X

Hiperpireksia pada Dewasa : Penyebab, Gejala, Pengobatan

Demam mungkin memang cukup sering terjadi, baik anak-anak maupun orang dewasa. Demam diketahui dari kenaikan suhu tubuh yang menjadi di atas normal dari suhu normal. Demam juga seringkali diikuti dengan gejala-gejala lainnya yang menyebabkan seseorang menyadari bahwa dirinya sedang terserang demam. Namun mungkin belum banyak yang mengetahui mengenai salah satu jenis demam, yaitu hiperpireksia.

Hiperpireksia merupakan sebuah kondisi dimana seseorang mengalami demam dengan suhu yang sangat tinggi. Jika demam biasanya berada pada suhu di atas 38 derajad celcius, maka kondisi hipepireksia adalah kondisi demam atau kenaikan suhu yang berada di atas suhu 41,1 derajad celcius. Hiperpireksia bisa terjadi pada anak maupun orang dewasa. Jika terjadi pada anak, Hiperpireksia pada Anak bisa meningkatkan risiko kejang demam. Namun hiperpireksia pada dewasa tidak menyebabkan kejang demam karena faktor usia.

Tentunya kondisi hiperpireksia ini cukup berbahaya. Karena akan lebih banyak muncul efek samping yang akan semakin memperparah kondisi demam. Berikut beberapa penjelasan mengenai hiperpireksia yang bisa terjadi pada anak maupun dewasa.

Penyebab

hiperpireksia pada dewasa maupun pada anak-anak sebenarnya memiliki mekanisme yang sama. Namun penyebab hiperpireksia pada anak bisa juga karena penyakit tertentu yang tidak ditemui pada orang dewasa. Misalnya Sindrom Kawasaki. Penyakit kawasaki ini merupakan salah satu jenis demam yang menyebabkan seorang anak mengalami radang di arteri. Dan hiperpireksia menjadi salah satu gejalanya, terutama jika tidak segera diatasi dengan baik. Selain itu, berikut beberapa penyebab hiperpireksia pada orang dewasa maupun anak lainnya.

  • Infeksi

Salah satu penyebab utama dari hiperpireksia sama dengan demam pada umumnya, yaitu adanya infeksi pada tubuh. Mekanisme Demam Karena Infeksi ini sendiri seperti yang diketahui bersama merupakan infeksi dari bakteri, virus, dan juga mukroorganisme lainnya. Kebanyakan yang menyebabkan hiperpireksia dari infeksi adalah infeksi yang berat. Misalnya jika seseroang mengalami tifus abdominalis atau pneumonia lobaris.

  • Rusaknya pusat pengatur suhu

Selain disebabkan oleh adanya infeksi, hiperpireksia pada dewasa juga bisa disebabkan oleh adanya kerusakan pada pusat pengaturan suhu tubuh manusia. Sehingga hal ini menyebabkan Suhu Tubuh Cepat Panas hingga mengalami hiperpireksia. Penyebab kerusakan pada pusat pengatur suhu ini bisa bermacam-macam. Intinya, set point hipotalamus terganggu sehingga pusat pengaturan suhunya rusak dan muncul gejala hiperpireksia.

Salah satu penyebab rusaknya pengatur suhu adalah pendarahan intrakranial. Pendarahan ini adalah pendarahan yang terjadi di bagian kepala sehingga menyebabkan pendarahan di otak. Penyebab pendarahan juga bisa bermacam-macam. Namun kebanyakan disebabkan oleh trauma kepala. Namun juga bisa disebabkan oleh hal lainnya.

Selain pendarahan intrakranial, rusaknya pusat pengaturan suhu pada seseorang juga bisa disebabkan oleh penyakit yang menyerang bagian otak, seperti meningitis atau esenfalitis. Juga bisa dipengaruhi oleh penyinaran.

  • Sepsis

Penyebab lainnya dari hiperpireksia adalah sepsis. Sepsis merupakan respons tubuh terhadap sebuah peradangan atau infeksi pada tubuh. Sepsis ini berbahaya dan bisa mengancam nyawa karena pengaruhnya bisa menyebabkan kerusakan organ atau kegagalan fungsi organ. Namun sepsis yang menyebabkan hiperpireksia cukup jarang terjadi.

  • Karena zat tertentu

Zat-zat tertentu yang masuk ke tubuh juga bisa menyebabkan terjadinya demam dengan suhu yang sangat tinggi dan bisa berujung ke hiperpireksia. Misalnya jika seseorang keracunan zat tertentu yang merusak sistem pertahanan tubuh dan metabolisme tubuhnya. Keracunan kalajengking dan epinefrin bisa berpotensi menyebabkan hiperpireksia.

Itulah beberapa penyebab dari hiperpireksia.

Gejala

Pada umumnya, gejala seseorang yang mengalami hiperpireksia muncul sesuai dengan penyebabnya masing-masing. Namun berikut ini beberapa Efek Demam Tinggi yang bisa terjadi jika seseorang mengalami hiperpireksia pada tahap awal.

  • Suhu tubuh yang naik
  • Merasa lelah
  • Merasa lemah
  • Muncul keringat
  • Sakit kepala
  • Mual

Sementara itu, jika kenaikan suhu tubuh terus terjadi, akan muncul beberapa gejala tambahan seperti:

  • Mual menjadi muntah
  • Sakit kepala semakin parah
  • Kulit menjadi pucat
  • Penurunan konsentrasi
  • Mulai muncul gejala-gejala yang berhubungan dengan dehidrasi seperti penurunan volume buang air kecil dan sebagainya.

Jika seseorang mengalami hiperpireksia dan tidak segera ditangani sesuai dengan kondisinya, maka gejala akan semakin berlanjut menjadi semakin parah. Seperti:

  • Tubuh semakin lemah
  • Nafas mulai tidak teratur
  • Pupil mata melebar
  • Pada orang-orang tertentu bisa muncul gejala kejang
  • Penurunan kesadaran hingga hilang kesadaran
  • Merasa sangat panas
  • Denyut nadi cepat

Jika sudah muncul gejala demikian, maka itu tandanya hiperpireksia sudah semakin membahayakan sehingga perlu untuk segera dilakukan penanganan untuk mencegah adanya komplikasi jangka panjang.

Pengobatan

Pengobatan atau penanganan hiperpireksia pada dewasa dan juga anak-anak bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh, melakukan pengobatan penunjang, lalu mencari penyebab serta mengobati penyebab hiperpireksia itu sendiri.

Usaha menurunkan suhu tubuh bisa dilakukan secara simptomatik, dimana panas tubuh dikeluarkan secara fisik. Jika diperlukan, akan diberikan obat-obatan untuk membantu mengeluarkan panas. Metode yang tepat perlu ditentukan oleh dokter yang tepat karena jika salah dalam pemberian obat justru bisa menyebabkan keracunan pada penderitanya.

Demikianlah beberapa penjelasan mengenai hiperpireksia pada dewasa yang perlu diketahui. Mengingat bahayanya cukup berat, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan jika mendapati suhu demam sudah mencapai di atas 39 derajad celcius. Semoga bermanfaat untuk Anda.

Categories: Penyakit