Demam Kawasaki – Penyebab, Gejala, Diagnosa dan Pengobatan

Demam Kawasaki adalah jenis demam yang menyebabkan peradangan di seluruh pembuluh darah tubuh, terutama pembuluh darah jantung. Gejalanya mirip dengan dengan demam scarlet atau demam campak pada anak-anak dan memang penyakit ini hanya diderita pada anak usia 6 bulan sampai 4 tahun. Meskipun di Indonesia demam ini masih jarang ditemukan, kita tetap perlu menhetahuinya agar bisa lebih waspada terhadap segala kemungkinan. Selain pembuluh darah, penyakit ini juga mengakibatkan peradangan pada limfonadi, kulit, dan membrane mukosa sehingga disebut juga sindrom limfonadi mukutan.

Penyebab Demam Kawasaki

Demam Kawasaki sementara in belum diketahui pasti penyebabnya. Para ahli masih berbeda pendapat menjelaskannya. Secara umum, kemungkinan jenis demam dan penyebabnya Kawasaki ada beberapa hal yaitu :

  1. Faktor Keturunan

Penyakit genetika yang diturunkan oleh orangtua kepada anaknya. Penderita tidak bisa mencegahnya. Sebagian besar penderita Kawasaki memiliki orangtua atau orang yang berhubungan keluarga yang juga pernah menderita penyakit ini di masa kecil.

  1. Infeksi

Para ahli yang menganggap penyebab Kawasaki adalah infeksi virus adalah bakteri mendasarkan pada gejalanya. Gejala demam Kawasaki terutama gejala awal mirip dengan gejala demam biasa karena infeksi virus.

  1. Kondisi Autoimun

Autoimun berarti tubuh anak memproduksi zat yang membuat pertahanan tubuh secara berlebihan, terutama sel darah putih. Selanjutnya, sel darah putih menganggap pembuluh darah adalah benda asing yang masuk dan harus dilawan. Akibatnya sel darah putih menyerang pembuluh darah dan mengakibatkan peradangan. Para ahli yang menyatakan bahwa Kawasaki disebabkan kondisi autoimun mendasarkan kepada penyakit yang tidak menular. Seandainya Kawasaki disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri maka akan menular dengan cepat.

Gejala Demam Kawasaki

Gejala demam Kawasaki berlangsung sekitar 1,5 sampai 2 bulan dan berlangsung dalan tiga tahap atau tiga fase.

  1. Fase Pertama : Minggu ke 1 Sampai Minggu Kedua

Fase pertama ini mempunyai gejala demam biasa, yaitu :

  • demam anak naik turun selama 5 hari
  • demam anak 38 derajat
  • ruam kemerahan yang muncul pertama kali di sekitar kemaluan kemudian menyebar ke bagian tubuh lain
  • mata merah tidak berarir atau tidak disertai keluarnya cairan
  • lidah dan tenggorokan merah
  • bibir kering dan pecah-pecah
  • tangan dan kaki terutama bagian jari kaki terasa sakit, memerah, dan bengkak
  • pembengkakkan kelenjar getah bening
  1. Fase Kedua : Minggu Ketiga Sampai Minggu Keempat

Fase kedua ditandai dengan demam yang menurun dan gejala-gejala lain seperti :

  • kulit pada ujung jari kaki dan tangan mengelupas
  • gangguan pencernaan seperti sakit perut, diare, dan muntah
  • nyeri sendi
  • pembengkakkan sendi
  • aneurisma atau pelebaran pembuluh darah

Meskipun pada tahap kedua ini demam menurun, jika tidak ditangani segera akibatnya bisa lebih berbahaya. Pembuluh darah yang melebar lama kelamaan akan pecah akibat peradangan. JIka pembuluh darah pecah, maka akan menimbulkan pendarahan seperti pada demam denggi.

  1. Tahap Ketiga : Mulai Minggu ke 5 Sampai Minggu Keenam

Pada tahap ini gejala tergantung pada fase tahap dua. Jika pada tahap sebelumnya penderita ditangani dengan tepat, maka saat ini gejala demam Kawasaki sedikit-sedikit mulai berkurang. Penderita demam dalam masa penyembuhan dan pemulihan. Fase ini bisa berlangsung hingga minggu kedelapan untuk anak kembali dalam keadaan normal.

Sedangkan bila pada tahap selanjutnya tidak segera ditangani maka penderita, keluarga, dan dokter masih berjuang mengatasi gejala-gejala lanjutan seperti pecahnya pembuluh darah dan komplikasinya. Komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita Kawasaki adalah kerusakan jantung. Karena Kawasaki umumnya menyerang pembuluh darah jantung.

Diagnosa Demam Kawasaki

Gejala demam umumnya mirip antara penyakit yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu jika anak demam lebih dari 3 hari, bahkan sampai 5 hari hendaknya dibawa ke dokter. Dokter akan memberikan diagnosa demam Kawasaki dengan cara :

  1. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik berdasarkan gejala-gejala yang terlihat. Selain itu akan lebih baik jika orangtua dapat menjelaskan gejala awal demam dengan lebih terperinci. Tentunya hal tersebut akan mempermudah dokter melakukan diagnosa.

  1. Tes Laboratorium

Tes laboratorium seperti tes urin, tes darah, ekokardiogram dan eletrodiagram juga terkadang diperlukan. Tes urin dan tes darah untuk memastikan adanya infeksi dan jenisnya. Sedangkan ekokardiagram dilakukan untuk mengetahui fungsi jantung bila sudah dipastikan anak menderita Kawasaki.

Pengobatan Kawasaki

Pengobatan yang terbaik untuk pasien dengan indikasi demam Kawasaki adalah ketika masih pada tahap pertama atau maksimal 10 hari sejak gejala demam muncul. Hal ini untuk mengurangi resiko komplikasi. Pengobatan dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi gejala yang muncul dan memperkecil resiko komplikasi bukan menyembuhkan. Demam Kawasaki pada dasarnya akan sembuh dengan sendirinya.

  1. Pemberian Aspirin dan Imunoglubin

Pemberian aspirin untuk mengurangi rasa nyeri yang diderita pasien. Aspirin yang diberikan dengan dosis rendah ini juga berguna untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah. Pemberian obat ini harus benar-benar atas petunjuk dokter karena cukup berbahaya bagi anak. Sedangkan pemberian imunoglubin melalui cairan infus memperkecil resiko komplikasi pada jantung.

  1. Obat Penurun Panas

Obat panas untuk anak-anak tetap diberikan untuk mengatasi demam anak yang tinggi dan memebrikan rasa tidak nyaman.

  1. Banyak Minum

Seperti umumnya demam tinggi, penderita harus tetap diberi minum sebanyak mungkin atau konsumsi makanan yang banyak mengandung cairan. Cairan pada demam Kawasaki akan mencegah dehidrasi karena demam dan ikut mencegah terjadinya penggumpalan darah pada pembuluh darah jantung.

  1. Kompres

Kompres dengan air hangat dapat dilakukan di rumah untuk mengatasi demam yang tinggi.

Tidak ada cara khusus dalam mencegah demam kawasaki karena penyakit ini juga tidak dapat menular dan tidak dapat dicegah. Mengetahui gejalanya adalah cara pencegahan yang terbaik agar penderita dapat segara diatasi. Oleh karena itu, sekali lagi segeralah dikonsultasikan ke dokter apabila anak menderita demam tinggi lebih dari tiga hari. Semoga bermanfaat.