Perbedaan Fase Demam Berdarah Anak dan Dewasa Paling Penting

Penyakit demam berdarah bisa menyerang siapa saja dari mulai anak anak, orang dewasa hingga orang tua. Penyakit ini tidak menular secara langsung sebab hanya ditularkan dari nyamuk pembawa virus dengue yang menyebarkan virus dari gigitan ke kulit. Inilah mengapa dalam satu keluarga seringkali terserang demam berdarah secara bersamaan. Infeksi virus dengue ditunjukkan dalam beberapa fase, akan tetapi fase demam berdarah yang dialami orang dewasa dan anak anak ternyata berbeda. Dari pendapat para spesialis penyakit dalam, berikut ini akan kami jelaskan perbedaan fase demam berdarah anak dan dewasa yang penting untuk anda ketahui.

Fase Demam Berdarah Anak dan Dewasa

Virus demam berdarah bisa mempengaruhi beberapa sistem tubuh yakni sistem hati, sistem imun serta pembuluh darah. Apabila seseorang terinfeksi demam berdarah, maka akan mengalami fase demam, fase kritis dan juga fase penyembuhan sekaligus bisa juga mengalami komplikasi demam berdarah. Pada beberapa fase tersebut sistem imun tubuh akan mulai diserang virus demam berdarah.

Ketiga fase tersebut sama sama dialami oleh semua usia baik anak anak dan juga orang dewasa. Namun, belum tentu terjadi kebocoran plasma atau plasma leaked pada fase kritis tersebut. Semuanya tergantung dari respon tubuh masing masing orang dan juga dipengaruhi dengan beberapa faktor risiko lainnya.

Fase Demam Berdarah

Fase demam berdarah menandakan jika sistem imun tubuh sedang berusaha melawan peradangan yang disebabkan karena infeksi jenis virus dengue. Demam yang terjadi karena DBD tersebut juga sangat khas yakni terjadi mendadak dengan suhu tubuh lebih dari 39 derajat celcius.

Selain efek demam tinggi mendadak, penderita juga akan merasakan beberapa gejala lain seperti mual dan muntah, sakit kepala, sakit di belakang mata dan juga nyeri otot. Umumnya, demam ini akan terjadi antara 2 hingga 7 hari dan sesudah melewati fase demam, maka penderita BD akan memasuki fase kritis.

Fase Kritis

Seperti namanya, fase kritis menjadi pertanda serius yang membutuhkan pengobatan sesegera mungkin. Sebab dalam beberapa kases, penderita sering mengalami pendarahan seperti mimisan saat demam berdarah dan juga kebocoran plasma yang terjadi karena plasma darah keluar dari saluran pembuluh darah sebab celah di sel endotel terus mengalami pembesaran.

Kebocoran plasma tersebut bisa menyebabkan penderita merasa sakit perut parah, mimisan, pembesaran organ hati dan juga muntah terus menerus. Apabila pasien tidak mengalami kebocoran plasma atau bisa melewati fase tersebut, maka tubuh akan mencoba untuk memulihkan diri. Fase tersebut dinamakan dengan fase penyembuhan dan penderita juga akan kembali mengalami gejala demam. Akan tetapi hal ini tidak perlu dikhawatirkan sebab kesehatan tubuh akan perlahan membaik dan gejala juga akan mulai berkurang. Penderita nantinya sudah bisa makan dan beraktivitas seperti biasa.

Dehidrasi Pada Fase Demam Anak

Perbedaan fase demam berdarah pada anak dan dewasa lainnya adalah sering menyebabkan dehidrasi pada anak anak. Dibandingkan dengan orang dewasa, anak anak lebih mudah kekurangan cairan ketika mengalami demam panas tinggi. Suhu tubuh yang panas bisa mengurangi kadar air yang ada di dalam tubuh khususnya karena anak anak belum bisa merawat dirinya dengan minum air cukup dan belum bisa mengatakan pada orang tua mereka jika membutuhkan minum. 

Untuk menghindari hal tersebut, maka asupan cairan ketika sedang demam harus lebih ditingkatkan seperti jus jambu untuk DBD. Tidak hanya air putih, orang tua juga bisa memberikan jus buah, minuman elektrolit atau susu dan jangan lupa juga untuk kompres tubuh anak dengan handuk hangat agar bisa merasa lebih nyaman.

Meskipun terlihat hampir sama, namun fase demam berdarah pada anak dan dewasa juga memiliki beberapa perbedaan yang harus diwaspadai khususnya pada anak anak mengingat kekebalan tubuhnya yang masih rentan sehingga lebih butuh perhatian khusus.