13 Penyebab Suhu Badan Naik Turun Pada Anak dan Pengobatannya

Demam panas pada anak umum terjadi. Terkadang, karena kondisi tertentu suhu badan anak naik turun. Misalnya saat pagi dan siang hari menurun, tetapi ketika malam hari demam meningkat. Atau ketika minum obat penurun panas badan, demam menurun beberapa jam kemudian panas naik lagi. Hal demikian terkadang membuat orang tua khawatir. Waktu turun sudah menganggap anak sembuh, ternyata demam lagi.

Sebenarnya, tidak semua suhu badan anak naik turun pertanda berbahaya. Mungkin saja suhu yang masih naik turun karena memang masih proses penyembuhan. Atau demam naik turun terjadi karena daya tahan tubuh anak rendah, sehingga penyakit demam biasa agak lama penyembuhannya. Dapat juga terjadi karena daya tahan tubuh setelah sakit belum pulih, anak terserang infeksi baru. Oleh karena itu pengetahuan orang tua tentang jenis demam anak perlu ditingkatkan. Beberapa penyakit di bawah ini dapat menyebabkan suhu badan anak naik turun.

  1. Batuk Pilek

Demam batuk pilek pada anak termasuk demam virus. Jenis demam yang dapat sembuh dengan sendirinya dan tergolong tidak berbahaya selama lendir tidak menyebabkan tersumbatnya saluran pernapasan. Demam dapat terjadi sebelum gejala batuk pilek timbul. Setelah batuk pilek timbul, terkadang demam turun. Tetapi kemudian beberapa saat suhu tubuh dapat meningkat kembali. Ini merupakan proses. Obat hanya meringankan gejala.

  1. Flu

Demam flu pada anak hampir sama dengan batuk pilek. Beberapa obat turun panas yang dijual di apotek merupakan kombinasi penurun panas sekaligus pereda gejala flu. Selama flu masih dirasakan anak, suhu badan naik turun dapat terus terjadi. Demam flu umumnya dapat sembuh sekitar 5 sampai 14 hari.

  1. Radang Tenggorokan

Demam akibat radang tenggorokan merupakan penyakit yang tergolong infeksi bakteri tidak berbahaya. Radang tenggorokan umumnya menyebabkan panas hanya turun ketika diberi obat setelah itu naik lagi. Gejala demam ini hampir sama dengan demam flu dan batuk pilek, diiringi dengan sakit pada tenggorokan.

  1. Radang Amandel

Amandel dalam tubuh mempunyai fungsi strategis sebagai pelindung tubuh dari segala infeksi yang berbahaya. Bakteri atau virus yang tertangkap oleh amandel yang kemudian menyebabkan sistem kekebalan tubuh bekerja. Ternyata, amandel ini sendiri bisa terserang bakteri. Pada akhirnya, menyebabkan kekebalan tubuh menurun. Berbagai penyakit mudah menyerang. Hal ini yang juga menyebabkan suhu badan naik turun pada anak.

  1. Bronkopneumonia

Bronkopneumonia adalah penyakit yang terjadi di paru-paru atau bisa disebut sebagai radang paru-paru. Salah satu dari gejala penyakit ini adalah demam naik turun lebih dari 5 hari dan pernapasan terganggu.

  1. Infeksi Telinga

Infeksi telinga umumnya terjadi di telinga bagian tengah. Pada anak paling sering terjadi karena terkait dengan batuk pilek atau flu. Ciri-ciri anak infeksi telinga adalah ada lendir di telinga dan pendengaran berkurang.

  1. Batuk Rejan

Batuk rekan atau batuk 100 hari saat ini sudah jarang terdengar. Batuk ini umumnya menyerang balita. Salah satu gejalanya adalah panas tinggi seperti demam batuk pilek. Namun, sesuai namanya, batuk ini baru berhenti setelah 100 hari. Akibatnya suhu badan anak panas naik turun.

  1. Sinusitis

Sinusitis merupakan infeksi atau peradangan pada rongga sinus, yaitu rongga yang terletak dekat hidup, di antara tulang pipi dan dahi. Penderita sinus akan merasakan lendir dan sakit di pipinya pada saat-saat tertentu, misalnya di pagi hari. Panas pada penderita sinusitis juga akan naik turun hingga lebihd ari 38 derajat celcius.

  1. Disentri

Disentri merupakan peradangan akut pada usus. Tergolong penyakit penyebab demam yang tidak berbahaya dan kebanyakan ditangani di rumah sehingga data tentang pasien ini hanya sedikit di rumah sakit. Disentri ditandai dengan demam, diare, dan sakit perut mirip dengan gejala demam thypus. Sedikit perbedaannya, demam ini tidak disertai sakit kepala.

  1. Tifus

Demam tfius dan demam paratifus termasuk penyakit yang terkenal menjadi penyebab panas naik turun pada anak. Demam ini mudah menular. Bakteri Salmonella dapat bertahan lama dalam tubuh sehingga bisa menyerang saat tubuh menurun daya tahan tubuhnya dan dapat menularkannya kepada orang lain tanpa disadari. Penderita demam tifus terkadang panasnya naik sebentar kemudian turun. Dapat juga mengalami suhu badan panas tapi terasa dingin.  Gejala disertai sakit kepala, nyeri tubuh, dan masalah pencernaan (diare, mual, mutah, sembelit).

  1. Demam Berdarah

Demam berdarah atau demam dengue pada anak mempunyai ciri khas panas pelana kuda. Beberapa hari naik, kemudian turun. Orang tua terkadang merasa anak sudah sembuh. Namun biasanya anak belum menunjukkan kondisi membaik selain panasnya yang turun. Setelah turun beberapa hari, dapat keluar bintik merah dan panas naik lagi. Ketika panas turun dan tidak ditangani dengan baik, maka penderita akan memasuki masa kritis.

  1. Cacar Air

Cacar air merupakan penyakit sekali seumur hidup. Jika anak mengalami ini di masa kecilnya, maka besar kemungkinan tidak akan mengalaminya lagi kelak setelah dewasa. Cacar air menimbulkan bintik kecil yang berair dan mempunyai ciri khusus. Demam  pada penderita cacar air akan naik turun selama bintik atau ruam belum keluar semua.

  1. Infeksi Saluran Kemih

Demam infeksi saluran kemih dapat dialami anak. Ini dapat terjadi karena sanitasi lingkungan yang kurang berisi, kebersihan alat kelamin kurang terjaga, atau buang air kecil di toilet umum. Infeksi saluran kemih akan menyebabkan suhu badan naik turun pada anak. Gejala khasnya adalah anak akan mengalami rasa sakit yang luar biasa saat buang air kecil dan keluar sedikit-sedikit.

Demikian kemungkinan penyakit yang dapat diderita jika suhu badan anak naik turun. Untuk lebih jelas, jika anak demam berkepanjangan, demam lebih dari 3 hari, dan naik turun demam lebih dari 5 hari, sebaiknya orang tua segera berkonsultasi dengan dokter. Bahkan tetap konsultasi ke dokter jika demam turun tetapi kondisi anak belum membaik. Semoga bermanfaat.