5 Perbedaan Kejang Demam Meningitis Ensefalitis yang Perlu Diketahui

Kejang demam merupakan sebuah kondisi yang seringkali terjadi kepada anak yang terserang demam tinggi. Kejang demam memiliki gejala yang bisa dikatakan mengkhawatirkan, walau sebenarnya kejang demam itu sendiri bukan sebuah kondisi yang perlu diwaspadai. Akan tetapi, gejala kejang demam sering dikaitkan dengan berbagai penyakit yang menyerang otak, misalnya meningitis atau esenfalitis. Setelah mengetahui mengenai Perbedaan Kejang Demam dan Epilepsi di artikel sebelumnya, berikut beberapa penjelasan mengenai perbedaan kejang demam meningitis ensefalitis yang perlu diketahui.

  1. Definisi

Kejang demam adalah sebuah bangkitan kejang yang terjadi pada anak yang demam dengan suhu di atas 38 derajad celcius. Kondisi ini disebabkan oleh proses sekstakranium pada tubuh saat demam terjadi. Sedangkan meningitis adalah penyakit peradangan pada meningen atau selaput otak. Sementara esenfalitis adalah peradangan pada jaringan otak.

  1. Penyebab

Perbedaan kejang demam meningitis ensefalitis bisa dilihat dari penyebab ketiganya. Penyebab Kejang Demam itu sendiri adalah adanya lontaran listrik otak ketika demam terjadi. Sedangkan penyebab dari meningitis cukup beragam. Meningitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, infeksi virus, kelainan pada sistem saraf pusat, defisiensi mekanisme imun, dan masih banyak lagi.

Sementara itu, penyebab dari ensefalitis hampir sama dengan meningitis, yaitu seperti bakteri, jamur, virus, atau parasit lainnya yang masuk ke dalam jaringan otak dan meradang di sana.

  1. Mekanisme Terjadinya

Kejang demam biasa terjadi diawali dengan kenaikan suhu tubuh. Kenaikan suhu tubuh ini akan mempengaruhi keseimbangan dari membran sel neuron pada otak, sehingga terjadi difusi ion dalam tubuh. Difusi ion akan melepaskan muatan listrik, sehingga muncul kejang demam.

Sedangkan pada kasus meningitis, patogen yang masuk ke tubuh dan menginfeksi selaput otak bisa berasal dari mana saja. Meningitis dapat berupa komplikasi dari penyakit infeksi yang sebelumnya diderita oleh pasien, misalnya jika sebelumnya mengalami Tipe Demam tonsilitis, pneumonia, faringitis, endokarditis, atau bronchopneumonua. Penyebaran patogen ke selaput otak juga bisa merupakan radang lanjutan dari organ-organ yang ada di sekitar otak. Misalnya jika sebelumnya pernah mengalami sinusitis, otitis media, abses otak, atau mastoiditis. Peradangan pada meningen juga bisa terjadi akibat cedera pada kepala sehingga kuman dapat dengan mudah menginfeksi selaput otak.

Sementara itu, mekanisme terjadinya ensefalitis kebanyakan diawali dengan masuknya virus melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan, atau bahkan melalui kulit, yang lalu menyebar ke tubuh melalui sirkulasi darah atau melalui sistem syaraf. Ensefalitis dapat terjadi jika ada peradangan secara langsung di jaringan otak. Atau bisa juga terjadi sebagai akibat dari reaksi jaringan syaraf yang terganggu oleh virus. Juga bisa terjadi akibat reaksi aktivasi virus neutropik.

  1. Gejala

Perbedaan kejang demam meningitis ensefalitis juga bisa dilihat dari gejalanya. Pada kasus kejang demam, gejala yang muncul antara lain sebagai berikut.

  • Kejang berlangsung kurang dari 15 menit dan dapat berhenti sendiri.
  • Kejang demam tidak berulang dalam kurun waktu 24 jam (terjadi hanya 1 kali dalam 24 jam).

Sedangkan gejala dari meningitis dapat dijelaskan sebagai berikut.

  • Gejala awal yang sering terjadi adalah demam dan sakit kepala, karena memang ada Hubungan Demam dengan Meningitis
  • Tidak responsif
  • Perubahan pada tingkat kesadaran
  • Leher terasa kaku
  • Mata sensitif terhadap cahaya
  • Kejang
  • Pernafasan tidak teratur
  • Ruam meningitis
  • Syok

Sementara itu pada ensefalitis, gejala yang muncul meliputi:

  • Demam
  • Mata bergerak tidak terkontrol
  • Halusinasi
  • Mual dan muntah
  • Sakit pada kepala
  • Pucat
  • Nyeri pada tenggorokan
  • Gelisah
  • Kejang
  • Kesadaran terganggu
  • Perilaku berubah
  • Paralysis saraf otak

Itulah beberapa perbedaan dari ketiga penyakit ini dari segi gejalanya.

  1. Pengobatan

Perbedaan kejang demam meningitis ensefalitis juga bisa dilihat dari pengobatan. Pengobatan pada kasus kejang demam dapat dilakukan dengan mengatasi penyebab demamnya. Anak yang mengalami demam tinggi bisa disebabkan oleh infeksi, baik berupa virus maupun bakteri. Penanganan terhadap penyebab demam akan dapat menurunkan potensi kejang demam. Selain itu, penanganan Kejang Demam ketika terjadi di rumah tanpa tim medis adalah dengan memiringkan tubuh anak agar mencegah adanya cairan (air liur atau makanan) masuk ke lubang pernafasannya. Pada umumnya, kejang demam tidak berbahaya, sehingga penanganan khusus tidak selalu diperlukan. Akan tetapi, jika kejang demam terjadi lebih dari 15 menit atau terjadi berulang dalam kurun waktu 24 jam, maka periksakan kondisi anak ke rumah sakit.

Sementara itu, penanganan atau pengobatan meningitis sendiri perlu dilakukan sesuai dengan penyebab utama dari meningitis itu terjadi. Jika penyebabnya adalah bakteri (kebanyakan penyebabnya adalah bakteri), maka penanganan yang dilakukan adalah menggunakan pengobatan antibiotik dengan jenis dan dosis yang disesuaikan dengan masing-masing pasien. Selain itu, penanganan ini perlu dilakukan oleh tim medis.

Untuk ensefalitis, karena tergolong merupakan penyakit yang berpotensi mengancam nyawa, maka pengobatan perlu dilakukan oleh tim medis. Tujuan pengobatan adalah dengan mengatasi infeksi, mengatasi dan mencegah komplikasi.  Penanganan dilakukan sesuai dengan patogen yang menyebabkan peradangan pada otak itu sendiri. Untuk penyebab virus, obat antivirus dapat diberikan. Jika penyebabnya adalah sistem kekebalan tubuh yang terganggu, maka suntikan kortikosteroid dapat dilakukan. Jika penyebabnya bakteri, maka pemberian antibiotik diperlukan.

Demikianlah beberapa penjelasan mengenai perbedaan kejang demam meningitis ensefalitis yang perlu diketahui. Walau sama-sama muncul gejala kejang, namun ketiga gangguan ini berbeda penyebab dan cara penanganannya. Semoga bermanfaat.