Demam Kelenjar Pada Dewasa – Penyebab, Gejala dan Pengobatan

Demam kelenjar, mungkin jarang dikenal dalam masyarakat Indonesia. Demam ini karena infeksi yang masuk melalui air liur atau kelenjar ludah dan menyerang kelenjar getah bening, sehingga disebut demam kelenjar. Demam dapat menyerang siapa saja dalam segala usia. Namun, penderita paling banyak penyakit ini adalah usia remaja dan dewasa muda. Dan pada setiap serangan demam ini, tubuh mengeluarkan antibodi yang cukup banyak untuk membuat seseorang yang sudah pernah menderita demam ini tidak akan terkena penyakit yang sama di kemudian hari.

Penyebab Demam Kelenjar Pada Dewasa

Demam kelenjar disebabkan oleh infeksi virus Epstein-Barr (EBV) yang ditularkan melalui air liur penderita. Infeksi ini menular dengan cara kontak langsung misalnya melalui berciuman atau melalui udara / batuk yang memercikkan air liur penderita ke orang yang sehat. Selain itu, virus juga dapat menular melalui kontak tidak langsung misalnya dengan pemakaian alat makan, alat mandi , atau sesuatu secara bersama, atau satu makanan yang dimakan bersama.

Virus EBV berinkubasi di dalam tubuh manusia selama 6 hari dan dapat bertahan di dalam tubuh manusia manusia. Jadi, meskipun seseorang sudah dinyatakan sembuh ari demam kelenjar, dia masih dapat menularkannya kepada orang lain.

Gejala Demam Kelenjar Pada Dewasa

Gejala demam kelenjar mirip dengan gejala demam biasa. Hampir tidak kekhususan pada gejalanya sehingga penyakit ini sulit dikenali. Gejala-gejalanya, antara lain :

  • demam
  • pusing atau sakit kepala
  • nyeri otot
  • merasa sangat lelah atau malaise
  • sakit pada tenggorokkan
  • pembengkakkan kelenjar getah bening
  • ruam kulit meskipun tidak semua penderita mengalaminya
  • kulit menguning seperti pada demam kuning
  • nafsu makan hilang
  • pembengkakkan limpa atau hati
  • amandel nampak berwarna lebih merah dan juga terlihat membengkak
  • perut sakit dan mengeras atau sebaliknya terasa lembek
  • sakit pada daerah sekitar mata dan terkadang disertai pembengkakkan juga

Gejala-gejala di atas, yang biasanya dialami oleh semua penderita dewasa adalah gejala demam seperti flu dan pembengkakkan kelenjar getah bening. Gejala-gejala lain dapat dialami penderita seluruhnya atau hanya beberapa tergantung pada tingkat keparahan demam kelenjar yang dialami.

Diagnosa Demam Kelenjar Pada Dewasa

Seperti yang telah diuraikan, sebenarnya demam kelenjar tidak mempunyai gejala khusus, sehingga perlu diagnosa dokter untuk memastikannya. Diagnosa dokter antara lain diperoleh dengan cara :

  1. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah diagnosa yang pertama dilakukan oleh dokter . Jika gejala demam berupa gejala demam biasa, maka pemeriksaan ini sukar dilakaukan. Jika gejala terdapat pembengkakkan limfa atau hati, pembengkakkan amandel, dan pembengkakkan mata, barulah dokter mendiagnosa demam kelenjar.

  1. Tes Darah

Meskipun tes ini juga tidak spesifik demam kelenjar, tetap dapat dilakukan. Tes darah akan melihat jumlah sel darah putih dan trombosit yang dihasilkan tubuh dalam darah. Pada demam kelenjar, penderita tidak mengalami penurunan trombosit yang signifikan seperti pada ciri demam berdarah pada orang dewasa / demam denggi. Namun, kadar leukosit atau sel darah putih akan meningkat jauh di atas normal sebagai pertanda perlawanan terhadap infeksi.

  1. Tes Monospot

Tes ini langsung mengetahui kadar antibodi yang dimiliki tubuh untuk melawan virus EBV. Hasilnya dapat diperoleh cepat seperti tes darah biasa. Namun, jika penderita masih menunjukkan gejala awal dengan demam kurang dari satu minggu, tes ini tidak dapat dilakukan. Antibodi yang terbentuk belum sempurna.

Pengobatan Demam Kelenjar

Hampir sama dengan demam karena infeksi virus, seperti demam batuk pilek, demam campak, dan sebagainya, demam kelenjar juga dapat sembuh dengan sendirinya. Tidak ada pengobatan yang khusus untuk demam ini.NAmun seharusnya pengobatan dan perawatan pada orang dewasa lebih mudah dibandingkan pada anak kecil yang belum paham. Pengobatan hanya cara mengatasi gejala-gejala yang timbul sehingga demam tidak semakin parah Beberapa pengobatan dan perawatan yang dapat dilakukan setelah penderita didiagnosa demam kelenjar oleh dokter yaitu :

  1. Minumlah obat penurun panas badan dan penghilang rasa nyeri yang diresepkan oleh dokter. Dapat juga menggunakan obat penurun panas secara tradisional atau alami.
  2. Istirahat sebanyak mungkin dengan tidak melakukan aktivitas seperti biasa, seperti bekerja dan sekolah
  3. Minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi karena demam tinggi dan meredakan rasa sakit pada tenggorokan
  4. Berkumur dengan air hangat sesekali juga dapat dilakukan untuk menghilangkan atau meredakan sakit tenggorokan.
  5. Tidak mengkonsumsi alkohol dan merokok selama masa pengobatan, penyembuhan, sampai 3 minggu setelahnya
  6. Menghindari stress selama masa penyembuhan
  7. Tidak berolahraga selama masa penyembuhan dan sampai 3 minggu setelahnya.
  8. Konsumsi makanan bergizi, karena makanan ini akan mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan seta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Makan dengan diet seimbang sangat dianjurkan, seperti konsumsi daging tanpa lemak, ikan solmon, buah segar, sayur berwarna hijau gelap, dan biji-bijian.  Makanan penurun demam orang dewasa juga bisa dikonsumsi.

Tidak ada pencegahan yang dikhususkan untuk penyakit demam kelenjar pada dewasa. Menjaga kebersihan dan kesehatan diri dan lingkungan dianjurkan untuk mencegah berbagai penyakit menyebar. Apabila seseorang menderita demam degan gejala atau sakit seperti demam ini segera berkonsultasi ke dokter agar tidak terjadi komplikasi. Jangan sepelekan karena menganggap penderita sudah dewasa.

Demikian sedikit tentang demam kelenjar, semoga menambah pengetahuan tentang berbagai jenis demam dan penyebabnya. Selain itu, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua. Terima kasih.