Imunisasi Demam Tifoid: Waktu, Efek Samping, dan Larangan

Demam tifoid merupakan salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Demam tifoid yang seing juga dikenal sebagai penyakit tifus atau tipes di Indonesia ini disebabkan oleh bakteri jenis Salmonella typhi. Bakteri ini bisa menyerang manusia melalui makanan dan menginfeksi di saluran pencernaan. Gejala Demam Tifoid yang khas adalah demam tinggi yang sering kambuh di sore atau malam hari, nyeri pada kepala, badan lemas, nyeri ulu hati, dan kadang diikuti juga dengan bercak kemerahan pada kulit.

Bahaya demam tifoid adalah menyebabkan berbagai Komplikasi Demam Tifoid. Sehingga sebaiknya penyakit ini dicegah sejak dini. Pencegahan dari demam tifoid adalah dengan menjaga kehigienisan dan kebersihan makanan dan alat makan, dengan mengatasi sanitasi yang buruk, dan mencegah penularan tifoid dari penderita yang sudah terinfeksi. Namun, ada juga pencegahan lain yang bisa dilakukan, yaitu imunisasi demam tifoid. Imunisasi ini terdiri dari 2 jenis, yaitu imunisasi oral dan suntikan. Untuk mengetahui mengenai imunisasi ini, berikut beberapa penjelasannya.

Waktu Vaksinasi

Salah satu Cara Mencegah Demam Tifoid adalah dengan imunisasi. Vaksinasi untuk demam tifoid memang tidak rutin diberikan kepada semua orang. Tidak seperti halnya imunisasi hepatitis B dan polio, imunisasi tipes tidak selalu diberikan ketika masa anak-anak atau bayi. Namun, pemberian imunisasi untuk demam tifoid lebih disarankan diberikan kepada orang-orang pada keadaan di bawah ini.

  • Para petugas kesehatan atau petugas laboratorium yang mana mereka lebih rentan tertular bakteri dari pasien yang mereka tangani.
  • Orang-orang yang akan bepergian atau akan tinggal di daerah yang rawan terhadap wabah demam tifoid.
  • Orang-orang yang akan sering berkontak langsung dengan para penderita demam tifoid. Misalnya jika ada anggota keluarganya yang terkena penyakit tersebut.

Vaksin dari demam tifoid yang merupakan jenis suntik (inaktif) berisi bakteri yang sudah mati. Vaksin jenis ini tidak bisa diberikan kepada bayi atau anak yang usianya kurang dari 2 tahun. dosis suntikan adalah dosis suntukan tunggal. Kebanyakan diberikan dalam waktu 2 minggu sebelum bepergian. Dan pemberian imunisasi untuk mencegah demam tifoid ini bukan merupakan jenis imunisasi jangka panjang. Sehingga perlu diulangi lagi setiap 2 tahun.

Adapun vaksin yang oral berisi bakteri yang sudah dilemahkan. Vaksin jenis ini tidak bisa diberikan kepada anak-anak yang memiliki usia kurang dari 6 tahun. Vaksin oral ini diberikan kedalam 4 dosis, yang mana setiap dosis vaksinnya diberikan dengan jarak 2 hari. Sedangkan dosis oral yang terakhir akan diberikan pada 1 minggu sebelum bepergian. Vaksin oral juga bukan merupakan vaksin jangka panjang. Dimana imunisasi demam tifoid oral ini harus diulang dalam rentan 5 tahun.

Orang yang Dilarang Menerima Vaksin

Walau tujuan dari vaksinasi atau imunisasi penyakit demam tifoid memang bermanfaat, akan tetapi ada beberapa orang dengan kondisi tertentu yang tidak boleh menerima vaksin. Berikut beberapa orang yang dimaksud.

  • Orang dengan reaksi alergi yang berat pada pemberian vaksin sebelumnya
  • Orang yang mengalami sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih disaraknkan untuk menerima vaksin tifoid inaktif saja dan tidak direkomendasikan menerima vaksin oral
  • Orang dengan HIV/AIDS
  • Orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh
  • Orang yang menderita kanker
  • Orang yang sedang menjalani pengobatan kanker
  • Orang yang mengonsumsi Antibiotik untuk Demam atau antibiotika tertentu (dalam kurun waktu 24 jam terakhir)

Itulah beberapa orang yang tidak bisa diberikan imunisasi demam tifoid karena dikhawatirkan vaksin justru akan memperburuk kondisinya, atau dikhawatirkan vaksin tidak akan bekerja dengan baik.

Efek Samping

Setiap perlakuan medis tentu memiliki efek samping. Demikian pula dengan vaksinasi demam tifoid ini. Beberapa orang mungkin saja akan mengalami reaksi alergi yang berat setelah imunisasi ini diberikan. Selain itu, ada juga yang akan menunjukkan reaksi yang ringan. Namun, risiko atau efek samping yang parah hingga mengganggu kesehatan berat atau bahkan menyebabkan kematian kecil kemungkinan terjadinya.

Beberapa reaksi ringan dari pemberian imunisasi demam tifoid suntik ini antara lain sebagai berikut.

Adapun reaksi alergi yang ringan yang bisa terjadi setelah pemberian vaksin oral antara lain:

  • Demam
  • Perut menjadi tiak nyaman
  • Bercak kemerahan di kulit, namun jarang terjadi
  • Mual dan muntah
  • Sakit kepala

Selain itu, harap waspada dan segera hubungi dokter jika terjadi gejala reaksi alergi yang berat. Berikut beberapa gejala alergi berat setelah pemberian imunisasi, antara lain:

  • Demam tinggi
  • Perilaku berubah
  • Pusing atau sakit kepala
  • Detak jantung meningkat dan menjadi cepat
  • Kulit pucat
  • Tubuh menjadi lemah
  • Sesak nafas
  • Muncul suara saat bernafas
  • Bercak kemerahan menonjol pada kulit

Itulah beberapa penjelasan mengenai imunisasi demam tifoid beserta efek sampingnya yang perlu diketahui. Pencegahan demam tifoid lainnya adalah dengan menjaga kebersihan makanan dan alat makan, juga menghindari daerah yang kumuh. Selain itu jika ada indikasi gejala demam tifoid, segeralah untuk menghubungi dokter sebagai salah satu langkah penanganan yang tepat, mengingat demam tifoid juga dapat memberikan dampak yang membahayakan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda.