Efek Samping Obat Kejang Demam yang Wajib Diketahui

Kejang demam, bagi beberapa orang tua sangat mengkhawatirkan. Yang ada dalam pikiran adalah pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu karena kejang demam menyebabkan kerusakan otak. Padahal tidak demikian. Tidak semua kejang demam menyebabkan kerusakan otak. Tidak semua ada pengaruh kejang demam terhadap kecerdasan anak,  Nah, sebelum mengetahui tentang efek samping obat kejang demam, sebaiknya mengenali 2 jenis kejang demam.

  • Kejang Demam Sederhana

Kejang demam ini tidak berbahaya dan tidak menimbulka, kerusakan otak. Biasanya hanya terjadi satu kali dalam satu periiode demam dan dalam waktu yang singkat. Terjadi karena reaksi otak yang berusaha menstabilkan suhu badan agar tidak jauh berbeda dengan lingkungan.

  • Kejang Demam Kompleks

Kejang demam kompleks dapat berbahaya. Dapat terjadi berulang-ulang dalam satu periode demam. Kemungkinan disebabkan oleh kerusakan otak atau syaraf tertentu dalam otak. Jadi, kerusakan otak yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan terganggu bukan kejangnya, tetapi memang karena ada syaraf tertentu yang rusak.

Setelah mengetahui dua jenis kejang demam, orang tua tentunya jadi bisa mempertimbangkan perlunya minum obat penurun panas badan lewat dubur yang biasa diberikan untuk mencegah panas tinggi mengakibatkan kejang dan obat kejang, biasanya jenis carbamazepine. Tentu seharusnya kedua obat tersebut dikonsumsi sesuai anjuran dan aturan dokter. Mengapa sesuai aturan dokter? Karena seperti obat lainnya, obat kejang demam juga mempunyai efek samping. efek samping obat kejang demam di antaranya sebagai berikut.

  1. Mengantuk

Hampir semua obat mempunyai efek mengantuk. Obat untuk demam batuk pilek pada anak, obat untuk demam akibat radang tenggorokan, dan sebagainya. Mengantuk sebagai tanda bahwa penderita sakit harus beristirahat sejenak. Hindari aktivitas yang berlebihan setelah mengkonsumsi obat. Ada kemungkinan aktivitas menjadi berbahaya karena mengantuk.

  1. Pusing dan Limbung

Pusing dan limbung juga menjadi efek samping hampir semua obat. Khususnya jika obat mengandung alkohol yang langsung bekerja mengenai syaraf otak. Oleh karena itu orang yang minum obat apa pun, misalnya obat demam panas, maka disarankan untuk tidak mengendarai kendaraan.

  1. Gangguan Penglihatan

Gangguan penglihatan juga dapat terjadi pada pemakaian obat yang berlebihan. Karena fungsi obat ini memang menghentikan kejang, maka syaraf otak yang menjadi sasarannya.

  1. Sakit Kepala

Sakit kepala, dapat terjadi juga. Ini juga merupakan efek samping obat secara umum jika digunakan berlebihan. Karena obat kejang demam adalah obat dengan kategori merah memang sebaiknya tidak dijual secara bebas dan dibeli sesuai keinginan.

  1. Mual dan Muntah

Mual dan muntah terjadi jika obat mengiritasi lambung. Tidak semua orang mengalaminya, namun dapat terjadi dalam penggunaan lama. Oleh karena itu, dalam obat penurun panas badan yang paling aman, seperti Sanmol, selalu dicantumkan efek samping jika pemakaian terlalu lama.

  1. Penyakit Ginjal

Setiap obat, termasuk obat herbal penurun panas, dalam fungsinya melibatkan kerja ginjal. Penggunaannya dapat merusak ginjal. Baik pemakaian terlalu sering atau terlalu lama. Obat kimia lebih membahayakan terhadap ginjal dibandingkan obat alami.

  1. Menimbulkan Wasir

Wasir adalah pembesaran pembuluh darah pada anus atau dubur. Efek samping obat penurun demam lewat dubur dapat terjadi jika memasukkan dengan cara yang salah.

  1. Timbulnya Infeksi Baru

Obat penurun panas lewat dubur dianggap lebih cepat beraksi dibandingkan obat biasa. Itu sebabnya banyak orang menyiapkan ini untuk menurunkan panas jika khawatir anak kejang demam. Jika cara memasukkan obat salah dan kurang hati-hati, maka kuku dapat menggores dubur atau infeksi dari tangan ikut terbawa masuk penderita sakit. Hasilnya dapat timbul demam infeksi baru.  Misalnya demam infeksi saluran kemih.

Demikian efek samping dari obat kejang demam. Perlu diperhatikan, bahwa tidak semua kejang demam memerlukan obat kejang. Dokter akan memeriksa atau mendiagnosa terlebih dahulu dan memberikan obat dengan dosis yang tepat. Semoga artikel ini bermanfaat.