Bagaimana Sebenarnya Proses Terjadinya Demam

Dalam istilah medis, demam disebut dengan febris yakni kondisi terjadinya peningkatan suhu tubuh melebihi batas normal. Suhu tubuh manusia diatur dalam sebuah mesin khusus pada tubuh yang terletak di otak pada bagian hipotalamus di pre optik anterior. Hipotalamus bisa dikatakan seperti mesin pengaruh suhu tubuh sebab terdapat reseptor yang sangat peka terhadap suhu atau dikenal dengan sebutan termoreseptor. Dengan termoreseptor tersebut, suhu tubuh akan dipertahankan agar selalu normal yakni sesuai dengan suhu inti tubuh. Suhu inti tubuh tersebut merupakan gambaran dari kandungan panas yang ada di dalam tubuh manusia. Kandungan panas tersebut diperoleh dari pemasukan panas yang berasal dari proses metabolisme makanan yang masuk ke dalam tubuh dimana suhu inti berada pada batas 36.5 sampai 37.5 derajat celcius.

Demam sebenarnya merupakan reaksi alami dari tubuh ketika sedang terinfeksi. Ada banyak mikroorganisme yang bisa mengakibatkan infeksi seperti bakteri, virus, jamur dan juga parasit. Tidak hanya itu, namun demam juga bisa terjadi karena suhu di lingkungan yang terlampau ekstrim, kekurangan cairan atau dehidrasi, alergi dan juga memiliki gangguan sistem imun. Seseorang bisa dikatakan mengalami demam jika suhu tubuh sudah meningkat diatas normal. Apabila suhu tubuh diukur lewat anus atau rektal, maka melebihi 38 derajat celcius. Jika diukur dengan mulut atau oral, maka suhu tubuh melebihi 37.8 derajat celcius dan jika diukur dari ketiak atau aksila, maka suhu tubuh melebihi 37.2 derajat celcius. Dari semua jenis pengukuran suhu tubuh, cara mengukur suhu tubuh lewat mulut menjadi yang paling baik dibandingkan mengukur suhu lewat bagian tubuh lainnya meski pengukuran lewat rektal juga terbilang akurat karena mendekati suhu tubuh.

Tahap Terjadinya Demam Pada Tubuh

Proses terjadinya demam dimulai dari partikel virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh dan kemudian mengakibatkan infeksi. Proses terjadinya demam panas kemudian dilanjutkan dengan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang merespon terhadap bentuk infeksi seperti makrofag jaringan, leukosit atau sel darah putih, fagosit dan juga limfosit pembuluh granular besar. Meningkatnya panas tubuh terjadi karena produksi sitokin pirogen yang juga meningkat karena terjadi aktivitas rangsangan endogen seperti eksotoksin dan juga endotokson yang dihasilkan virus penyebab infeksi.

Apabila produksi sitokin pirogen secara sistemik masih pada batas wajar, maka akan memberikan efek yang menguntungkan bagi tubuh seperti meningkatkan sistem imun tubuh. Akan tetapi jika peningkatan tersebut melebihi batas kritis, maka bisa dipastikan jika sitokin akan memberikan efek berbahaya untuk tubuh. Sementara untuk batas kritis sitokin pirogen sistemik masih belum diketahui dengan pasti sampai saat ini.

Selama peningkatan panas tubuh terjadi melebihi suhu normal manusia, maka sistem imun juga akan mensintesis beberapa senyawa kimia seperti TNFα (Tumor Necrosis Factor α), irogen endogen IL-1(interleukin 1), INF (interferon) dan juga IL-6 (interleukin 6).

Pirogen endogen tersebut akan bekerja dalam sistem saraf pusat tingkat Organum Vasculosum Laminae Terminalis [OVLT] yang kemudian OVLT tersebut akan mensintesis prostaglandin sehingga menyebabkan suhu tubuh meningkat atau demam biasa

Beberapa gejala khas yang terjadi ketika tubuh mengalami demam diantaranya adalah penyebab demam menggigil yang terjadi karena meningkatnya produksi panas yang kemudian akan dikeluarkan lewat kulit. Dengan ini, maka pembentukan demam sebagai respon rangsangan pirogenik merupakan sesuatu yang terjadi karena disengaja dan bukan disebabkan karena rusaknya mekanisme termoregulasi.

Dalam keadaan normal, Panas yang dihasilkan di dalam tubuh terjadi karena gerakan otot asimilasi makanan dan juga aktivitas metabolisme basal. Panas yang sudah terbentuk tersebut kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh lewat radiasi, hantaran atau konduksi dan juga penguapan air pada sistem saluran pernafasan dan juga kulit serta sejumlah panas juga akan dikeluarkan dari dalam tubuh lewat feses dan juga urine. 

Setiap tubuh manusia memiliki mekanisme tersendiri untuk mempertahankan suhu ideal. Tubuh juga akan terus mempertahankan suhu agar tetap dalam batas normal atau ideal yang bertujuan agar tidak mengganggu fungsi metabolisme rumit yang terjadi di dalam tubuh manusia dan badan panas berkepanjangan tidak terjadi.