Cara Mengatasi Bayi Demam Setelah Imunisasi Terlengkap

Demam merupakan kondisi medis yang umum dialami oleh semua orang. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun tidak luput dari serangan demam. Mulai dari demam pada anak usia 6 tahundemam pada anak usia 3 tahun bahkan hingga demam pada anak usia 1 tahun atau kurang dari satu tahun seperti 8 bulan. Demam naik turun pada bayi 8 bulan memang sangat mengkhawatirkan bagi orang tua. Terkadang, demam panas anak tidak turun setelah minum obat.

Bagi orang tua, kekhawatiran tidak hanya muncul ketika panas anak tidak kunjung turun meskipun habis minum obat, tetapi juga demam panas pada anak setelah imunisasi. Imunisasi memang sangat penting bagi anak karena dapat mencegah penyakit-penyakit yang akan datang di kemudian hari seperti difteri, tetanus, hepatitis B, polio dan penyakit lainnya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa imunisasi juga memberikan dampak lain, salah satunya adalah demam. Orang tua tidak perlu khawatir, karena demam setelah imunisasi dapat disembuhkan. Cara-Cara Mengatasi Bayi Demam Setelah Imunisasi dijelaskan dalam artikel ini.

Cara Mengatasi Bayi Demam Setelah Imunisasi

Demam yang terjadi pada bayi setelah imunisasi merupakan reaksi tubuh bayi terhadap vaksin yang diberikan. Orang tua tidak perlu khawatir, karena kemunculan demam bukanlah pertanda bahwa vaksin tidak bekerja. Tingginya demam tergantung dari diri masing-masing anak, dan tidak berpengaruh terhadap tingkat keampuhan vaksin bekerja di dalam tubuh anak.

Jika anak mengalami demam setelah imunisasi, salah satu Cara Mengatasi Bayi Demam Setelah Imunisasi adalah dengan memberikan parasetamol. Parasetamol perlu diberikan kepada bayi setelah imunisasi agar dapat mengurangi resiko terkena demam. Parasetamol juga dapat meringankan rasa nyeri di sekitar area imunisasi. Tentunya pemberian parasetamol ini dilakukan dengan pengawasan dokter anak.

Jika bayi Anda diberikan vaksin meningitis B, Anda perlu memiliki persediaan parasetamol cair untuk bayi yang mencukupi. Hal ini disebabkan karena demam lebih sering terjadi setelah pemberian vaksin meningitis B, dibanding dengan pemberian vaksin lainnya.

Selain parasetamol, obat lain yang dapat digunakan untuk menurunkan panas tubuh anak adalah dengan ibuprofen dan acetaminophen.  Namun berhati-hatilah ketika memberikan obat ini kepada anak Anda. Berat badan anak dapat menentukan dosis yang harus diberikan. Gunakanlah alat untuk mengukur dosis yang tepat, yang biasanya terdapat bersama obatnya. Jangan terlalu sering memberikan obat ini pada anak. Tertulis dalam petunjuk obat bahwa Anda dapat memberikan acetaminophen setiap empat jam sekali (maksimal lima hari seminggu) dan ibuprofen setiap enam jam (maksimal empat hari sekali).

Jangan memberikan anak Anda aspirin. Aspirin dapat membuat anak lebih rentan terkena sindrom reye, sindrom yang langka dan sangat berbahaya. Terakhir jangan berikan anak Anda obat batuk dan pilek bersamaan dengan ibuprofen atau acetaminophen. Di dalam kedua obat ini sudah terkandung bahan yang dapat menyembuhkan batuk pilek. Memberikan obat batuk dan pilek lagi kepada anak dapat membahayakan kesehatannya.

Itulah cara-cara mengatasi bayi demam setelah imunisasi yang perlu diketahui orang tua. Orang tua perlu tanggap terhadap kondisi anaknya. Jika menyadari ada perbedaan pada perilaku anaknya seperti misalnya lemas, tidak banyak minum air putih, tiba-tiba bayi tidak mengompol dan sebagainya, maka orang tua patut curiga dan segeralah membawa anak ke dokter agar dapat diketahui penyakitnya. Terlebih jika anak Anda habis menerima imunisasi meningitis B yang rentan terkena demam setelahnya.