Demam Terkait Epidural Pada Ibu dan Risikonya Untuk Bayi

Bayi perempuan yang mengalami gejala demam biasa terkait dengan epidural pada saat persalinan akan memiliki risiko lebih tinggi terhadap masalah saat kelahiran seperti keadaan otot yang buruk, kesulitan bernapas, nilai apgar yang rendah dan juga kejang. Dalam penelitian menemukan antara hubungan antara epidural atau anestesi yang disalurkan ke ruang epidural di sekitar sumsum tulang belakang dengan demam pada beberapa ibu selama persalinan.

Dalam penelitian tersebut melibatkan sekitar tiga trbu wanita yang melahirkan bayi dan menemukan jika 19% dari ibu tersebut mempunyai epidural yang bisa menyebabkan suhu tubuh meningkat dan ciri demam biasa dibandingkan dengan wanita yang tidak mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit. Semakin tinggi suhu tubuh seorang wanita, maka akan semakin besar risiko yang bisa dialami oleh bayi.

Dalam penelitian lain juga dibuktikan jika 11% bayi yang memiliki ibu dengan suhu tubuh normal atau tidak terlalu tinggi saat melahirkan, maka memiliki tonus otot rendah yang hanya berlangsung selama 15 menit saat dilahirkan.

Apakah Epidural?

Epidural merupakan suntikan yang melibatkan penggunaan obat bius atau beberapa jenis obat obatan ke ruang epidural tulang belakang. Obat bius yang dipakai saat injeksi epidural ini akan menghambat aktivitas saraf sekaligus mencegah otak untuk berkomunikasi dengan tubuh bagian bawah termasuk juga pada kaki sehingga pasien akan mati rasa dan tidak merasakan sakit serta tetap sadar selama tindakan medis dilakukan.

Injeksi epidural sering disamakan dengan pembiusan tulang belakang sebab kedua jenis injeksi tersebut memang dilakukan pada area yang sama. Namun perbedaannya adalah pada pembiusan tulang belakang, obat penahan rasa sakit akan disuntikkan langsung ke dalam tulang belakang sehingga efek mati rasa akan terjadi lebih cepat dan tidak membutuhkan kateter tidak seperti injeksi epidural.

Hubungan Epidural dengan Demam

Ada lebih dari 60% wanita yang mendapatkan epidural saat melahirkan dan sekitar 8.6% wanita yang mendapatkan epidural ini akan mengalami demam panas lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan epidural. Hubungan antara epidural dengan demam sendiri juga belum diketahui dengan pasti, namun diyakini jika proses peradangan terlibat dalam hal tersebut.

Umumnya, demam terkait epidural pada ibu terjadi ketika wanita mati rasa selama 6 jam atau lebih. Sehingga akan lebih baik untuk menunda untuk menggunakan epidural selama masih bisa ditahan. Selain karena epidural, demam yang terjadi juga bisa disebabkan karena hal lainnya seperti infeksi intrauterin yang bisa terjadi dalam waktu cepat selama proses persalinan dilakukan dan bisa berdampak serius pada bayi seperti kerusakan otak. Infeksi intrauterin yang juga disebut dengan chorioamionitis ini bisa terjadi karena bakteri dari vagina dimana saat leher rahim, pada saat leher rahim terbuka dan selaput janin yang menggelembung.

Para peneliti juga meyakini jika bayi yang terlahir dari ibu yang menerima epidural, maka akan mengalami satu atau bahkan lebih dampak buruk ketika dilahirkan menurut penelitian di Harvard School of Public Health. 

Pemeriksaan Demam Terkait Epidural

Untuk memastikan jika gejala demam yang terjadi memang disebabkan karena epidural dan bukan disebabkan karena infeksi, maka plasenta sesudah bayi dilahirkan harus diperiksa. Hasil buruk yang berkaitan dengan epidural atau infeksi yang tidak diobati memang belum diketahui dengan pasti. Namun hal tersebut bisa meningkatkan demam selama persalinan dan menjadi pertanda jika beberapa proses inflamasi sedang terjadi. Namun mengenai apakah proses inflamasi yang berkaitan dengan epidural atau proses infeksi yang mendasari memang belum diketahui dengan pasti hingga saat ini. 

Dampak Epidural Saat Melahirkan

Penggunaan epidural bisa menyebabkan risiko tertentu seperti demam terkait epidural pada ibu saat melahirkan. Selain itu, ada beberapa kerugian dan dampak yang bisa terjadi saat menggunakan epidural saat bersalin seperti: