Demam Chikungunya – Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasi

Pada musim pancaroba sekarang ini banyak sekali yang mengalami demam, baik anak-anak atau pun orang dewasa. Dengan banyaknya jenis demam yang ada, patutlah kita sebagai orangtua mengetahui lebih banyak mengenai demam-demam yang mungkin dialami oleh anggota keluarga, salah satunya demam chikungunya.

Tiap demam mempunyai sifat dan cirinya masing-masing, termasuk demam chikungunya. Demam chikungunya atau penyakit chikungunya adalah penyakit pada iklim tropis dan seringkali muncul pada musim pancaroba. Penyakit ini disebabkan oleh virus chikungunya yang disebarkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Gejala Demam Chikungunya

Masa inkubasi virus ini hingga muncul gejala awal adalah 3 sampai 5 hari. Setelah itu akan muncul gejala awal yaitu flu dan mata memerah. Beberapa gejala yang muncul pada demam chikungunya hampir sama dengan demam berdarah. Oleh sebab itu upaya pencegahannya pun hampir sama dengan penyakit demam berdarah.

Yang menjadi perbedaannya adalah virus yang menyerang, jika pada demam chikungunya virusnya adalah virus chikungunya, maka pada demam berdarah adalah virus demam dengue. Juga cara penyembuh dari penyakit itu sendiri terdapat perbedaan pula. Kebersihan diri dan lingkungan menjadi salah satu penyebab dari demam chikungunya juga demam berdarah.

Gejala yang mungkin muncul pada demam chikungunya yang penderitanya anak akan berbeda dengan penderita dewasa. Gejala umum pada demam chikungunya adalah :

  1. Sakit perut
  2. Mual
  3. Muntah
  4. Nyeri otot
  5. Sakit kepala
  6. Demam disertai bintik merah pada orang dewasa  atau anak
  7. Kemerahan pada conjungtiva
  8. Pembesaran pada bagian kelenjar getah bening

Gejala pada anak-anak :

  • Demam tinggi secara mendadak
  • Ruam-ruam merah pada kulit
  • Flu
  • Mata memerah

Gejala pada orang dewasa :

Dengan kita mengetahui gejala-gejala yang mungkin timbul pada penderita anak-anak dan dewasa, maka dapat lebih cepat menyadari jika ada anggota keluarga yang terkena demam chikungunya ini terutama pada anak-anak. Namun karena hampir banyaknya persamaan dari demam chikungunya dan ciri demam berdarah pada orang dewasa, maka alangkah lebih baik jika kita mengetahui hal-hal yang menjadi perbedaan diantara keduanya.

  1. Pendarahan

Jika pada demam berdarah sering disertai dengan pendarahan yang hebat, syok atau kejang bahkan kematian, maka pada demam chikungunya hal itu tidak terjadi. Namun penderita akan mengalami kondisi kelumpuhan motorik yang tidak permanen atau hanya sementara saja. Hal ini terjadi karena chikungunya menyerang otot-otot persendian.

  1. Pengobatan dan Perawatan

Jika pada demam berdarah, penderita harus mendapat perawatan dan pengobatan, maka pada demam chikungunya yang termasuk jenis self limiting disease atau penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya. Walaupun demam dapat sembuh sendirinya tanpa melakukan pengobatan namun gejala seperti rasa nyeri pada persendian dan tulang dalam dirasakan dalam waktu yang cukup lama.

  1. Shock

Pada demam berdarah penderita dapat mengalami gejala disertai shock karena adanya kebocoran pembuluh darah, sedangkan pada demam chikungunya hal itu tidak terjadi.

Pengobatan dan Pencegahan Demam Chikungunya

Sama seperti pada cara mengobatai demam berdarah, demam chikungunya ini belum ditemukan obat yang dapat mengatasi secara spesifik. Jika ternyata muncul gejala yang makin parah, alangkah baiknya kita segera membawanya ke layanan kesehatan terdekat.

Pengobatan yang diberikan oleh dokter atau pihak rumah sakit hanya bersifat meringankan atau menghilangkan gejala penyakit demam chikungunya. Misalnya obat anti sakit atau non aspirin analgetik untuk mengatasi gejala penyakit, bisa juga obat penurun panas badan.
Oleh karena itu, lebih baik kita melakukan pencegahan. Tindakan-tindakan cara mencegah demam berdarah dengan 3M yang harus diketahui dan dapat kita lakukan seperti :

  1. Pemberantasan sarang nyamuk.
    Layaknya demam berdarah, demam chikungunya pun menganjurkan program 3M yaitu mengubur sampah kaleng dan botol, menutup tempat penampungan air juga menguras bak mandi. Dan hal itu dilakukan secara rutin.
  2. Melakukan larvasiding dengan bahan kimia.
  3. Ikanisasi,
    Yang dimaksud ikanisasi, yaitu pencegahan dengan memelihara ikan pemakan jentik pada bak-bak air.
  4. Fogging atau pengasapan
    Fogging dapat dilakukan jika dirasa perlu, walaupun tidak dianjurkan karena mengandung pestisida dan solar. Umumnya fogging baru dilakukan jika suatu daerah menjadi endemik demam ini. Pestisida merupakan racun yang data menyebabkan kerusakan otak juga berisiko menjadi penyebab keguguran, kemandulan, kelahiran anak cacat, kanker dan kerusakan genetik. Sedangkan solar sendiri menngeluarkan emisi yang dapat mencemari udara juga merusak kesehatan.
  5. Penyuluhan
    Penyukuhan kesehatan pada masyarakat di daerah yang padat penduduknya mengenai demam chikungunya terutama mengenai bahaya, gejala dan pencegahannya.

Nah, kita sekarang telah mengetahui banyak hal mengenai demam chikungunya. Karena pada dasarnya nyamuk sangat menyukai tempat gelap dan genangan air. Kondisi lingkunganlah yang menentukan tingkat kerentanan penyebaran demam chikungunya. Peran serta seluruh lapisan masyarakat sangatlah memegang peran penting dalam menekan jumlah penderita demam chikungunya. Maka dari itu, marilah kita membiasakan diri selalu bersih diri dan lingkungan.