Demam Kelenjar – Penyebab, Gejala, Pengobatan dan Diagnosa

Demam, satu kata yang sangat familiar di telinga kita. Jika kita atau anggota keluarga terkena demam seringkali cukup diberi obat yang dijual bebas atau stok obat yang ada di rumah. Jika sudah menginjak hari ketiga barulah kita memeriksakan diri ke dokter. Namun, sebenarnya sekarang ini banyak jenis-jenis demam dan penyebabnya yang beberapa gejalanya. Salah satunya adalah demam kelenjar, demam yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV).

Demam kelenjar merupakan jenis infeksi virus yang biasanya ditularkan lewat air liur atau ludah penderita. Tentunya ludah itu telah mengandung virus EBV dan akan berinkubasi selama 6 minggu setelah memasuki tubuh penderita sampai akhirnya menunjukkan gejala pada si penderita seperti demam dan kelelahan. Selain demam kelenjar disebabkan oleh virus juga terdapat orang-orang yang berisiko.

Contohnya orang atau penderita yang kekebalan HIV infeksinya telah ditekan, diabetes atau pun asupan steroid jangka panjang dan obat-obatan yang mengeluarkan kekebalan seperti kanker. Infeksi dengan virus EBV ini, jika terjadi pada masa anak-anak, maka gejala yang timbul akan ringan. Namun demam kelenjar akan berbeda jika menimpa orang dewasa atau dewasa muda, gejala akan lebih terlihat jelas. Selain itu kita harus mengetahui bagaimana cara pennyebaran atau penularan virus EBV ini.
Penyebaran atau penularan juga dapat melalui :

  1. Kontak langsung dengan penderita (misalnya berciuman).
  2. Air liur dan butiran air liur ketika bersin.
  3. Udara yang dihembuskan lewat batuk.
  4. Barang-barang yang sudah terpapar virus.

Gejala Demam Kelenjar

Karena saat ini terdapat macam-macam demam dengan gejala hampir mirip, maka kita perlu mengetahui gejala demam keelnjar. Gejala tersebut, antara lain :

Dengan kita mengetahui apa yang menjadi penyebab, penularan juga gejala dari demam kelenjar, diharapkan dapat lebih waspada. Walaupun demam kelenjar lebih cenderung menyerang pada usia remaja dibandingkan anak-anak. Namun sebagai orangtua, kita tetap harus waspada karena demam kelenjar bukan hanya sekedar demam biasa. Demam kelenjar dapat menimbulkan efek ataupun komplikasi pada beberapa organ tubuh. Dan tidak semua orang yang terjangkit virus EBV akan mengalami gejala dari demam kelenjar.

Yang tersebut sebagai pembawa asimtomatik, yaitu orang yang terkena infeksi dan dapat menularkan virus namun tidak menunjukkan gejala demam kelenjar. Yang perlu kita ketahui dari demam kelenjar ini adalah walaupun telah dinyatakan sembuh, namun masih rentan karena virus dapat bertahan beberapa tahun dalam air liur. Oleh sebab itu, dianjurkan melakukan pencegahan bagi si penderita agar tidak menyebar pada orang lain. Namun demam kelenjar tidak pernah terjadi dua kali .pada si penderita.

Pengobatan dan Perawatan Demam Kelenjar

Banyak orang menganggap mudah pada demam kelenjar ini, hal itu dikarenakan demam kelenjar dapat pulih dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Walaupun hingga kini demam kelenjar belum ada obatnya, namun ada beberapa cara untuk mengendalikan gejala yang mungkin timbul, diantaranya :

  1. Perbanyak istirahat.
  2. Hindari olahraga atau kegiatan fisik yang terlalu berat, terutama di bulan pertama.
  3. Perbanyak asupan cairan untuk menghindari dehidrasi. Terutama banyak minum air putih ataupun jus buah namun tidak menggunakan gula atau alami. Konsumsi makanan penurun demam orang dewasa dan hindari makanan yang tidak boleh dimakan saat demam.
  4. Mengkonsumsi obat pereda nyeri dan obat penurun panas badan, baik dengan resep dokter atau pun yang dijual bebas.
  5. Gunakan masker agar tidak terjadi penyebaran virus pada orang lain.
  6. Hindari berciuman dengan orang lain karena hal ini dapat menyebabkan penyebaran virus juga.
  7. Gunakan campuran air hangat dan garam sebagai obat kumur, yang fungsinya untuk meredakan rasa nyeri di tenggorokan.

Diagnosa Dokter

Walaupun demam kelenjar ini belum ada obatnya namun tetap dokter akan melakukan diagnose untuk melihat sejauh mana demam kelenjar ini telah berkembang. Diagnosa penting untuk mengetahui penyebab demam tinggi pada orang dewasa yang diderita pasien. Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan gejala yang telah timbul. Dokter melakukan :

  1. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda-tanda dari demam kelenjar seperti pembengkakan pada limpa, kelenjar dan hati.

  1. Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan darah sangat perlu untuk kasus penyakit karena infeksi untuk memastikan penyebab gejala yang dirasakan oleh pasien adalah virus EBV bukan virus lainnya. Walaupun hasilnya negatif, dokter akan melakukan tes secara berkala untuk lebih meyakinkan.

Jika setelah doagnosa ternyata pasien mengalami susah bernafas atau susah menelan, maka dokter akan menganjurkan untuk dilakukan perawatan di rumah sakit. Umumnya pasien akan diberi obat-obatan pereda nyeri, infus antibiotik dan suntikan kortikosteroid. Ada pula kasus yang terbilang langka pada demam kelenjar ini, yaitu operasi darurat. Operasi darurat yang dilakukan adalah pengangkatan limpa jika ternyata limpanya telah pecah. Hal ini merupakan salah satu komplikasi yang mungkin timbul karena demam kelenjar. Komplikasi lainnya adalah :

  • Kelelahan yang berkepanjangan.
  • Infeksi sekunder, yaitu infeksi yang melemahkan system imunitas tubuh.
  • Penurunan sel darah, contohnya anemia.
  • Komplikasi pada saraf

Sekarang kita telah mengetahui banyak hal mengenai demam kelenjar, mulai dari penyebab, gejala, pengobatan, diagnosa juga komplikasi yang timbul karenanya. Kita dapat lebih waspada dan tahu kapan harus memeriksakan diri. Kiranya sekian bahasan dari kami mengenai demam kelenjar.