15 Penanganan Kejang Demam pada Anak di Rumah Paling Efektif

Belum ada yang dapat menjelaskan mengapa ada anak yang mengalami kejang saat ia mengalami panas tinggi, namun ada juga yang tidak mengalami kejang. Selain itu, ambang kejang setiap anak pun berbeda-beda. Ada anak yang mengalami kejang saat suhu tubuhnya mencapai 39ºC, sedangkan yang lainnya mengalami kejang saat suhu tubuhnya di atas suhu tersebut. Namun, di suhu berapapun anak mengalami kejang, semuanya memiliki persamaan: membawa rasa kekhawatiran luar biasa bagi orangtua.

Baca juga:

Jangan panik, itulah kunci utama bagi orangtua saat anak mengalami kejang akibat demam dan panas tinggi. Orangtua harus mengendalikan emosinya terlebih dahulu agar dapat memutuskan penanganan terbaik bagi anak saat mereka mengalami kejang. Saat orangtua tenang, orangtua dapat melakukan penanganan kejang demam pada anak di rumah dengan efektif dan efisien.

Saat anak mengalami kejang, orangtua wajib saling bekerjasama untuk menangani kejadian tersebut. Hal-hal yang dapat dilakukan orangtua sebagai penanganan kejang demam anak di rumah adalah sebagai berikut.

1. Memastikan anak berada di tempat yang aman

Ketika anak mengalami kejang, anak tidak dapat mengendalikan dirinya saat berkelojotan karena ia kehilangan kesadaran. Agar anak tetap anak saat ia menghentak-hentakkan tangan maupun kakinya, hendaknya orangtua meletakkan anak di tempat yang aman.

Baca juga:

Sebaiknya, anak tidak diletakkan di atas kasur dengan dipan yang tinggi, apalagi tanpa pengawasan dari orangtua. Anak dapat dibaringkan di lantai beralaskan karpet, karena permukaannya datar dan relatif aman.

2. Menyingkirkan benda berbahaya

Setelah anak dibaringkan di tempat yang aman, penanganan kejang demam pada anak di rumah yang selanjutnya adalah orangtua harus memastikan bahwa di sekitar anak tidak ada barang-barang berbahaya yang dapat melukai anak. Bahan-bahan yang terbuat dari kaca, meja, kayu, kursi, benda-benda berlogam, bahkan mainan anak sekalipun dapat menjadi benda yang berbahaya saat sang buah hati sedang mengalami kejang.

Menyingkirkan barang-barang tersebut dari sekitar tempat anak berbaring dapat meminimalisasi resiko kecelakaan maupun bahaya yang lebih besar saat anak kejang. Anak yang terbentur benda-benda pada saat kejang dapat menimbulkan cedera. Apabila anak terbentur sesuatu saat kejang, khususnya di bagian kepala, maka anak perlu dibawa ke klinik terdekat.

Baca juga:

3. Melonggarkan pakaian anak

Anak yang mengalami kejang demam sudah pasti memiliki suhu tubuh yang tinggi. Pada saat anak kejang, hal yang perlu dilakukan orangtua selanjutnya adalah melonggarkan pakaian anak dan tidak menyelimutinya dengan selimut yang tebal. Pakaian anak perlu dilonggarkan khususnya di bagian kerah leher agar anak tidak tercekik saat kejang berlangsung. Selain itu, pakaian yang longgar akan memudahkan anak untuk menurunkan suhu tubuhnya yang sedang meninggi.

Menyelimuti anak pada saat kejang adalah pilihan yang salah, apalagi dengan kain yang tebal. Panas tubuh anak akan semakin terperangkap di dalam dan tidak dapat keluar dengan baik. Maka, melonggarkan pakaian anak dan tidak menyelimutinya dengan selimut tebal adalah pilihan yang tepat.

4. Mengecek jalan napas anak

Kejang pada anak dapat beresiko terganggunya jalan napas anak. Maka, orangtua harus mengecek jalan napas anak dengan cara memeriksa jalan napas anak melalui hidung maupun pergerakan naik turunnya dada dan perut untuk memastikan anak masih bernapas dengan normal. Apabila anak terlihat tidak bernapas seperti biasanya atau wajahnya terlihat membiru, itu adalah pertanda anak sudah sangat kekurangan oksigen. Segera bawa ke instalasi gawat darurat ke klinik atau rumah sakit terdekat.

Baca juga:

5. Tidak meletakkan benda apapun di mulut anak

Penanganan kejang demam pada anak di rumah selanjutnya adalah dengan cara tidak meletakkan benda apapun di mulut anak. Orang tua mungkin khawatir anak akan menggigit lidahnya sendiri pada saat ia kejang. Namun, dengan meletakkan benda di dalam mulut anak, seperti kain, sendok, karet, maupun jari orangtua sendiri dapat beresiko menghalangi jalan napas anak maupun membuat anak tersedak.

6. Membaringkan anak menghadap samping

Orangtua dapat membaringkan anak menghadap ke samping dengan hati-hati saat anak kejang, baik ke sisi kanan maupun kiri tubuhnya. Selain untuk memperlancar jalan napasnya, posisi ini akan membantu anak agar tidak tersedak jika ia memproduksi air liur yang banyak, busa dari dalam mulutnya, maupun muntah secara tiba-tiba.

7. Pertolongan pertama saat anak berhenti bernapas

Pengetahuan mengenai pertolongan pertama amatlah penting. Jika peristiwa darurat sewaktu-waktu terjadi pada anak, orangtua dapat memberikan pertolongan pertama dengan cepat dan tepat.

Baca juga:

Kejang demam adalah peristiwa yang dapat menjadi gawat darurat apabila napas anak terhenti setelah ia mengalami kejang selama lima menit. Orangtua dapat memberikan bantuan pernapasan dari mulut ke mulut atau yang biasa dikenal dengan metode CPR. Jika orangtua tidak dapat memberikan bantuan pernapasan, segera bawa anak ke unit gawat darurat di klinik atau rumah sakit terdekat. Orangtua tidak perlu memilih rumah sakit yang lebih bagus kualitasnya namun jaraknya jauh, karena dapat mengakibatkan keterlambatan pertolongan pertama dan bisa jadi fatal akibatnya.

8. Tindakan segera saat anak muntah

Saat anak muntah-muntah, segera baringkan tubuhnya ke arah samping agar ia tidak tersedak muntah sendiri. Kemudin, bersihkan sisa muntah dari mulut dan pakaian anak dengan hati-hati.

Baca juga:

9. Tidak meninggalkan anak

Tidak meninggalkan anak sama sekali pada saat terjadi kejang demam adalah tindakan yang bijaksana. Jika orangtua perlu mengambil obat, menelepon dokter, atau mengambil kain lap, sebaiknya tidak dilakukan sendirian. Ibu dapat menjaga anak, sedangkan ayah yang mengambil barang-barang yang diperlukan.

Anak sebaiknya jangan ditinggalkan meskipun sebentar untuk menghindari resiko terbentur atau jatuh. Selain itu, orangtua juga dapat mengawasi secara langsung kondisi anak dan menghitung berapa lama ia mengalami kejang. Jika kejang masih berlangsung hingga lebih dari 10-15 menit, segera bawa ke klinik atau rumah sakit terdekat.

10. Memberikan obat untuk anak secara rektal

Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut anak pada saat anak kejang, termasuk obat-obatan sekalipun. Jika orangtua memiliki obat kejang untuk anak yang sudah diberikan dokter (karena riwayat kejang sebelumnya), misalkan diazepam, berikan obat tersebut secara rektal (melalui anus). Pelajari cara pemberian obat secara rektal dan sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter.

11. Tidak memberikan apapun untuk dimakan/diminum

Saat anak mengalami kejang, anak tidak dapat mengunyah dan menelan apapun. Oleh karena itu, orangtua jangan memberikan apapun untuk dimakan atau diminum. Jika ada sisa makanan dengan potongan besar di mulut anak, segera dikeluarkan. Apabila anak terlihat memiliki tanda-tanda dehidrasi seperti mulut dan bibir yang mengering atau mata yang terlihat cekung, segera bawa anak ke dokter.

12. Tidak menahan gerakan tubuh anak

Anak mungkin menghentak-hentakkan tubuhnya dengan gerakan yang tidak dapat dikendalikan pada saat kejang demam, dan membuat orangtua merasa sangat khawatir. Namun, jangan pernah menahan gerakan tubuh anak. Menahan gerakan tubuh anak secara paksa akan mengakibatkan resiko patah tulang dan cedera di tubuh anak.

13. Jangan membasahi badan anak dengan air dingin

Saat anak mengalami kejang, suhu tubuh anak akan terasa sangat tinggi dan terasa panas. Jangan membasahi badan anak dengan air dingin dengan bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh anak. Jika anak dibasuh dengan air dingin, hipotalamus akan memberikan perintah kepada tubuh untuk menaikkan kembali suhu tubuhnya, karena tubuh anak dianggap mengalami penurunan suhu secara drastis.

14. Menghitung berapa lama anak kejang

Saat anak mengalami kejang, Penanganan Kejang Demam pada Anak di Rumah selanjutnya adalah dengan cara menghitung berapa lama anak mengalami kejang. Umumnya kejang demam akan berhenti dengan sendirinya dalam rentang waktu lima hingga sepuluh menit. Apabila anak masih kejang setelah lewat waktu sepuluh hingga lima belas menit, segera bawa anak ke dokter.

15. Memberikan air minum

Setelah kejang demam berakhir, biasanya anak akan tampak diam dan mengantuk, lalu tertidur selama beberapa menit. Kemudian, anak akan pulih kembali seperti biasa dalam keadaan lemas. Bujuk anak agar mau minum untuk mengganti cairan tubuh yang keluar pada saat kejang dan mencegahnya terkena dehidrasi.

Baca juga:

Penyebab Kejang Demam pada Anak

Kejang demam pada anak dapat terjadi pada anak berusia enam bulan hingga enam tahun. Kejang demam dapat terjadi setelah anak mengalami demam tinggi. Ciri-ciri anak mengalami kejang demam yaitu kejang di seluruh tubuh, tidak sadarkan diri, mata mendelik ke atas, jalan napas agak terganggu, mungkin muntah, mengompol, atau mulut mengeluarkan busa, dan kejang tidak berlangsung lebih dari 15 menit.

Belum diketahui secara pasti penyebab anak mengalami kejang demam. Anak berusia lebih tua, misalkan 3 tahun memiliki resiko lebih kecil daripada anak berusia 1 tahun untuk mengalami kejang demam. Kemungkinan hal ini terjadi karena pada anak berusia lebih muda, hipotalamus di otak sebagai pengatur keseimbangan suhu tubuh fungsinya belum terbentuk sempurna. Saat anak mengalami panas tinggi secara tiba-tiba, otak akan memicu pelepasan muatan listrik sehingga terjadi kejang. Seiring bertambahnya usia anak, kejang akan semakin jarang terjadi.

Baca juga:

Ada pemicu lainnya yang menyebabkan kejang demam, yaitu anak mengalami demam terlebih dahulu akibat infeksi yang terjadi pada organ tertentu. Misalkan, radang saluran pencernaan (anak mencret), radang pada saluran pernapasa (anak mengalami flu atau batuk pilek), maupun demam setelah anak diberikan imunisasi campak atau DPT.