Penjelasan Medis Tentang Demam Menyebabkan Kerusakan Otak Anak

Mungkin ada diantara anda yang pernah mendengar jika demam akut yang terjadi pada anak anak bisa menyebabkan kerusakan pada otak. Hal ini tentunya sangat dikhawatirkan banyak ibu ketika anak mereka terserang demam yang tinggi. Sebelum anda panik, sebaiknya simak lebih dulu ulasan yang akan kami berikan berikut ini.

Demam sendiri adalah gejala dari penyakit yang paling sering dikeluhkan banyak orang termasuk pada anak anak. Biasanya, demam yang terjadi pada anak anak terjadi karena infeksi dalam tubuh seperti infeksi saluran pernapasan dengan gejala seperti batuk dan pilek sampai infeksi saluran pencernaan yang disertai dengan buang air besar berbentuk encer atau dikenal dengan diare. Apabila terjadi panas pada anak, maka tentunya anda sebagai orang tua akan merasa khawatir sebab sering juga demam yang terjadi bisa berkembang menjadi kejang yang dikenal dengan istilah kejang demam pada anak.

Kejang demam sendiri bisa terjadi pada saat suhu tubuh anak meningkat hingga melebihi 38 derajat celcius namun tanpa diikuti dengan beberapa tanda gangguan pada saraf pusat dan juga otak. Lalu, apakah sebenarnya kemungkinan demam menyebabkan kerusakan otak anak bisa terjadi?.

Hubungan Demam Dengan Kerusakan Otak

Suhu tubuh normal untuk bayi dan juga anak berada di angka 36.6 derajat celcius hingga 37.2 derajat celcius. Apabila suhu tubuh semakin meningkat dan mencapai 41 derajat celcius, maka hal tersebut bisa meningkatkan risiko kerusakan di beberapa jaringan tubuh. Akan tetapi sebetulnya jarang kasus infeksi yang bisa mengakibatkan suhu tubuh meningkat hingga melebihi 41 derajat celcius.

Dalam sebuah penelitian, hampir 49% dokter spesialis anak Amerika Serikat mempertimbangkan mengenai kejang yang bisa berdampak buruk karena demam berkepanjangan. Sedangkan untuk 22% dokter spesialis anak berpendapat jika kerusakan otak bisa saja terjadi karena kejang demam yang tipikal. Namun untuk kasus pada umumnya, demam yang terjadi pada anak tidak sampai menimbulkan bahaya untuk jaringan otak atau bisa menyebabkan epilepsi khususnya jika tubuh anak juga mempunyai mekanisme dalam menurunkan suhu pada saat demam terjadi. 

Ketika anak sedang demam atau panas, maka suhu tubuh akan diatur pusat pengatur suhu yang ada di salah satu bagian otak yakni hipotalamus. Pusat pengatur suhu ini akan menjaga keseimbangan dari produksi panas dalam tubuh dengan jalan mengeluarkan panas dalam tubuh sehingga peningkatan suhu tubuh bisa dihindari. Sementara dalam penelitian lain memberikan pernyataan jika demam bisa memberikan banyak manfaat bagi tubuh sebab demam adalah cara tubuh untuk melawan infeksi kuman yang sedang terjadi dalam tubuh.

Penelitian berbeda juga menyatakan jika kerusakan otak bisa saja terjadi karena demam kronis yang terjadi sudah lebih dari 42 derajat celcius meski kenaikan suhu tubuh tersebut sangat jarang terjadi dan juga dinyatakan jika demam yang terjadi karena proses infeksi tidak akan menyebabkan kerusakan pada otak.

Namun pada kenyataanya, suhu tubuh seorang anak bisa saja sangat tinggi ketika suhu udara diluar ruangan memang sedang sangat panas seperti ketika anak ditinggal dalam mobil dengan cuaca panas yang bisa menyebabkan suhu tubuh naik hingga mencapai 42 derajat celcius bahkan lebih dari itu dan menjadi penyebab gampang demam

Dari ulasan ini bisa dikatakan jika demam menyebabkan kerusakan otak pada anak tidak bisa dikatakan benar dan jenis demam yang terjadi hanya sekedar gejala yang bisa terjadi pada anak kapan saja dan demam yang disebabkan karena proses infeksi juga tidak bisa menyebabkan terjadinya kerusakan pada otak anak. Jika anda ingin memeriksa penyebab demam sebelum berkunjung ke dokter, maka beberapa cara bisa anda lakukan seperti memberikan asupan cairan yang cukup dan pastikan anak memakai pakaian tipis sekaligus memberikan obat penurun panas atau antipiretik.

Semoga ulasan yang bisa kami berikan kali ini bisa memberikan anda jawaban mengenai hal menakutkan yang biasa dialami para orang tua yakni anggapan jika demam terlalu tinggi yang terjadi pada anak bisa menjadi penyebab kerusakan pada otak.