itu adalah demam febris. Akan tetapi, peningkatan suhu tubuh tidak hanya bisa disebabkan oleh demam atau demam febris saja. Melainkan juga dapat disebabkan oleh hipertermia. Hipertermia adalah kebalikan dari Hipotermia. Berikut beberapa perbedaan demam febris dan hipertermi yang jarang diketahui.

  1. Mekanisme terjadinya

Demam febris atau yang sering dikenal dengan istilah demam terjadi ketika ada peningkatan set poin di hipotalamus. Hipotalamus sendiri berada di bagian otak. Bagian ini belerja seperti remote AC, dimana akan terjadi peningkatan suhu dari normotermik ke derajad febris. Sehingga demam akan terjadi. Mekanisme terjadinya demam ini biasanha dimulai dari bagian kaki atau tangan, baru kemudian berlanjut ke bagian tubuh lainnya karena sirkulasi darah. Peningkatan suhu tubuh akibat demam febris juga biasa menyebabkan tubuh menggigil. Penyebabnya adalah suhu tubuh lingkungan sekitar yang seolah-olah menjadi lebih dingin. Sehingga walau suhu tubuh meningkat, seseorang akan merasakan dingin.

Sementara itu, Hipertermia berbeda dengan demam febris. Perbedaan demam febris dan hipertermi adalah pada pengaturan set poin di hipotalamus. Pada kasus hipertermia, kenaikan suhu tubuh tidak dipengaruhi oleh set poin hipotalamus. Kenaikan suhu tubuh terjadi karena mekanisme tubuh yang terganggu karena faktor eksternal. Hal tersebut akan memicu peningkatan suhu internal tubuh sehingga produksi panas pada tubuh terjadi lebih cepat daripada pelepasan panasnya. Kondisi tersebut cukup berbahaya.

  1. Penyebab

Perbedaan demam febris dan hipertermi yang paling utama adalah dari penyebabnya. Penyebab demam febris kebanyakan adalah infeksi. Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri ataupun oleh virus. Saat ada bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh lalu menginfeksi, maka suhu tubuh akan meningkat dan terjadilah demam. Demam ini disertai dengan gejala lain yang menjadi ciri khas dari berbagai penyakit tertentu.

Adapun kondisi hipertermi penyebab utamanya adalah faktor eksternal atau faktor lingkungan di luar tubuh, karena hipertermi bukan merupakan salah satu Jenis Demam febris. Contohnya ketika seseorang berada di lingkungan panas yang ekstrem terlalu lama. Atau menggunakan pakaian tebal di cuaca hang sedang panas atau terik. Juga ketika seseorang bekerja di bawah matahari di siang hari. Selain itu, hipertermi juga bisa terjadi kepada bayi yang berada di lingkungan yang kurang tepat suhunya.

  1. Gejala yang muncul

Demam dan hipertermia juga dapat dibedakan dari gejala-gejala yang menyertai. Demam febris yang disebabkan oleh infeksi atau penyakit tertentu biasanya menujukkan gejala yang jelas. Beberapa Gejala Demam Biasa atau febris yang umum terjadi misalnya sakit kepala, nyeri persendian, gangguan pada saluran nafas, juga gangguan pada saluran cerna, dan masih banyak lagi. Selain itu gejala khusus juga bisa terjadi berdasarkan jenis penyakitnya.

Sedangkan kondisi hipertermia tidak menunjukkan gejala dark penyakit tertentu. Walau demikian, hipertermia juga memiliki gejala yang spesifik, misalnya kulit memerah karena panas, kram, kejang otot, linglung, hilang konsentrasi, gangguan psikologis, mudah maeah, bahkan tifak berkeringat. Hipertermia ekstrem atau pada kasus yang berat juga bisa menyebabkan pingsan dan koma.

  1. Waktu terjadinya

Demam febris bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja. Semua itu tergantung dari kapan tubuh terserang infeksi baik dari virus maupun bakteri. Sementara itu, hipertermia hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu. Mislanya saat siang hari di cuaca yang ekatrem. Atau ketika musim kemarau dan cukup sulit menemukan air. Hipertermia pada bayi juga bisa terjadi ketika suhu lingkungan terlalu panas, walau bagi orang dewasa, saat itu suhunya tidak begitu panas.

  1. Penanganan

Perbedaan demam febris dan hipertermi dapat dilihat juga pada cara penanganannya. Kedua kondisi ini berbeda sehingga cara penanganannya juga berbeda. Demam febris yang terjadi bisa diatasi dengan melihat penyebabnya. Jika penyebabnya adalah bakteri, maka pemberian antibiotik adalah yang paling tepat. Jika penyebabnya adalah virus, selama bukan tergolong penyakit parah, maka penanganan bisa dilakukan dengan memperbanyak minum air, mengonsumsi obat pereda demam, dan meningkatkan sistem imun tubuh.

Tapi, kondiai hipertermia sangat berbeda. Penanganan untuk pasien yang diduga menderita hipertermia dapat dilakukan dengan menormalkan kembali suhu tubuh pasien. Karena dengan demikian pelepasan panas dari tubuh akan bisa berlangsung dengan cepat sehingga tubuh dapat mendingin lebih cepat. Beberapa cara yang bisa dilakukan seperti memindahkan pasien ke lingkungan yang lebih sejuk, menghembuskan angin atau udara sejuk ke tubuh pasien, mandi air dingin, atau meletakkan beberapa icepack ke tubuh pasien. Selain itu, karena suhu panas dapat meningkatkan riaiko dehidrasi, pasien harus tetap diberikan hidrasi untuk mencegah kekuranvan cairan dan bahaya dehidrasi tubuhnya.

Demikianlah beberapa penjelasan mengenai perbedaan demam febris dan hipertermi yang perlu diketahui yang sama-sama menunjukkan gejala kenaikan suhu tubuh di atas Suhu Normal Tubuh Manusia. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda. Lakukan penanganan yang tepat ketika gejala demam atau hipertermi terjadi.