4 Perbedaan Demam Remiten dan Intermiten Terlengkap

Keberagaman virus dan bakteri menjadi salah satu faktor penyebab mengapa banyak macam-macam demam yang sudah tersebar di berbagai penjuru dunia. Mulai dari demam yang sudah ditemukan cara pengobatannya hingga demam yang belum ditemukan pengobatannya dan mengakibatkan kematian. Adapun demam yang menyerang anak-anak hingga dewasa diantaranya adalah demam remiten dan demam intermiten. Keduanya ini sama-sama berbahaya apabila tidak tertangani dengan baik. Akan tetapi, terdapat beberapa perbedaan diantaranya keduanya. Apa saja itu?

Pengertian

Pengertian demam remiten adalah salah satu tipe demam dengan ciri khas demam naik turun berhari-hari dengan kenaikan atau penurunan suhu sebesar 1 derajat Celcius. Kenaikan dan penurunan pada demam ini tidak pernah mencapai suhu normalnya. Demam remiten biasanya menyerang anak-anak dan diagnosanya dapat dilakukan setelah hari ke-3 setelah terjadinya demam.

Demam intermiten adalah demam naik turun berhari-hari seperti halnya demam remiten. Akan tetapi, demam ini nantinya dapat turun ke suhu normal dalam jangka waktu tertentu tergantung dari faktor penyebabnya. Demam ini dapat menyerang berbagai kalangan, akan tetapi yang paling sering ditemukan adalah remaja hingga dewasa.

Penyebab

Penyebab demam remiten adalah karena adanya infeksi endokartis atau terjadi masalah pada bagian jantung manusia. Salah satu penyakit yang menimbulkan demam remiten adalah pada penderita demam jantung rematik. Infeksi endokartis adalah salah satu infeksi yang menyerang lapisan jantung bagian dalam manusia. Penyakit ini merupakan penyakit yang langka, akan tetapi sangat membahayakan dan dapat menimbulkan kematian apabila tidak tertangani dengan baik.

Berbeda dengan demam remiten, penyebab demam intermiten adalah infeksi dari bakteri atau demam virus penyebab malaria. Infeksi oleh plasmodium falciparum atau knowlesi nantinya dapat menyebabkan demam yang bertahan selama 24 jam, lalu plasmodium vivax atau ovale  dapat menyebabkan demam yang bertahan selama 48 jam dan infeksi oleh plasmodium malarie dapat menyebabkan demam yang bertahan selama 72 jam.

Gejala

Gejala demam remiten dan intermiten tentunya memiliki perbedaan dan persamaan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Sakit Kepala – Pada demam remiten, pasien akan mengalami sakit kepala ringan, sedangkan pada demam intermiten pasien jarang mengeluh sakit kepala.
  • Keringat Dingin – Pada demam remiten pasien akan mengalami keringat dingin, terlebih pada malam hari, sedangkan pada pasien demam intermiten tidak mengalami keringat dingin.
  • Nyeri SendiDemam nyeri sendi pusing mual mungkin menjadi salah satu pertanda gejala demam remiten, sedangkan pada demam intermiten terjadi nyeri otot.
  • Sesak Nafas – Pasien demam remiten biasanya mengalami sesak nafas karena penyakit mereka berhubungan dengan jantung, sedangkan pada demam intermiten jarang terjadi sesak nafas.
  • Bintik Merah – Pada penderita demam intermiten biasanya timbul bintik merah dan ruam pada kulit, hal ini dikarenakan infeksi dari virus. Sedangkan pada demam remiten tidak menimbulkan bintik merah.
  • Kencing Berdarah – Infeksi pada demam remiten bisa menyerang beberapa bagian tubuh, oleh karena itu biasanya ketika buang air kecil akan disertai sedikit darah, sedangkan pada demam intermiten hal ini tidak terjadi.
  • Menggigil – Jika pada demam remiten terjadi keringat dingin akan tetapi tidak sampai menggigil, maka pada demam intermiten pasien akan mengalami badan menggigil tengah malam. Kondisi seperti ini biasanya akan berulang dalam beberapa jam tergantung dari jenis infeksinya.
  • Nafsu Makan Menurun – Baik pada penderita demam remiten dan intermiten, keduanya mengalami nafsu makan yang berkurang. Dampak dari hal ini adalah penurunan berat badan secara drastis dan menyebabkan kesuliatan dalam proses pemulihan sistem imun.

Contoh

Demam remiten dan intermiten dapat terjadi pada pasien yang mengidap beberapa macam penyakit tertentu? Apa saja itu?

  • Flu – Seseorang yang mengalami flu dan terjadi demam flu biasanya akan mengalami tipe demam seperti demam remiten. Kondisi seperti ini masuk dalam kategori demam ringan dan dapat disembuhkan dengan obat penurun demam yang bagus.
  • Radang Rongga Mulut – Peradangan rongga mulut yang parah biasanya akan menimbulkan demam dengan tipe demam remiten, akan tetapi pengobatan radang pada rongga mulut cukup lama dan tentunya terdapat pantangan yang harus ditaati agar proses penyembuhannya berjalan dengan baik.
  • Imunisasi – Salah satu efek samping dari imunisasi adalah badan menjadi panas atau demam panas biasa. Kondisi seperti ini biasa terjadi pada balita ataupun anak-anak setelah diimunsasi. Akan tetapi, efek ini biasanya akan terjadi dalam 1-2 hari saja, hanya beberapa anak saja yang mengalami demam jangka panjang setelah imunisasi.
  • Malaria – Penyakit malaria terbagi menjadi beberapa macam tergantung dari bakteri yang menginfeksinya. Kondisi demam pada pasien malaria ini termasuk dalam demam intermiten yang penyembuhannya membutuhkan waktu yang cukup lama.
  • Limfoma – Limfoma merupakan penyakit yang mematikan, terlebih apabila terlambat dalam penanganannya. Demam yang terjadi pada penderita limfoma masuk dalam demam intermiten dan pengobatannya pun membutuhkan waktu yang sangat lama tergantung dari kondisi pasien.

Nah itulah perbedaan antara demam remiten dan demam intermiten yang dapat Anda ketahui beserta contohnya. Akan tetapi, apabila Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan diatas, jangan langsung memutuskan bahwa Anda terjangkit tipe demam diatas, karena untuk mengetahuinya perlu beberapa tahapan penting seperti tes darah, menjelaskan keluhan yang dialami dan lain sebagainya.