6 Cara Mengobati Demam Lassa Terbukti Ampuh

Demam lassa adalah salah satu jenis penyakit akut yang terjadi karena virus masa inkubasi 1 hingga 4 minggu yang terjadi di wilayah Afrika Barat. Virus ini pertama kali ditemukan tahun 1950 namun tidak teridentifikasi hingga tahun 1969. Virus lassa merupakan virus RNA beruntai tunggal dimana 80% penderitanya tidak akan menunjukkan gejala. Sedangkan pada 20% kasus lainnya memperlihatkan gejala berat dan parah yang berpengaruh pada multi sistem dan menyerang beberapa organ tubuh seperti ginjal, limpa dan juga hati dengan gejala seperti lemah, sakit kepala, nyeri otot, demam, mual dan juga muntah.

Selain itu, penderita juga seringkali mengalami pendarahan dari saluran pencernaan dan juga mulut meski bukan menjadi gejala umum yang terjadi pada penderita demam lassa. Manusia bisa terinfeksi virus ini dari kontak dengan hewan yang terinfeksi yakni tikus lewat urin dan tinja mereka. Meski tidak terdapat vaksin untuk penyakit ini, namun ada beberapa cara mengobati demam lassa atau dikenal juga dengan Lassa Hemorrhagic fever [LHF] yang bisa diberikan seperti ulasan kami berikut ini.

  1. Cranberry

Cranberry yang sering digunakan sebagai selai, jus, saus atau buah kering ini menurut sebuah penelitian laboratorium ini bisa diberikan untuk penyebab demam lassa sebab bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan juga produksi antibodi yang dibutuhkan penderita. Namun bagi anda yang memiliki masalah batu ginjal dan diabetes, sebaiknya hindari pengobatan dengan cara ini sebab bisa mempengaruhi kadar gula dalam darah.

  1. Teh Hijau

Dalam penelitian awal juga memperlihatkan jika teh hijau bisa menurun viral dalam virus lassa sehingga juga bisa diberikan untuk penderita demam lassa untuk mengatasi beberapa gejala yang menyertai. Namun jika memiliki alergi atau hipersensitif terhadap tanin dan kafein, maka cara pengobatan ini sebaiknya dihindari dan pilih cara pengobatan yang lainnya.

  1. Kunyit

Rimpang kunyit sudah sejak lama digunakan sebagai pengobatan masyarakat di Asia. Kunyit bisa digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan, nyeri arthritis dan juga meningkatkan energi dalam tubuh. Selain itu, kunyit juga bisa digunakan untuk mengobati infeksi virus seperti salah satunya demam lassa. Saat ingin mengkonsumsi kunyit sebagai pengobatan, sebaiknya hentikan penggunaan obat obatan lain seperti obat pengencer darah dan juga obat pengubah gula darah. Sedangkan untuk ibu yang sedang dalam masa kehamilan dan menyusui sebaiknya juga menghindari pengobatan memakai kunyit ini.

  1. Astralagus

Akar astralagus membranaceus yang berasal dari Cina ini sudah digunakan dalam pengobatan Cina untuk menyembuhkan berbagai masalah dalam tubuh seperti penyakit hati, jantung, ginjal, kanker, infeksi virus dan juga gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Dalam sebuah penelitian, ekstrak astralagus ini juga bisa digunakan untuk mengatasi demam lassa selain juga bisa digunakan untuk mengatasi demam biasa.

  1. Obat Antivirus Ribavirin

Obat antivirus ribarivin umumnya juga efektif digunakan untuk mengatasi demam lassa dan jenis demam virus lain apabila diberikan pada awal sejak terjangkit virus ini. Ribavirin merupakan obat antiviral yang digunakan dengan kombinasi interferon. Obat ini bisa menurunkan gejala dan juga pencegahan komplikasi dari virus lassa. Namun penggunaan rivavirin ini seringkali dikaitkan dengan cacat lahir sehingga untuk wanita yang sedang dalam masa kehamilan tidak disarankan untuk menggunakan obat ini dalam menyembuhkan demam lassa.

  1. Terapi Integratif

Meski belum ada bukti ilmiah tentang penggunaan terapi integratif untuk menyembuhkan dan mencegah hemoragik virus seperti demam lassa. Namun untuk beberapa penderita terbukti mengalami perbaikan dengan menggunakan jenis terapi ini. Terapi ini harus dilakukan dibawah pengawasan penyedia layanan kesehatan profesional dan tidak boleh digunakan sebagai pengganti terapi terbukti yang lainnya.

Demikian ulasan dari kami tentang beberapa cara mengobati demam lassa yang bisa dilakukan. Tidak ada vaksin untuk demam lassa ini, namun bisa dicegah dengan cara mengisolasi pasien yang sudah terinfeksi dan mencegah kontak langsung dengan tikus khususnya air seni dan juga tinja.