Antibiotik untuk Demam Tinggi, Perlu atau Tidak? Ini Jawabannya

Seperti yang diketahui bersama, Jenis Demam bisa terjadi pada tubuh karena banyak faktor. Demam infeksi merupakan salah satu jenis demam yang paling banyak terjadi. Penyebabnya bisa karena infeksi virus dan juga infeksi bakteri. Dan seringkali mungkin masyarakat awam, maupun dokter sekalipun, memberikan resep obat berupa antibiotik. Padahal antibiotik itu sendiri adalah pengobatan untuk melawan bakteri. Dan jika demam tersebut dikarenakan virus, tentunya bisa dikatakan, pengobatan itu adalah tidak tepat. Lalu sebenarnya, perlukah antibiotik untuk demam?

Tentang Antibiotik

Antibiotik secara bahasa berarti anti terhadap kehidupan. Antibiotik secara medis adalah oat atau substansi yang bisa membunuh atau melemahkan aktivitas mikroorganisme pada tubuh (bakteri) yang menjadi parasit bagi tubuh. Antibiotik tentunya memang ditujukan untuk mengatasi bakteri pada tubuh. Sedangkan Demam Virus itu sendiri tidak bisa diatasi dengan antibiotik, karena keduanya memang berbeda.

Pemakaian antibiotik untuk demam tentunya perlu melihat terlebih dahulu apakah penyebab dari demam itu sendiri. Jika memang infeksi penyebab demam adalah karena bakteri, maka tentunya pemberian antibiotik adalah tepat. Akan tetapi, jika penyebab dari demam itu sendiri hanyalah virus, maka tentunya pemberian antibiotik bukanlah hal yang tepat. Justru hal ini bisa berbahaya bagi kesehatan jangka panjang.

Namun, ternyata fakta di lapangan menunjukkan sebaliknya. Saat ini, masih ada sebagian masyarakat yang mengonsumsi antibiotik bahkan tanpa resep dari dokter. Selain itu antibiotik juga kerap kali dikonsumsi untuk Demam Infeksi, padahal belum tentu juga penyebab demam memang adalah bakteri. Untuk itu, kita perlu bijak dalam mengonsumsi antibiotik saat terserang demam, karena tidak semua demam disebabkan oleh bakteri.

Bahaya Antibiotik yang Dikonsumsi secara Tidak Tepat

Seperti yang dijelaskan di atas, antibiotik untuk kondisidemam memang bisa saja diberikan. Akan tetapi, harus benar-benar dipastikan bahwa demam itu disebabkan oleh bakteri, dan bukan virus. Karena jika antibiotik dikonsumsi oleh orang yang tidak terserang infeksi bakteri, akibatnya adalah resistensi.

Maksudnya, seseorang bisa jadi akan kebal terhadap antibiotik standar di kemudian hari, sehingga saat membutuhkan antibiotik untuk mengatasi penyakit tertentu, justru dibutuhkan antibiotik dosis tinggi. Atau bahkan lebih parahnya tidak ada obat yang bisa mengatasinya. Dan hal ini tentunya akan tidak baik untuk kesehatan.

Resistensi terhadap antibiotik ini terjadi jika bakteri pada tubuh justru bermutasi sehingga bisa bertahan dan hidup di dalam tubuh. Hal ini akan membuat bakteri atau kuman itu berkembang biak dalam tubuh sehingga antibiotik yang masuk akan dilawan oleh koloni bakerti tersebut. Hal ini yang menyebabkan kuman kebal terhadap obat. Oleh karena itulah antibiotik untuk demam tidak boleh diberikan sembarangan tanpa pengawasan dari dokter.

Demam yang Membutuhkan Antibiotik

Jika demam terjadi kepada Anda, jangan buru-buru mengonsumsi antibiotik. Ada baiknya mengonsumsi saja obat penurun panas biasa, seperti paracetamol. Demam tinggi memang bisa disebakan oleh infeksi virus atau bakteri. Namun pada kenyataannya, demam tinggi kebanyakan justru disebabkan oleh virus (90-95 persen) dan hanya sedikit sekali kasus demam yang disebabkan oleh infeksi bakteri (5-10 persen). Maka dari itu, hindari terlalu cepat berspekulasi bahwa demam adalah disebabkan oleh bakteri.

Selain itu, ada beberapa ciri demam yang disebabkan oleh infeksi bakteri, sehingga kemungkinan membutuhkan antibiotik saat demam, seperti:

  • Demam berlangsung lama, bahkan lebih dari 1 minggu
  • Demam pada minggu pertama akan naik turun, sementara saat mendekati minggu ke dua, demam akan tinggi dan suhunya stabil

Sedangkan beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan menimbulkan gejala demam, sehingga perlu diberikan antibiotik untuk demam antara lain sebagai berikut.

  • Infeksi telinga yang tidak berhubungan dengan flu
  • Infeksi sinus yang berat yang disertai dengan gejala wajah bengkak dan sakit kepala hebat hingga lebih dari 2 minggu
  • Radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri streptokokus, yang bisa menyebabkan demam rematik
  • Infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh bakteri E. coli yang masuk pada saluran kemih
  • Demam Thypoid atau demam tifus
  • Penyakit TBC atau tuberkulosis
  • Diare yang disebabkan oleh aktivitas bakteri

Itulah beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Jika demam hanya dikarenakan flu, atau penyakit virus lain seperti campak, demam berdarah, atau cacar air, maka hal itu bukanlah demam karena bakteri. Sehingga penggunaan antibiotik tidak diperkenankan. Demikian pula dengan Demam Karena Alergi yang sama sekali tidak membutuhkan antibiotik.

Demikianlah beberapa penjelasan mengenai antibiotik untuk demam yang sebaiknya diperhatikan lagi penggunaannya agar terhindar dari risiko resistensi antibiotik yang bisa membahayakan kesehatan di masa depan.