Penyebab Kejang Demam dan Cara Mengatasinya

Kondisi anak yang dalam keadaan demam, akan membuat kita khawatir. Meskipun secara umum demam adalah penyakit ringan yang sering terjadi pada anak-anak, namun lewat gejala demam pulalah berbagai penyakit bisa muncul, seperti demam fludemam tinggi disertai mencret pada anak, demam menggigil pada anak, demam naik turun sebagai waspada demam berdarah, dan lain-lain.

Bagi orang tua, demam pada anak memang tidak bisa dianggap remeh. Karena dari kondisi demam yang tidak kunjung teratasi, maka dapat muncul kejang demam.  Gejala demam jenis ini berbeda dengan ciri ciri demam biasa. Untuk tahu bagaimana demam kejang bisa terjadi serta apa yang harus kita lakukan jika sikecil mengalaminya, berikut penjelasannya.

Penyebab Kejang Demam

Penyakit yang juga dikenal dengan (convalsio febrillis) atau stuip/ step ini, memiliki beberapa versi tentang hal-hal yang menyebabkan kejang disertai demam. Diantaranya yakni:

1. Akibat Kontraksi Otot

Terjadinya kontraksi otot yang berlebihan pada anak, dalam waktu tertentu dan tanpa bisa dikendalikan, diketahui adalh penyebabnya. Kondisi ini dipicu oleh suhu badan yang sangat tinggi pada anak.

2. Proses Ekstrakranium

Kejang dalam keadaan demam yang terjadi pada suhu tubuh yang mencapai lebih dari 38 derajat celcius, yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium (di luar susunan saraf pusat). Ada dua tipe yang pertama yakni tipe sederhana yang yang dapat berhenti sendiri dan hanya akan terjadi dalam 1×24 jam. Sedangkan yang kedua tipe kompleks yakni apabila kejang terjadi 1 kali atau lebih dalam 24 jam, dengan tempo waktu diatas 15 menit, biasanya ditemukan adanya kelainan neurologis sebelum terjadinya kejang.

3. Faktor Prediktor

Faktor ini adalah yang mempengaruhi terjadinya kejang untuk yang kedua kalinya atau lebih dalam 1 tahun. Faktor prediktor yang pernah dilaporkan adalah, anak berumur dibawah 12 bulan dengan suhu tubuh yang lebih rendah (mendekati 38 derajat celcius) ketika timbulnya kejang; durasi demam sebelum kejang, lebih singkat; durasi kejang; adanya defisit neurologis; adanya riwayat kejang (epilepsy) pada keluarga.

4. Respon Terhadap Ketidakmatangan Otak Anak

Secara umum diyakini bahwa kejang demam adalah keadaan yang berhubungan dengan tingkatan usia sebagai respon terhadap ketidakmatangan otak sang anak.

Gejala dan Ciri-ciri Kejang Demam

Orang tua harus jeli dalam memperhatikan kesehatan anak, terutama ketika kondisinya dalam keadaan sakit. Pantau terus suhu badannya dan jagalah asupan gizinya. Ketahuilah Macam Macam Demam Pada Anak dan Ciri Ciri Demam Pada Bayi agar anda dapat segera menganbil tindakan penyembuhan. Ketika demam tinggi sedang dialami oleh anak kita, maka berhati-hatilah dengan resiko kejang. Karena kejang sering kali terjadi pada anak-anak yang dalam keadaan suhu badan tinggi. Tentu orang tua harus dapat membaca ciri-ciri anak yang mengalami kejang, diantaranya:

  • Anak akan mengalami keadaan dimana kedua kaki dan tangannya kaku. Kondisi ini diikuti dengan gerakan kejut yang kuat.
  • Kondisi bola mata yang berbalik atau mengarah ke atas.
  • Biasanya gigi anak akan terkatup.
  • Tidak semua penderita mengalami muntah, namun ada juga yang sampai mengalaminya.
  • Tidak jarang ketika mengalami kejang, terkadang anak akan sempat berhenti bernafas sejenak.
  • Bahkan bisa saja terjadi dimana sang anak tidak bisa mengontrol buang air besar dan buang air kecilnya ketika dalam keadaan kejang.
  • Ada penderita kejang yang sampai tidak sadarkan diri

Cara Mengatasi Kejang Demam

Ketika anak kita mengalami kejang disertai demam, anda harus tetap tenang dan fahami dengan benar apa yang dapat anda lakukan untuk segera mengatasinya.

  1. Kompreslah anak anda dengan menggunakan air biasa (bukan air dingin) atau bahkan air hangat, dan letakkan di dahi, ketiak serta lipatan pahanya, supaya suhu tubuhnya segera turun. Jangan gunakan alkohol atau air dingin untuk menurunkan suhu tubuh anak yang sedang demam. Jangan mengompres anak dengan menggunakan air es atau alkohol. Air dinin dapat menyebabkan benturan antara suhu badan dan air kompresan. Sedangkan alkohol dapat menyebabkan iritasi pada mata dan keracunan.
  2. Hindari pemberian obat aspirin atau sejenisnya, Karena ditakutkan dapat menyebabkan sindroma Reye (penyakit yang mempengaruhi kerja otak, lever dan darah).
  3. Jauhkan anak dari berbagai benda, terutama benda tajam ataupun benda keras.
  4. Jangan menahan mulut sikecil, cukup miringkan posisi tubuhnya. Untuk mengkondisikan agar tidak menelan muntahnya yang dapat mengganggu pernafasan (jika ia mengalami muntah).
  5. Jangan memberikan minuman ataupun makanan setelah berhenti kejang ataupun pada saat kejang. Karena hal ini dapat menyebabkan anak tersedak.
  6. Jangan menahan kejang anak. Justru anda harus memberikan posisi nyaman pada anak anda.
  7. Jika bisa, longgarkanlah pakaian si kecil.
  8. Meski anda panik, namun tetaplah mengamati dan hitung pula durasi kejang anak. Hal tersebut dapat menjadi informasi yang bermanfaat untuk dilaporkan pada dokter nantinya.
  9. Sesegera mungkin bawa sang anak ke dokter tanpa menunggu waktu lama. Agar segera mendapatkan penanganan yang lebih serius.

Cara Mencegah Kejang Demam

Meski kondisi demam yang dialami anak memiliki kemungkinan menimbulkan kejang, namun ada beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk mencegah kejang terjadi. Diantaranya:

  1. Suhu tubuh normal seorang anak adalah antara 36-37°C. Jika suhu tubuhnya melampaui angka tersebut, maka segeralah berikan obat penurun panas badan yang khusus untuk anak, atau obat tradisional penurun panas anak . Danlakukan segala yang benar untuk cara menurunkan padan demam ataupun cara menurunkan panas dan pusing.
  2. Pelajari suhu tubuh anak berdasarkan termometer, bukan hanya sekedar dengan menyentuh dahi ataupun lehernya menggunakan tangan anda. Karena cara ini sedikit banyak dipengaruhi oleh kepekaan dan suhu badan anda sendiri.  Selain alat, penempatan termometer juga menentukan pengukuran suhu tubuh yang akurat, yakni ditempatkan pada rongga mulut atau rektum/ anus dibanding ketiak.
  3. Yakinkan anak untuk mau mengkonsumsi lebih banyak air putih dan makanan berkuah ataupun banyak minum dan makan makanan berkuah atau buah buahan penurun panas anak. Dengan cara ini, cairan tubuh yang berkurang karena menguap akibat suhu tinggi, dapat segera tergantikan dengan cepat.
  4. Meski terkadang anak merasa menggigil, namun jika sedang mengalami demam tinggi, jangan selimuti anak dengan selimut tebal. Karena hal ini justru dapat menghalangi penguapan dan meningkatkan suhu tubuhnya.
  5. Lakukan cara mengompres anak demam dengan benar, jangan asal-asalan.

Penyakit ini sering menyerang anak bayi sampai balita. Meski ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasinya, namun ketika anak mengalami kejang demam, sesegera mungkin bawalah anak anda ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.