5 Perbedaan Malaria dan Demam Kuning Paling Mendasar

Dua jenis penyakit yakni malaria dengan demam kuning sama sama merupakan penyakit infeksi virus yang paling sering terjadi di negara berkembang. Nyamuk menjadi vektor atau penyebab umum dari dua jenis penyakit ini yang juga memiliki gejala serupa sehingga seringkali sulit untuk dibedakan. Namun meskipun begitu, dua jenis penyakit ini tetap memiliki beberapa perbedaan seperti penyebab, masa inkubasi, gejala, lokasi paling sering terjadi dan juga untuk cara pencegahannya. Agar lebih jelas, anda bisa langsung membaca artikel yang akan kami berikan berikut ini tentang apa saja perbedaan malaria dan demam kuning yang sangat penting untuk diketahui supaya pengobatan yang dilakukan juga tepat dan efektif.

  1. Penyebab Malaria dan Demam Kuning

Perbedaan malaria dan demam kuning yang pertama adalah dari penyebab kedua jenis penyakit ini. Malaria terjadi karena genus plasmodik bernama protista eukariotik, sedangkan demam kuning merupakan jenis penyakit infeksi virus. Baik demam malaria dan demam kuning sama sama ditularkan dari gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi dan sama sama tidak bisa ditularkan secara langsung dari satu penderita ke manusia yang lain sebab hanya terjadi jika seseorang digigit oleh nyamuk terinfeksi.

Malaria disebabkan karena parasit Plasmodium yang memiliki banyak jenis namun hanya 5 jenis saja yang bisa menyebabkan malaria pada manusia. Parasit plasmodium ini ditularkan dari nyamuk Anopheles betina dan dua jenis parasit paling umum yang terjadi di Indonesia adalah Plasmodium vivax dan juga Plasmodium falciparum. Gigitan nyamuk penyebab malaria ini umumnya terjadi pada malam hari dimana sesudah gigitan tersebut, maka parasit akan langsung masuk ke aliran darah.

Penyebab demam kuning adalah virus yang berasal dari genus Flavivirus dan disebarkan nyamuk Aedes aegypti yang biasa berkembang biak di air bersih. Virus ini akan masuk ke darah nyamuk kemudian menetap di air liur nyamuk sehingga saat menggigit manusia, maka virus akan langsung masuk ke aliran darah dan menyebar ke dalam tubuh.

  1. Masa Inkubasi Malaria dan Demam Kuning

Malaria dan demam kuning dimulai seminggu sejak digigit oleh nyamuk terinfeksi yang menjadi cara penularan demam kuning dan malaria. Untuk masa inkubasi malaria adalah tiga hingga enam hari. Sedangkan untuk demam kuning antara tujuh hingga tiga puluh hari yang jauh lebih lama dibandingkan dengan malaria.

  1. Gejala Malaria dan Demam Kuning

Perbedaan selanjutnya dari malaria dan demam kuning adalah dari gejala yang ditimbulkan. Untuk gejala demam kuning yang paling utama adalah muntah, kelelahan ekstrim dan juga sakit kuning karena penyakit ini membuat organ ginjal terinfeksi. Sedangkan untuk ciri ciri malaria, gejala utamanya adalah sakit kepala, demam, kedinginan, nyeri otot, sakit punggung, nafsu makan yang berkurang dan juga muntah. Untuk gejala dari malaria dan demam kuning selengkapnya bisa dilihat berikut ini.

Gejala Malaria

  • Demam tinggi atau demam kronis
  • Keringat dingin
  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah
  • Nyeri otot
  • Diare
  • Anemia
  • kejang
  • Tinja bercampur darah

Gejala Demam Kuning

  • Demam
  • Pusing
  • Sensitif terhadap cahaya
  • Mata, wajah dan lidah berwarna kemerahan
  • Demam disertai sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Penurunan nafsu makan
  • Mual dan muntah 
  1. Lokasi Malaria dan Demam Kuning

Kedua jenis penyakit ini juga seringkali terjadi pada wilayah dan iklim yang berbeda. Untuk malaria, umumnya terjadi di daerah tropis dan sub tropis. Sedangkan demam kuning umumnya akan terjadi di daerah khatulistiwa seperti Afrika Sub Sahara dan juga negara tropis Amerika Selatan.

  1. Pencegahan Malaria dan Demam Kuning

Untuk mencegah terjangkit tanda demam malaria, maka seseorang yang tinggal atau bepergian ke darah terinfeksi malaria harus benar benar memahami risiko dan segera mengambil tindakan pencegahan yang dibutuhkan untuk mencegah terjadinya infeksi. Cara pencegahan paling utama untuk malaria adalah melindungi diri dari gigitan nyamuk terinfeksi dengan menggunakan pengusir nyamuk atau mengenakan pakaian yang tertutup agar meminimalisir paparan kulit langsung dengan nyamuk serta tidur menggunakan kelambu. 

Sedangkan untuk pencegahan demam kuning bisa dilakukan dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi untuk demam kuning terbukti efektif di beberapa tahun terakhir. Namun permasalahannya adalah biaya vaksinasi demam kuning yang lumayan mahal sehingga tidak bisa menjangkau masyarakat kurang mampu. Sedangkan untuk malaria, sampai saat ini masih belum ditemukan vaksinasi untuk mencegah penyakit tersebut.