Penyebab Demam Saat Haid yang Wajib Diketahui

Menstruasi merupakan suatu siklus yang harus dihadapi oleh wanita setiap bulannya. Terutama bagi wanita yang telah memasuki usia produktif. Dalam siklus menstruasi, biasanya terdapat gejala-gejala yang menyertai. Mulai dari sakit kepala, kram perut, mood yang berubah-ubah, termasuk juga demam. Gejala-gejala menstruasi tersebut biasanya cukup mengganggu aktivitas sehari-hari.

Misalnya kram perut, rasa nyeri di bagian perut selama 1-2 hari tentunya menyebabkan wanita jadi sulit beraktivitas karena menahan sakit. Demikian juga dengan rasa demam. Badan terasa meriang dan suhu tubuh pun meningkat. Oleh karena itu, tentu banyak yang bertanya-tanya, sebenarnya apa yang menjadi penyebab demam saat haid.

Gejala-gejala yang menyertai siklus menstruasi seharusnya adalah normal dan tidak berbahaya. Namun demikian demam adalah salah satu gejala yang jarang terjadi. Oleh sebab itu cukup penting bagi kita untuk mengetahui penyebabnya termasuk cara mengatasinya. Salah satunya yaitu dengan cara menurunkan demam pada orang dewasa. Karena bisa saja salah satu penyebab demam ketika haid di antaranya adalah akibat penyakit atau tanda bahwa sedang terjadi infeksi yang berbahaya di tubuh kita. Berikut adalah beberapa penyebab demam saat haid yang sering terjadi:

1. Perubahan hormon

Pada saat menstruasi, hormon-hormon yang ada di dalam tubuh wanita mengalami perubahan. Contohnya yaitu hormon progesteron dan hormon estrogen. Perubahan hormon ini dapat menyebabkan perubahan pada fisik wanita. Termasuk menyebabkan timbul rasa tidak nyaman yang salah satunya adalah rasa demam.

Hal tersebut terjadi karena pada hari pertama sampai dengan hari kelima masa menstruasi, hormon progesteron dan estrogen bekerja memicu pematangan sel telur dan kemudian menyiapkan lapisan pelindungnya. Sehingga secara otomatis maka suhu tubuh wanita akan meningkat dan disertai dengan terjadinya demam ringan.

2. Suhu basal tubuh meningkat

Masih berhubungan dengan perubahan hormon yang telah dijelaskan di atas. Suhu tubuh wanita dapat berubah-ubah secara reguler pada saat terjadinya ovulasi. Sebelum terjadi ovulasi biasanya suhu tubuh cenderung akan lebih rendah. Namun begitu masa ovulasi tiba, suhu tubuh akan meningkat. Hal inilah yang kemudian dapat memicu terjadinya gejala demam pada saat haid.

Ovulasi memicu kenaikan suhu basal tubuh wanita sebesar 0.5 sampai dengan 1.0 derajat celcius. Hal tersebut terjadi bersamaan dengan keluarnya hormon progesteron yang terpicu oleh induksi protein sitokin. Siklus normal tersebut tentunya nanti akan menghilang dengan sendirinya setelah haid, sehingga suhu basal tubuh wanita akan menurun.

3. Infeksi Vagina

Infeksi ini sering terjadi dan biasa disebabkan oleh jamur ataupun bakteri. Salah satunya akibat infeksi jamur klamidia. Kondisi ini yang biasanya merupakan kondisi awal pencetus radang panggul. Kebanyakan penderita tidak merasakan gejalanya, karena biasanya gejala yang terjadi hanya demam ringan dan iritasi. Apabila tidak ada gejala yang lebih berat, penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya.

Cukup makan yang banyak dan minum secukupnya serta konsumsi vitamin C. Apabila gejala yang terjadi semakin parah, misalnya demam terlalu tinggi,  rasa nyeri berkepanjangan di bagian bawah perut atau pusing dan mual, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai.

4. Endometriosis

Penyebab Demam Saat Haid yaitu karena endometriosis. Penyakit ini adalah salah satu penyakit yang sering terjadi di antara kaum wanita. Penyakit ini timbul karena endometrium yang tumbuh di luar dinding rahim. Endometrium sendiri merupakan lapisan rahim yang paling dalam dan berguna sebagai tempat menempelnya ovum yang telah dibuahi. Pada proses menstruasi atau haid, ovum yang menempel pada endometrium tersebut akan luruh menjadi haid. Endometriosis sendiri dapat terjadi karena beberapa hal.

  • Yang pertama karena adanya pengaruh dari hormon estrogen. Saat periode haid, hormon yang tidak teratur dapat memicu tumbuhnya jaringan endometrium di luar rahim. Akibatnya terjadi peradangan di luar rahim tersebut yang kemudian dapat menimbulkan demam.
  • Yang kedua yaitu akibat ovum yang dilepaskan dari endometrium bergerak mundur ke arah buluh rahim, kemudian masuk ke panggul dan berakhir dengan tumbuh di rongga panggul.
    Endometriosis yang terjadi pada saat haid dapat memicu terjadinya demam, yang merupakan salah satu gejala dari penyakit ini. Gejala lainnya yang dapat terjadi yaitu nyeri perut bagian bawah dan menstruasi yang tidak teratur. Jika terjadi kondisi demam disertai gejala-gejala tersebut, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter dan melakukan USG.

5. Radang Panggul

Penyakit ini juga merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada kebanyakan wanita. Penyakit ini menjangkiti daerah di sekitar panggul dan bahayanya dapat menyebabkan infertilitas. Adapun penyebab yang paling banyak terjadi yaitu akibat bakteri klamidia. Bakteri ini dapat dengan mudah didapat saat buang air kecil di tempat umum ataupun karena penggunaan pembalut yang kurang bersih.

Adapun salah satu gejala radang panggul yaitu demam tinggi, mual, muntah disertai nyeri perut bagian bawah. Pada saat haid biasanya radang panggul akan berpengaruh pada periode atau lamanya masa haid, yaitu masa haid yang berlangsung terlalu lama dan cenderung mengarah ke pendarahan.

Jika hal tersebut terjadi, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter. Untuk dapat menyembuhkan radang panggul, biasanya akan diberikan pengobatan berupa anti biotik untuk membunuh bakteri pencetusnya dan obat penahan sakit untuk mengatasi rasa nyeri.

6. Toxic Shock Syndrome

Ini merupakan salah satu kondisi penyakit yang sangat jarang dialami oleh wanita. Hanya beberapa kasus yang dilaporkan pernah terjadi. Namun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada wanita manapun. Penyakit ini terjadi akibat racun yang berasal dari bakteri di dalam darah. Biasanya akibat penggunaan pembalut yang kurang higienis.

Salah satu gejalanya yaitu demam tinggi sampai dengan 39°C, nyeri otot, mual, muntah, sakit kepala dan tekanan darah menjadi rendah. Jika hal tersebut terjadi sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Biasanya akan diberikan pengobatan terapi berupa antibiotik. Sedangkan untuk mencegah terjadinya penyakit ini cukup dengan mengganti pembalut sesering mungkin dan selalu mencuci tangan saat mengganti pembalut. Intinya menjaga kebersihan supaya tidak terjadi infeksi bakteri pencetusnya.

Demam yang terjadi saat menstruasi biasanya disertai oleh beberapa gejala yang lain. Karena pada umumnya demam tidak banyak mempengaruhi siklus menstruasi. Kebanyakan penyebab demam saat haid juga karena tubuh tidak dalam kondisi yang sempurna. Seringkali akibat influenza ringan yang hanya berupa gejala seperti demam naik turun disertai batuk pilek.

Sementara penyebab demam saat haid yang diakibatkan hormon biasanya hanya demam rendah dan sama sekali tidak berbahaya. Demam yang seperti itu nantinya akan reda dengan sendirinya tanpa pengobatan apapun. Pengobatan yang paling mudah dengan cara mengkonsumsi makanan penurun demam.

Lain halnya jika ternyata penyebab demam adalah penyakit atau infeksi. Hal tersebut jika dibiarkan dapat memicu permasalahan yang lebih serius dan bahkan dapat mengarah pada komplikasi penyakit seperti misalnya kanker serviks. Jika sudah demikian ada baiknya melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui kondisi tubuh serta penyakit yang terjadi secara akurat. Sehingga pengobatan yang diberikan dapat sesuai dengan penyakit yang dialami serta penyembuhan dapat berlangsung dengan cepat.