4 Penyebab Demam Disertai Peningkatan Enzim Hati dan Sakit Kepala

Selama melakukan tes darah rutin, seseorang mungkin akan mengetahui jika enzim hati yang dimiliki terlalu tinggi yang mengartikan jika organ hati sedang meradang dan juga mensekresi bahan kimia dalam jumlah banyak lebih dari biasanya yang nantinya bisa menyebabkan gejala demam dan juga sakit kepala serta beberapa gejala lainnya. Demam disertai peningkatan enzim hati umumnya terjadi secara sementara atau hanya sebagai respon terhadap obat obatan yang sedang dikonsumsi. Namun, jika hal ini terjadi dalam waktu cukup lama dan disertai dengan beberapa gejala lainnya, maka hal tersebut menunjukkan gejala serius yang harus segera mendapatkan penanganan terbaik. Berikut ini akan kami berikan beberapa penyebab demam disertai peningkatan enzim hati dan juga sakit kepala yang umum terjadi.

  1. Hepatitis

Hepatitis merupakan peradangan organ hati yang bisa terjadi karena berbagai faktor namun umumnya disebabkan karena virus hepatitis. Ada tiga jenis virus hepatitis yang paling umum yakni hepatitis A, B dan juga C. Untuk hepatitis A ditularkan dari makanan yang sudah terkontaminasi, sedangkan untuk hepatitis B dam C terjadi karena paparan cairan tubuh dari orang yang sudah terinfeksi.

Untuk tahap awal, hepatitis yang terjadi akan menyebabkan penderita mengalami demam biasa, penyakit seperti flu biasa, muntah, nyeri otot dan juga diare. Selain itu, gejala lain yang bisa terlihat adalah sakit kuning dimana bagian putih mata dan juga kulit berubah warna menjadi agak kuning dan urin yang berubah warna lebih gelap namun tinja menjadi lebih pucat.

  1. Infeksi Kandung Empedu

Apabila kandung empedu mengalami peradangan, maka bisa menyebabkan organ hati menghasilkan terlalu banyak enzim. Peradangan kandung empedu yang disebut dengan cholecytitis umumnya terjadi karena batu empedu atau beberapa potongan keras kolesterol yang mengendap dan terjebak pada kantong empedu.

Beberapa gejala yang ditimbulkan dari infeksi kandung empedu diantaranya adalah demam disertai peningkatan enzim hati, rasa tidak nyaman dan nyeri pada perut, penyebab demam disertai mual dan muntah serta sakit kuning. Biasanya beberapa gejala tersebut bisa hilang dengan sendirinya, namun untuk penderita kronis maka juga membutuhkan operasi pengangkatan kantong empedu. Meski belum ditemukan cara pasti untuk mencegah peradangan kantong empedu, namun menjaga berat badan yang sehat sekaligus mencegah penurunan berat badan drastis dan cepat bisa menurunkan risiko infeksi kandung empedu.

  1. HELLP Syndrome

Sindrom HELLP merupakan kumpulan dari gejala yang biasanya terjadi pada waita selama masa kehamilan yakni singkatan dari hemolisis, tingkat enzim elevated liver dan jumlah trombosit yang rendah. Beberapa gejala dari HELLP sindrom ini diantaranya adalah demam disertai sakit kepala, meningkatnya enzim hati, pembengkakan, kelelahan, mual dan juga muntah. Sindrom HELLP ini merupakan kondisi serius dan hanya bisa disembuhkan dengan cara melahirkan bayi yang sedang dikandung. Namun jika terjadi masalah di sepanjang kehamilan sehingga mempersulit proses kelahiran dengan aman, maka dokter kemungkinan akan memberikan steroid untuk dikonsumsi yang berguna untuk mematangkan paru paru bayi lebih cepat atau diberikan transfusi darah untuk ibu.

  1. Sirosis

Sirosis merupakan penumpukan jaringan parut pada organ hati yang bisa menyebabkan peningkatan enzim hati. Sirosis ini bisa terjadi karena berbagai hal seperti hepatitis, mengkonsumsi alkohol, penyakit autoimun, parasit dan beberapa kondisi lainnya. Untuk tahap awal sirosis, kemungkinan gejala tidak akan terlihat. Namun dengan berjalannya waktu, penderita kemungkinan juga akan mengalami pendarahan, bengkak, memar, mual, demam dan penurunan berat badan. 

Sirosis juga bisa meningkatkan risiko kanker hati dan membuat seseorang bisa lebih rentan terhadap berbagai jenis infeksi lainnya. Jika sirosis yang terjadi disebabkan karena alkohol, maka cara mudah untuk mengatasinya adalah dengan berhenti minum minuman beralkohol. Jika kondisinya parah, maka dokter juga akan memberikan obat untuk mengatasi penyebab yang mendasari sirosis atau bahkan menyarankan untuk dilakukan transplantasi hati apabila ditemukan jaringan parut yang meluas.