6 Perbedaan Kejang Demam dan Kejang Tetanus yang Perlu Diketahui

Memang ada beberapa Hubungan Demam dengan Kejang yang perlu diketahui. Kejang demam merupakan sebuah efek dari demam tinggi yang bisa terjadi kepada bayi dan anak-anak. Namun ada beberapa penyakit yang memiliki gejala serupa, sehingga banyak orang tua yang cemas dan khawatir ketika anak menunjukkan gejala kejang. Selain epilepsi, ada salah satu jenis penyakit yang menunjukkan gejala kejang, yaitu tetanus. Lalu apa saja perbedaan kejang demam dan kejang tetanus yang perlu diketahui agar orang tua bisa waspada? Berikut beberapa penjelasannya.

  1. Penyebab

Kejang demam merupakan sebuah kondisi dimana anak atau bayi mengalami kejang akibat kenaikan suhu tubuh yang terjadi secara mendadak. Kejang demam bukanlah sebuah penyakit, melainkan hanya sebuah respon dari otak atas terjadinya kenaikan suhu tubuh akibat demam tunggi. Penyebab Kejang Demam adalah adanya lontaran arus listrik di otak sehingga menyebabkan gerakan-gerakan yang tidak terkontrol pada anak.

Sementara kejang tetanus disebabkan oleh adanya bakteri Clostridium tetani yang masuk ke dalam tubuh kemudian menyerang sistem syaraf tubuh. Penyebab utama masuknya bakteri ini adalah dari luka yang kotor. Bakteri penyebab tetanus sendiri hidup di debu, tanah, ataupun feses. Cara masuk bakteri ke tubuh adalah dari spora bakteri melalui luka di tubuh yang tidak higienis. Misalnya saat seseorang terkena paku yang berkarat, cedera atau gigitan serangga, juga luka bakar.

  1. Gejala

Perbedaan kejang demam dan kejang tetanus berikutnya bisa dilihat dari gejala yang ada. Pada kejang demam, bayi atau anak akan mengalami beberapa gejala seperti muntah, penurunan kesadaran bahkan kehilangan kesadaran, bola mata menatap ke atas, mulut berbusa, dan juga lengan atau kaki bergerak tidak terkontrol. Gejala ini juga isa diikuti dengan otot yang menegang. Namun gejala kejang demam tidak berulang dalam kurun waktu 24 jam dan hanya terjadi selama beberapa detik hingga beberapa menit saja.

Sedangkan gejala tetanus dimulai jika spora berkembang biak melepaskan neurotoksin ke tubuh. Neurotoksin atau racun itu akan menyerang sistem syaraf manusia dan menyebabkan berbagai gejala. Salah satu gejala tetanus yang paling mudah dikenali adalah kekakuan otot. Rahang pasien akan menutup dengan rapat, bahkan tidak dapat dibuka. Hal ini dinamakan lockjaw atau rahang yang terkunci rapat. Gejala ini akan membuat penderita tidak bisa menelan. Selain itu punggung akan melengkung dan tubuh akan menjadi kaku.

  1. Bahaya

Pada dasarnya, perbedaan kejang demam dan kejang tetanus juga bisa dilihat dari bahaya yang muncul. Kejang Demam seringkali tidak berbahaya, karena ini hanya merupakan efek samping dari peningkatan suhu tubuh. Kejang demam juga hanya berlangsung kurang dari 15 menit dan tidak akan menciptakan komplikasi yang berbahaya bagi kesehatan maupun kecerdasan anak. Akan tetapi, waspadalah jika kejang demam berlangsung lebih dari 15 menit atau berulang dalam kurun waktu 24 jam.

Sedangkan tetanus atau kejang tetanus merupakan salah satu penyakit yang berbahaya, bajkan sangat mematikan. Komplikasi tetanus dapat mengakibatkan gangguan jantung, pneumonia, dan gangguan di paru-paru. Ituah mengapa penderita tetanus harus segera mendapatkan perawatan medis di rumah sakit terdekat secepatnya. Dan alasan ini juga lah yang melatarbelakangi adanya vaksin tetanus sejak dini.

  1. Diagnosis

Diagnosis pada kejang demam yang dilakukan oleh dokter adalah dengan meneliti apa penyebab demam itu sendiri. Ada beberapa pemeriksaan yang mungkin saja bisa dilakukan msialnya pemeriksaan darah atau urine. Untuk kejang demam yang berlangsung lebih dari 1 kali dalam kurun waktu 24 jam, atau berlangsung lebih dari 15 menit, maka dokter akan memeriksa aktivitas otak dari si pasien. Jika perlu, pemeriksaan akan dilakukan dnegan melakukan pemindaian terhadap otak dengan MRI.

Sedangkan untuk kasus kejang tetanus, diagnosis akan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan fisik, terutama tehadap luka kotor yang diduga menjadi penyebab spora bakteri tetanus masuk ke tubuh. Pemeriksaan juga akan dilakukan dengan mengetahui riwayat penyakit dari pasien yang terkena tetanus.

  1. Pengobatan

Perbedaan kejang demam dan kejang tetanus juga bisa dilihat dari pengobatannya. Pada dasarnya kejang demam tidak membutuhkan pengobatan apapun, karena kejang demam bisa berhenti sendiri dan tidak berbahaya. Akan tetapi, kejang demam dapat meningkatkan risiko cedera pada anak. Sehingga perlu dilakukan penanganan yang tepat. Cara Mengatasi Anak Panas Tinggi dan Kejang seperti membaringkan anak di lantai agar tidak terjatuh, memiringkan tubuh anak agar air liur tidak menyumbat saluran pernafasan, melonggarkan pakaian anak agar tidak sesak, dan menghindari memasukkan benda-benda apapun ke mulut anak.

Sedangkan pengobatan kejang tetanus bertujuan untuk terapi suportif, menghentikan perkembangbiakan bakteri, dan juga mematikan spora bakteri. Hal-hal yang bisa dilakukan seperti perawatan luka yang kotor, menetralkan racun neurotoksin, dan menghentikan produksi neurotoksin. Pengobatan juga dilakukan untuk mencegah komplikasi tetanus dan juga menangani komplikasi jika sudah terjadi.

  1. Pencegahan

Cara Mencegah Demam Kejang dapat dilakukan dengan melakukan cara penurunan demam pada anak dan bayi sebelum kejang demam terjadi. Terutama bagi anak yang memang kerap kali mengalami kejang demam, seperti dengan melakukan kompres atau obat penurun panas. Sedangkan untuk tetanus dapat dicegah dengan imunisasi atau vaksinasi.

Demikianlah beberapa perbedaan kejang demam dan kejang tetanus yang perlu diketahui. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda.