Perbedaan Kejang Demam dan Epilepsi yang Perlu Diketahui

Demam tinggi pada anak biasanya juga menyebabkan gejala kejang demam. Pada kasus ini, jika terjadi pada anak, orang tua akan langsung panik dan mengira bahwa anak menderita epilepsi. Padahal, kondisi ini tidak sepenuhnya benar, karena kejang demam dan epilepsi pada dasarnya berbeda, walau mungkin gejala yang ditimbulkan sama. Berikut beberapa perbedaan kejang demam dan epilepsi yang perlu diketahui agar bisa membedakan keduanya sehingga bisa menangani keduanya dengan tepat sasaran.

  1. Usia penderita

Kejang Demam merupakan mekanisme dari demam tinggi. Kejang demam umumnya terjadi pada usia bayi dan balita. Usia bayi yang dimaksud adalah kejang demam pada bayi di 6 bulan sampai 5 tahun. Dan ketika anak sudah beranjak dewasa di atas 5 tahun, maka mekanisme kejang demam ini tidak akan terjadi lagi.

Sedangkan pada kasus epilepsi, kejang bisa terjadi pada seluruh kalangan usia, baik itu anak-anak, dewasa muda, dan juga manula. Ini adalah perbedaan pertama dari kejang demam dan epilepsi. Jika anak Anda mengalami kejang yang disertai dengan demam, maka kemungkinan itu hanya kejang demam biasa. Namun jika yang terkena kejang sudah remaja atau lebih tua dari itu, maka kemungkinan penyebabnya adalah epilepsi.

  1. Penyebab

Perbedaan kejang demam dan epilepsi  berikutnya adalah dari penyebabnya. Penyebab Kejang Demam atau step merupakan kondisi dimana kejang terjadi saat demam terjadi sangat tinggi, yaitu demam yang melebihi suhu 38 derajad celcius. Demam yang tinggi ini bisa memicu kejang, namun kejang yang muncul kemungkinan besar tidak akan berpengaruh kepada susunan saraf pusat, tidak menyebabkan gangguan metabolik, dan relatif tidak menyebabkan gangguan eletrolit pada tubuh.

Akan tetapi, pada kasus epilepsi, penyebabnya adalah kondisi dimana muatan listrik lepas secara berlebihan dari sel neuron di bagian otak, sehingga muncul gerakan-gerakan yang tidak bisa dikendalikan untuk sementara waktu. Secara umum, penyebab epilepsi dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut.

  • Idiopatik, epilepsi yang belum diketahui penyebabnya, misalnya karena faktor keturunan.
  • Simtomatik, epilepsi yang diketahui penyebabnya, seperti stroke, trauma pada kepala, infeksi pada otak, kelainan metabolik, tumor di kepala, atau kelainan sejak lahir.

Itulah beberapa penyebab dari epilepsi yang membedakan dengan kejang demam.

  1. Gejala

Perbedaan kejang demam dan epilepsi selanjutnya bisa dilihat dari gejala yang ada. Pada kasus kejang demam, gejala yang muncul selalu diikuti dengan demam tinggi. Gejala ini biasanya diikuti dengan gerakan otot tubuh secara berkala yang terjadi dalam waktu singkat dan tidak lebih dari 3 menit.

Sementara gejala pada kasus epilepsi lebih beragam. Epilepsi adalah salah satu Penyebab Kejang Tanpa Demam pada Orang Dewasa sehingga jika kambuh tidak disertai dengan demam. Selain itu, kejang pada epilepsi tidak selalu ditunjukkan dengan gejala kejang yang terlihat secara kasat mata. Beberapa penderita epilepsi bahkan hanya akan mengalami penurunan kesadaran, seperti bengong selama beberapa saat.

Saat epilepsi kambuh, serangan epilepsi bisa juga diawali dengan aura tertentu. Misalnya penderita yang merasakan rasa tertentu atau mencium bau tertentu sebelum kemudian hilang kesadaran dan menjadi kejang. Namun ada juga serangan epilepsi yang terjadi secara mendadak tanpa kehadiran aura tertentu terlebih dahulu.

  1. Risiko

Penderita kejang demam kebanyakan tidak memiliki risiko jangka panjang. Bahkan anak yang pada masa kecilnya mengalami kejang demam, kemungkinan tidak akan mengalaminya lagi saat sudah tumbuh dewasa ketika menderita berbagai Jenis Demam. Akan tetapi, epilepsi selalu dikaitkan dengan risiko jangka panjang. Epilepsi bisa terjadi secara berulang dan serangannya pasti mendadak di berbagai usia, bahkan hingga manula.

  1. Pengobatan

Perbedaan kejang demam dan epilepsi lainnya adalah pada pengobatannya. Karena kejang demam adalah salah satu mekanisme yang tidak berbahaya dan relatif tidak menyebabkan gangguan, maka pengobatan kejang demam hanya diperlukan untuk menangani penyebab demam itu sendiri dan juga Penanganan Kejang Demam pada Anak di Rumah yang sederhana.

Sementara itu, penanganan terhadap pasien epilepsi umumnya dilakukan dengan obat antikonvulsan. Obat ini kemungkinan perlu dijaga konsumsinya seumur hidup, karena epilepsi adalah penyakit jangka panjang. Akan tetapi, penggunaan obat ini perlu melihat juga jenis dari epilepsi dan tipe kejang yang muncul pada penderita. Sehingga jenis obat perlu dikonsultasikan dengan dokter.

Demikianlah beberapa perbedaan kejang demam dan epilepsi yang perlu diketahui. Jika anak Anda mengalami kejang, perhatikan semua gejala yang ada, karena epilepsi dan kejang demam sangat berbeda. Semoga informasi di atas dapat memberikan manfaat untuk Anda.