Demam Lassa : Penyebab, Diagnosis, Pengobatan dan Pencegahan

Demam merupakan sebuah gejala yang bisa terjadi kepada siapa saja dan kapan saja. Jenis Demam memang ada beragam dan penyebabnya juga berbeda-beda. Namun kebanyakan penyebab demam adalah infeksi. Ada jenis demam yang biasa namun ada juga jenis demam yang berbahaya bahkan menyebabkan kematian. Demam itu sendiri adalah kondisi dimana tubuh suhunya meningkat di atas suhu normal. Penyebab demam kebanyakan adalah infeksi virus. Virus Penyebab Demam itu sendiri ada bermacam-macam.

Beberapa infeksi virus bisa menjadi wabah karena virus sendiri bisa menular dengan cepat. Di Indonesia sendiri mungkin jenis demam yang bisa mwewabah adalah demam berdarah atau demam flu. Negara lain pun demikian. Misalnya dengan munculnya demam kuning, Demam Malaria, dan berbagai jenis demam di negara endemiknya masing-masing.

Salah satu jenis demam yang bisa menjadi wabah penyakit dan akhir-akhir ini menjadi sorotan adalah demam lassa atai demam berdarah lasaa. Di Indonesia sendiri mungkin nama demam berdarah Lassa tidak familiar. Namun di negara endemiknya, demam Lassa ini terbilang wabah yang serius dan bisa menyebabkan kematian. Demam jenis ini tergolong demam yang berbahaya. dan membutuhkan penanganan dengan baik agar wabah tidak menyebar dan tidak menyebabkan kematian. Berikut beberapa penjelasan mengenai demam ini.

Penyebab Demam Lassa

Demam LassaDemam Lassa atau demam berdarah Lassa merupakan salah satu jenis penyakit akut yang bisa terjadi akibat infeksi virus yang ditularkan melalui media hewan pengerat. Penyebabnya adalah virus. Virus penyebab demam berdarah Lasaa ini banyak ditemukan di negara-negara Afrika Barat. Masa inkubasi dari virus penyebab demam berdarah Lassa adalah 1 hingga 4 minggu. Penyakit demam berdarah Lassa mulai terjadi pada sekitar tahun 1969. Virus penyebab demam Lassa sendiri sudah ditemukan beberapa tahun sebelumnya, yaitu sekitar tahun 1950.

Virus penyebab demam berdarah Lassa adalah jenis virus RNA berantai tunggal yang berasal dari family Arenaviridae virus. Seperti yang dijelaskan di atas, negara endemik demam berdarah Lassa adalah negara-negara di Afrika Barat seperti Guinea, Nigeria, Liberia, Sierra, dan beberapa negara di Afrika Barat lainnya.

Pada awal 2018 sendiri, negara Nigeria mencapai angka tertinggi terhadap kasus demam berdarah Lassa. WHO mencatat telah terjadi sekitar 72 kasus pasien yang meninggal akibat demam berdarah Lassa. Sementara 317 lainnya perlu dikonfirmasi lagi dengan tes laboratorium. Di negara Nigeria sendiri, tiga negara bagian (Edo, Ebonyi, dan Ondo) telah menjadi daerah endemik yang paling terpengaruh dengan adanya wabah demam berdarah Lassa. Tercatat ada sekitar 85% kasus demam berdarah Lassa dari negara bagian tersebut.

WHO juga mengatakan bahwa ada lebih dari 2.800 orang yang sedang dipantau secara medis karena telah mengadakan kontak langsung dengan pasien. Dan dari kasus-kasus tersebut disebutkan bahwa jumlah kasus demam berdarah Lassa meningkat jika dibandingkan tahun 2017 lalu. Kasus ini dinilai sebagai kondusi darurat sehingga butuh pengendalian terhadap wabah. Langkah yang bisa dilakukan adalah sosialisasi mengenai kebersihan lingkungan terhadap masyarakat awam.

Gejala Demam Lassa

Pada kebanyakan kasus, demam berdarah Lassa tidak selalu menunjukkan gejala. Bahkan sekitar 80% dari infeksi Lassa ini tidak menunjukkan gejala. Sedangkan sisanya, yang sekitar 20% menunjukkan gejala penyakit yang berat fan parah. Gejala berat dan parah yang disebabkan oleh Demam Infeksi Lasaa ini bisa mempengaruhi multi sistem dalam tubuh. Bahkan bisa mempengaruhi kinerja daei beberapa organ tubuh sekaligus, seperti organ ginjal, organ hati, dan juga limpa.

Munculnya gejala penyakit demam Lasaa bertahap. Berikut beberapa gejala awal yang biasa terjadi pada pasien yang terserang.

  • Muncul gejala demam
  • Malaise atau rasa tidak nyaman atau tidak enak badan
  • Kelemahan umum

Setelah muncuk gejala awal di atas, setelah beberapa hari kemudian akan muncul gejala lainnya seperti:

  • Pusing atau sakit kepala
  • Nyeri pada otot
  • Nyeri pada dada
  • Rasa sakit atau tidak nyaman pada tenggorokan
  • Mual hingga muntah
  • Batuk
  • Diare
  • Rasa tidak nyaman di perut

Gejala-gejala di atas bisa jadi akan terus berlanjut hingga kasus yang berat atau parah. Misalnya dengan munculnya gejala-gejala seperti:

  • Pembengkakan pada wajah
  • Rongga paru-paru yang terisi dengan cairan
  • Munculnya pendarahan dari berbagai bagian tubuh, mulai dari saluran pencernaan, hidung, mulut, area kemaluan, dan sebagainya
  • Hipotensi atau tekanan darah rendah
  • Kandungan protein dalam urine atau air kencing (Proteinuria)

Sedangkan pada tahapan yang lebih serius atau tahapan akhir dari penyakit Lassa bisa muncul gejala lainnya yang lebih parah lagi, misalnya dengan munculnya:

  • Kejang
  • Shock
  • Tremor
  • Disorientasi bahkan hingga koma
  • Kehilangan pendengaran atau tuli, yang bisa terjadi pada sekitar 25% kasus yang muncul pafa masa penyembuhan. Masa penyembuhan ini terjadi setelah 1 hingga 3 bulan
  • Gangguan gaya berjalan dan terjadi rambut rontok juga bisa terjadi selama masa pemulihan

Itulah beberapa gejala dari demam Lassa mulai dari gejala yang ringan hingga gejala yang berat dan serius yang perlu diketahui.

Morbiditas dan Mortalitas

Kasus demam berdarah Lassa menurut beberapa studi dan penelitian terjadi pada sekitar 300.000 hingga 500.000 kasus. Pada Afrika Barat sendiri sebagai negara endemiknya, terjadi sekitar 5.000 kematian per tahun hang terjadi akibat demam berdarah Lassa.

Tingkat fatalnya kasus demam berdarah Lassa secara keseluruhan sekitar 1% hingga 15% pada pasien yang menjalani rawat inap. Sedangkan kasus kematian akibat demam berdarah Lassa sendiri biasanya terjadi pada hari ke-14 sejak munculnya gejala penyakit tersebut.

Jika terjadi kepada ibu hamil, maka risikonya akan lebih besar lagi. Penyakit ini akan menjadi fatal dan berbahaya pada usia kehamilan akhir (trimester ketiga kehamilan). Dengan tingkat kematian ibu maupun kematian janin yang mencapai lebih dari 80% kasus.

Hewan yang Menjadi Media Penularan Virus

Kasus demam Lassa adalah penyakit zoonosis. Maksudnya adalah penyakit ini bisa menyerang manusia dari kontak dengan hewan yang terinfeksi virus itu sendiri. Dengan kata lain, penyebaran virus Lassa adalah dengan media hewan. Penyebaran virus demam berdarah Lassa adalah melalui hewan pengerat. Hewan pengerat ini berasal dari genus Mastomys, yaitu tikus multimammate. Tikus ini bisa melepaskan virus penyebab demam Lassa pada kotoran yang dikeluarkan, baik berupa urine maupun tinja.

Faktor Risiko

Infeksi demam berdarah Lassa bisa terjadi kepada siapa saja, baik wanita maupun pria. Demam berdarah Lassa juga bisa menyerang segala kelompok usia. Namun ada beberapa orang yang lebih rentan terserang penyakit demam Lassa, antara lain sebagai berikut.

  • Penduduk yang tinggal di daerah pedesaan, karena daerag pedesaan adalah daerah yang banyak ditinggali tikus Mastomys.
  • Penduduk yang tinggal di daerag pedesaan yang sanitasinya buruk karena virus Lassa lebih banyak ditemukan pada daerah dengan sanitasi buruk.
  • Manusia yang terpapar kotoran (urine atau feses) dari tikus Mastomys yang terinfeksi.
  • Penyebaran manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan penderita demam berdarah Lassa. Bisa melalui kotoran (urine atau feses), darah, atau cairan tubuh lainnya. Penyebaran tersebut bisa terjadi dengan media alat-alat medis yang terkontaminasi, seperti adanya jarun suntik yang digunakan kembali, atau juga bisa terjadi karena transmisi seksual.

Perlu diketahui bahwa belum ada bukti epidemiologis yang menyatakan bahwa penyebaran atau penularan demam Lassa bisa terjadi melalui media udara. Penyebaran atau penularan dari manusa ke manusia bisa terjadi melalui hal-hal yang disebutkan di atas.

Diagnosa Demam Lassa

Gejala maupun tingkat parahnya demam berdarah Lassa sangat bervariasi antara penderita yang satu dengan penderita lainnya. Bahkan seperti yang dijelaskan di atas, bahwa ada pasien yang tidak menunjukkan gejala yang spesifik. Sehingga cukup sulit untuk melakukan diagnosis terhadap demam berdarah Lassa. Terutama pada masa awal gejala demam berdarah Lassa terjadi.

Selain itu, gejala demam Lassa yang muncul pun seringkali tidak jauh berbeda dengan penyakit infeksi lainnya. Beberapa penyakit yang memiliki gejala yang mirip dengan demam ini antara lain malaria, Demam Tifus, Shigellosis, demam kuning atau yellow fever, serta demam berdarah virus.

Mengingat beberapa faktor di atas, diagnosis terhadap demam Lassa perlu dilakukan dengan melakukan beberapa pengujian laboratorium yang khusus agar tidak salah diagnosis. Yaitu dengan mendeteksi antigen Lassa, mendeteksi antibodi anti-Lassa, atau dengan teknik isolasi virus. Teknik tersebut harus diatasi dengan sangat hati-hati karena spesimen laboratorium bisa jadi akan berbahaya.

Pengobatan

Pengobatan demam Lassa bisa dilakukan dengan memberikan obat antivirus jenis Ribavirin. Pengobatan ini diberikan pada gejala awal perjalanan penyakit yang terjadi.

Pencegahan

Karena penyakit demam Lassa sendiri adalah penyakit berbahaya, ada baiknya pencegaham memang dilakukan sejak dini, terutama pada daerah-daerah endemik dan di pedesaan-pedesaan dimana tikus penyebar virus Lassa banyak hidup di sana. Satu-satunya cara pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan mempromosikan konsep kebersihan lingkungan pada masyarakat.

Cara yang bisa dilakukan adalah:

  • Mencegah tikus untuk masuk ke dalam rumah, terutama di daerah endemik.
  • Menjaga kebersihan makanan dengan menyimpan bahan makanan dengan baik.
  • Memasak makanan dengan baik yaitu dengan menjaga kebersihan bahan makanan sebelum dimasak.
  • Membuang sampah jauh dari rumah penduduk agar tidak menjadi tempat tikus untuk hidup.
  • Memelihara kucing bisa membantu mengusir tikus agar tidak masuk rumah.
  • Mencegah tikus mendekati makanan.
  • Mencuci tangan dengan sabun.
  • Menjaga kebersihan rumah setiap hari.
  • Dan lain-lain

Pencegahan perlu dilakukan dengan baik agar tidak sampai terjadi penularan demam berdarah Lassa pada manusia.

Pengendalian Infeksi

Tidak hanya pengobatan dan pencegahan saja yang perlu dilakukan. Melainkan juga pengendalian infeksi. Anggota keluarga yang salah satu keluarganya mengalami demam berdarah Lassa harus berhati-hati agar tidak sampai mendapatkan kontak langsung dengan darah, feses, urine, dan cairan lainnya dari pasien. Tujuannya agar tidak tertular infeksi yang ada. Demikian pula dengan petugas medis yang menangani pasien dengan penyakit Lassa. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan pelindung.

Selain itu perawatan pada pasien penyakit Lassa perlu dilakukan pada ruangan khusus tindakan isolasi. Perawatan itu membutuhkan pakaian pelindung kgusus, sarung tangan, masker, dan peralatan lain yang steril agar tidak terkontaminasi dengan pasien.

Demikianlah beberapa penjelasan mengenai demam Lassa yang perlu diketahui. Walau Indonesia bukan termasuk negara endemik demam berdarah Lassa, namun pencegahan tetap perlu dilakukan mengingat tikus memang merupakan hewan yang kotor yang bisa menyebarkan berbagai virus serta bakteri penyebab penyakit tertentu. Semoga bermanfaat untuk Anda.