Tanda Laboratorium Demam Berdarah dan Kriteria Diagnosisnya

Demam berdarah merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Cara Penularan Demam Berdarah virus dengue adalah dengan perantara nyamuk Aedes aegypti. Gejala demam berdarah memang cukup khas dan cukup spesifik. Namun gejala demam berdarah sering menunjukkan gejala yang umum dan mirip dengan penyakit lain. Maka dari itu ada beberapa kasus Salah Diagnosa Demam Berdarah yang terjadi. Sehingga untuk mendiagnosis demam berdarah secara lebih pasti diperlukan tanda laboratorium demam berdarah.

Kriteria Diagnosis Demam Berdarah

Sebelum mengetahui beberapa tes laboratorium yang dilakukan pada pasien demam berdarah, perlu diketahui terlebih dahulu beberapa kriteria dari demam berdarah itu sendiri. Kriteria diagnosis demam berdarah ditentukan berdasarkan kriteria klinis dan kriteria laboratoris. Untuk kriteria klinis antara lain sebagai berikut.

  • Demam tinggi mendadak yang tanpa sebab. Demam ini terjadi selama 2 hingga 7 hari terus menerus
  • Manifestasi pendarahan
  • Pembesaran hati
  • Syok

Adapun beberapa kriteria laboratoris, yang juga menjadi tanda laboratorium demam berdarah antara lain:

  • Trombositopenia, dimana trombosit pada darah menurun hingga mencapai angka kurang dari atau sama dengan 100.000/ul
  • Hemokonsentrasi, dimana hemoglobin meningkat dan nilai hematokrit mencapai 20% atau bahkan lebih

Itulah dua kriteria dari diagnosis demam berdarah. Dimana pasien akan didiagnosis demam berdarah jika menunjukkan setidaknya 2 kriteria klinis dan minimal 1 kriteria laboratororis. Pasien yang didiagnosis demam berdarah lalu akan dilihat dari derajad tingkatan demam berdarah itu sendiri. Berikut beberapa diagnosis demam berdarah berdasarkan tingkatan demam berdarah.

  • Derajad I, dimana pasien mengalami demam mendadak dan disertai gejala lain yang tidak khas. Namun pasien menunjukkan satu gejala khas seperti manifestasi pendarahan.
  • Derajad II, dimana pasien menunjukkan derajag I, ditambah munculnya pendarahan spontan dan pendarahan lain, misalnya di kulit.
  • Derajad III, dimana pasien mengalami kegagalan sirkulasi darah. Misalnya menunjukkan tanda hipotensi, penurunan tekanan nadi menjadi di bawah 20 mmHg, sianosis, kulit dingin, dan gelisah.
  • Derajad IV, dimana pasien mengalami syok yang berat.

Jenis Uji Laboratorium Demam Berdarah

Selain beberapa penjelasan di atas, diagnosis dari demam berdarah dengue juga ditetapkan berdasarkan beberapa tanda laboratorium demam berdarah. Tes laboratorium ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu yang spesifik dan tidak spesifik. Berikut ini beberapa jenis uji laboratorium demam berdarah spesifik yang perlu diketahui.

  1. Tes antibodi dengue IgG-IgM

Tes pertama adalah tes antibodi dengue IgG dan IgM. Jika IgG positif dan IgM negatif, maka pasien kemungkinan mendeita infeksi dengue sekunder. Akan tetapi jika sebaliknya, IgG yang negatif dan IgM yang positif, pasien mengalami infeksi dengue primer. Selain itu jika IgG dan IgM negatif, pasien tidak terinfeksi dengue, atau dengue belum terdeteksi. Sebaliknya, jika IgG dan IgM positif, maka pasien mengalami infeksi dengue sekunder.

  1. Tes antigen dengue

Tes kedua adalah tes antigen dengue. Tes ini merupakan salah satu pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi secara langsung antigen virus dengue. Tes laboratorium yang stau ini juga berfungsi untuk mendeteksi adanya infeksi dengue akut. Akan tetapi, tes antigen dengue ini tidak bisa dilakukan untuk membedakan apakah pasien menderita infeksi dengue primer atau sekunder.

Itulah dua jenis uji lab untuk mengetahui tanda laboratorium demam berdarah secara spesifik. Adapun beberapa jenis uji laboratorium secara tidak spesifik antara lain sebagai berikut.

  1. Hemogloblin

Uji laboratorium yang tidak spesifik pertama adalah untuk mengetahui kadar hemoglobin. Hal ini dikarenakan pasien demam berdarah biasanya akan mengalami peningkatan hemoglobin, terutama setelah hari kedua.

  1. Hematokrit

Selain hemoglobin, pasien juga akan diperiksa kadar hematokritnya, dimana pasien demam berdarah biasanya mengalami peningkatan hematokrit terutama mulai hari ketiga dari gejala awal terlihat. Peningkatan ini bisa mencapai 20% atau bahkan lebih.

  1. Leukosit

Tidak hanya hemoglobin dan hematokrit saja yang akan diperhatikan sebagai tanda laboratorium demam berdarah melainkan juga leukosit. Leukosit pada penderita demam berdarah biasanya bervariasi selama infeksi demam berdarah masih terjadi. Leukopenia bisa terjadi ketika Fase Demam Berdarah akut terjadi (mulai hari ketiga). Namun pada fase penyembuhan, leukosit akan kembali ke ukuran normal.

  1. Trombosit

Hubungan Demam Berdarah Dengan Trombosit sangat erat. Bahkan trombosit ini adalah satu hal yang cukup vital pada kasus demam berdarah, dimana pasien demam berdarah akan mengalami penurunan trombosit. Bahkan jumlahnya bisa mencapai kurang dari 100.000/ul darah. Hal ini terjadi biasanya di awal fase demam dan akan semakin turun pada fase kritis. Akan tetapi, jika pasien sudah berhasil melewati fase kritis, trombosit akan kembali meningkat di fase penyembuhan.

  1. Tes lainnya

Selain beberapa tes di atas, demam berdarah juga bisa menunjukkan tanda-tanda tertentu pada tes tertentu, misalnya:

  • Peningkatan enzim bilirubin, SGPT, ALP, dan SGOT pada tes faal hati
  • Hiponatremia pada tes kadar natrium darah
  • Asidosis metabolik pada tes analisis gas darah
  • Ureum dan kreatinin meningkat pada tes kadar keratinin dan ureum
  • Defek sistem pembekuan darah

Demikianlah beberapa tanda laboratorium demam berdarah yang perlu diketahui. Mengingat demam berdarah adalah penyakit yang cukup berbahaya, jika muncul gejala demam berdarah segera periksakan ke dokter. Ketahui juga Cara Mencegah Demam Berdarah pada Anak agar anak selalu aman dari kemungkinan demam berdarah. Semoga bermanfaat.