20 Cara Mengatasi Anak Panas Tinggi dan Kejang dengan Cepat

Anak yang mengalami kejang dan demam tinggi adalah momen yang menakutkan bagi orangtua, apalagi jika hal ini terjadi untuk yang pertama kalinya.  Kejang pada anak dapat terjadi saat anak mengalami panas atau demam tinggi. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), hal ini banyak terjadi saat anak berusia antara enam bulan hingga lima tahun.

Baca juga:

Anak dikatakan kejang apabila ia mengalami hal-hal seperti kakunya tangan dan kaki, mata mendelik (kadang berkedip-kedip), kehilangan kesadaran, tidak merespon saat disentuh maupun dipanggil, dan terkadang disertai kelojotan pada seluruh tubuh anak.

Ada hal-hal yang dapat dilakukan orangtua saat suhu tubuh anak meninggi dan mengalami kejang. Di antaranya adalah sebagai berikut.

Cara Mengatasi Anak Panas Tinggi dan Kejang

1. Tetap bersikap tenang

Meskipun kejang dapat membuat orangtua merasa takut dan panik, sebisa mungkin usahakan agar tetap tenang agar bisa berpikir jernih dan memutuskan langkah apa yang harus dilakukan. Kepanikan orangtua dapat menyebabkan bahaya bagi anak yang sedang mengalami kejang. Tenang adalah salah satu hal yang harus di utamakan dan merupakan Cara Mengatasi Anak Panas Tinggi dan Kejang paling efektif.

2. Longgarkan pakaian anak

Saat terjadi panas tinggi dan kejang, pakaian anak harus dilonggarkan terutama di bagian leher agar anak tidak tercekik dan mengalami panas berlebih.

Baca juga:

3. Pastikan anak berada di permukaan yang aman

Untuk menghindari resiko terjatuh atau menghantam sesuatu yang keras, orangtua harus memastikan anak berada pada permukaan yang aman, seperti di atas karpet.

4. Singkirkan benda-benda berbahaya di sekitar anak

Benda-benda berbahaya seperti kaca, meja, kursi, bahkan mainan anak dapat menjadi hal yang membahayakan saat anak mengalami kejang. Saat kejang, anak kehilangan kontrol dan kesadaran atas dirinya. Maka, benda-benda tersebut harus disingkirkan dari tempat anak berbaring.

5. Baringkan anak menghadap ke satu sisi

Agar anak terhindar dari resiko tersedak pada saat kejang, orangtua membaringkan anak menghadap ke salah satu sisi (kanan atau kiri), terutama jika ia mengeluarkan banyak air ludah dari mulutnya.

6. Cek pernapasan anak

Cara Mengatasi Anak Panas Tinggi dan Kejang dengan cara segera cek  hembusan napas dan pergerakan naik turunnya dada dan perut anak untuk memastikan apakah anak dapat bernapas seperti biasanya. Segera bawa ke instalasi gawat darurat ke klinik terdekat apabila anak terlihat tidak bernapas atau wajahnya terlihat membiru.

Baca juga:

7. Jangan meletakkan benda apapun di mulut anak

Jangan pernah meletakkan benda apapun di mulut anak untuk membuat mulutnya tetap terbuka, karena dapat berbahaya baik bagi anak maupun  bagi orangtua. Memasukkan benda-benda seperti jari orangtua, kayu, sendok, kain, maupun benda-benda lainnya ke dalam mulut anak memiliki resiko sumbatan jalan napas hingga luka pada anak.

8. Temani anak hingga ia benar-benar sadar

Orangtua perlu bekerjasama dengan anggota keluarga yang lain untuk memberikan pertolongan pertama pada anak yang kejang. Ayah atau Ibu harus menemani anak dan tidak meninggalkannya meskipun hanya sebentar agar dapat terus mengawasi kondisi anak, sementara salah satunya membantu mengambilkan kompres, obat, hingga menghubungi klinik/rumah sakit terdekat apabila diperlukan.

Selain itu, orangtua yang berada di samping anak dapat memastikan agar ia lebih tenang. Perhatikan juga hal-hal yang terjadi selama anak mengalami kejang agar dapat memberikan informasi lebih lengkap saat anak dibawa ke dokter.

9. Pertolongan pertama saat anak berhenti bernapas

Apabila orangtua memahami metode pernapasan bantuan mulut ke mulut (CPR), segera berikan saat anak tidak bernapas dalam waktu satu menit setelah kejang. Orangtua juga bisa menghubungi klinik atau rumah sakit terdekat agar dikirimkan ambulan. Tidak perlu ke rumah sakit yang bagus namun jaraknya jauh, karena dapat beresiko terjadinya keterlambatan pertolongan pertama pada anak.

10. Berikan obat secara rektal

Anak dapat diberikan paracetamol secara rektal (melalui anus) sesuai dosis yang tepat. Ada baiknya orangtua sudah mempelajari cara memberikan obat secara rektal dari dokter anak. Anak yang memiliki riwayat kejang sebelumnya biasanya diberi obat kejang dari dokter. Pelajari cara penggunaannya dan berikan dosis yang tepat.

Baca juga:

11. Jangan memberikan apapun untuk dikonsumsi anak

Jangan coba-coba memberikan makanan, minuman, atau obat melalui mulut kepada anak yang baru saja selesai mengalami kejang. Anak harus dipastikan sadar sepenuhnya dari kejang, agar ia tidak tersedak. Orangtua harus menunggu hingga kesadaran anak pulih sepenuhnya pasca kejang sebelum memberikan apapun untuk dikonsumsi oleh anak.

12. Jika anak muntah saat kejang

Segera bersihkan mulut anak dan miringkan badannya agar ia tidak tersedak muntahnya sendiri. Agar lebih amannya, bawa anak ke rumah sakit atau klinik terdekat agar ia tidak mengalami dehidrasi setelah muntah.

Baca juga:

13. Jangan menahan paksa tubuh anak

Saat anak kejang, orangtua bisa khawatir karena melihat gerakannya yang tidak terkontrol dan tidak wajar. Namun, jangan menahan tubuh anak atau menahan gerakannya secara paksa karena beresiko patah tulang, memar pada otot, atau cedera pada kulit.

14. Jangan memasukkan obat apapun ke mulut anak

Anak yang mengalami kejang kehilangan kontrol dan kesadaran dirinya sendiri. Maka, orangtua dilarang memasukkan obat apapun (termasuk obat penurun panas) ke dalam mulut anak saat anak kejang. Jika ada potongan makanan atau benda lainnya di mulut anak, segera keluarkan agar jalan napasnya tidak tersumbat.

Baca Juga:

15. Hitung berapa lama anak mengalami kejang demam

Segera lihat jam dinding atau penunjuk waktu lainnya saat anak mulai mengalami kejang. Jika kejang demam berlangsung lebih dari 10 menit, segera larikan anak ke instalasi gawat darurat di klinik/rumah sakit terdekat, atau panggil ambulan.

16. Jangan menyelimuti anak dengan selimut tebal atau pakaian berlapis

Cara Mengatasi Anak Panas Tinggi dan Kejang dengan memberikan Selimut yang tebal dan pakaian berlapis dapat menghalangi penguapan dan meningkatkan suhu tubuh anak. Saat anak kejang, suhu tubuhnya di ambang batas normal. Maka, hindari penggunaan selimut dan pakaian yang membuat panasnya makin tinggi.

Baca juga:

17. Kompres dengan air hangat

Untuk menurunkan suhu tubuh anak, kompres di bagian dahi, ketiak, dan lipatan siku. Hindari mengompres anak dengan air dingin karena hal itu justru akan mengirimkan sinyal ke hipotalamus bahwa suhu anak sedang rendah. akibatnya, suhu tubuh anak dapat menjadi lebih tinggi lagi

18. Beri minum yang banyak

Saat anak sudah sadar sepenuhnya dari kejang, bujuk ia agar mau banyak minum sehingga cairan tubuhnya yang hilang dapat segera terganti. Orangtua bisa memberikan air mineral ataupun susu untuk anak.

Baca juga:

19. Penanganan medis

Segera panggil ambulan atau bawa ke klinik/rumah sakit terdekat jika terjadi salah satu gejala:

  • kejang anak tidak terkontrol
  • gemetar dengan cepat
  • wajah anak membiru
  • kepala terbentur sebelum atau saat kejang
  • tidak sadar setelah 10 menit,
  • tidak dapat bernapas normal,
  • terlihat dehidrasi
  • tidak kembali ke kebiasaan normalnya dalam kurun waktu satu jam atau lebih setelah kejang
  • kejang hanya terjadi pada salah satu bagian badan (bukan keseluruhan badan)

20. Anak dengan epilepsi (riwayat kejang)

Pencegahan bahaya lebih lanjut untuk anak dengan epilepsi atau riwayat kejang dapat dilakukan dengan memindahkan benda-benda keras dan berbahaya di sekitarnya. Jika seorang anak dengan riwayat epilepsi berada di atas kapal atau dekat dengan perairan, awasi dan tahan anak untuk mencegah terjadinya tenggelam.

Baca juga:

Penyebab Panas Tinggi dan Kejang pada Anak

Panas tinggi dan kejang yang biasa dikenal dengan kejang demam dapat terjadi secara mendadak. Seperti halnya demam biasa pada anak, kejang demam terjadi karena adanya infeksi yang disebabkan oleh virus maupun bakteri. Suhu tubuh anak yang normal adalah 36,3°C hingga 37,7ºC. Sedangkan, pada bayi adalah 36,1ºC-37,7ºC.  Di atas suhu normal, anak mengalami panas tinggi atau demam.

Baca juga:

Setiap anak memiliki suhu ambang kejang yang berbeda-beda. Ada anak yang sudah mengalami kejang saat suhu tubuhnya mencapai 38ºC, ada juga yang “baru” mengalami kejang saat suhu tubuhnya mencapai 40ºC. Namun, tidak dapat diketahui secara pasti, mengapa ada anak yang mengalami kejang saat panas tinggi dan ada anak yang tidak mengalami kejang. Jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat kejang, faktor genetik diduga turut mempengaruhi. Normalnya, kejang akan berhenti sendiri setelah lima menit dan tidak akan terulang dalam kurun waktu 24 jam.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), panas tinggi hingga kejang tidak berbahaya dan tidak merusak otak hingga mengganggu kecerdasan anak seperti pada banyak info yang beredar. Pada umumnya panas tinggi dan kejang akan menghilang dengan sendirinya seiring dengan pertambahan usia anak.

Tidak semua kejang yang disertai panas tinggi adalah kejang demam. Namun, orangtua perlu khawatir dan waspada jika hal ini berlangsung di luar rentang usia 6 bulan hingga 5 tahun. Apabila setelah kejang anak tidak segera sadar, tidak mengadakan kontak dengan baik, lebih banyak tidur, maka dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mencari penyebab lainnya, terutama meningitis (radang selaput otak) atau radang otak (ensefalitis). Selain itu, orangtua juga perlu mewaspadai apabila anak pernah mengalami kejang tanpa disertai panas tinggi atau demam.

Apabila terjadi kejang disertai demam di luar rentang usia 6 bulan sampai 5 tahun, maka perlu disingkirkan penyebab kejang lainnya, misalnya epilepsi atau radang otak. Jika sesudah kejang anak tidak segera sadar kembali, lebih banyak tidur, atau tidak dapat mengadakan kontak dengan baik, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab kejang lain, terutama radang selaput otak (meningitis) atau radang otak (ensefalitis). Evaluasi lebih lanjut juga diperlukan apabila anak pernah kejang tanpa demam.